*PENJELASAN SYARAT-SYARAT LÂ ILÃHA ILLALLÃH* (lanjutan)


 *Pondasi Keislaman Seorang Muslim (8)*

✅Syarat Keempat: Al-Inqiyad,
Yaitu ketundukan yang sempurna kepada Lã Ilãha Illallãh dan kandungannya secara zhahir dan batin dengan melaksanakan apa yang Allah wajibkan dan meninggalkan apa yang Allah larang, yang berlawanan dengan At-Tark yaitu tidak tunduk kepada Lã Ilãha Illallãh dan kandungannya.
➡Allah Azza wa Jalla berfirman:
{ وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ ۗ } [لقمان : 22]
Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah dalam keadaan dia berbuat maka sungguh dia telah berpegang pada Al-Urwah Al-Wutsqo.
(QS.Luqman:22)
➡Berkata Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah:
Allah Ta'ala mengabarkan tentang "orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah" maksudnya mengikhlaskan amalnya kepadaNya, tunduk pada perintahNya, dan mengikuti syariatNya. Oleh karena itu, Allah katakan: "dalam keadaan dia berbuat baik" maksudnya pada amalnya dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang, maka sungguh dia telah berpegang pada Al-Urwatul-Wutsqo.
(Tafsir Ibnu Katsir:6/310)
➡Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma tentang Al-Urwatul-wutsqo:
ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ
Yaitu Lã Ilãha Illallãh.
(Tafsir Ibn Abi Hatim:2/496, sanadnya hasan)
✅Syarat Kelima: As-Shidq,
Yaitu seorang mengucapkan Lã Ilãha Illallãh dengan jujur dari dalam hatinya dan membenarkan makna dan kandungannya, yang berlawanan dengan Al-Kadzib yaitu mengucapkannya akan tetapi hatinya mendustakannya sebagaimana yang dilakukan orang-orang munafik.
➡Allah berfirman:
{أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)}
Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiyarkan saja berkata: "kami telah beriman", dan mereka tidak akan diuji?. Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sungguh Allah mengetahui orang-orang yang jujur (dalam imannya) dan mengetahui orang-orang yang dusta (dalam keimanannya).
(QS Al-Ankabut:2-3)
➡Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّار
"Tidaklah seorang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, jujur dari dalam hatinya, kecuali Allah akan mengharamkan baginya neraka."
(HR.Al-Bukhari, dari Muadz radhiyallahu anhu)
✅Syarat Keenam: Al-Mahabbah,
Yaitu mencintai Lã Ilãha Illallãh, makna dan kandungannya, karena seorang tidak akan mungkin merealisasikannya kecuali dengan cinta, yang berlawanan dengan benci.
➡Allah Ta'ala berfirman:
{وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ} [البقرة : 16
Di antara manusia ada yang menjadikan tandingan-tandingan yang disembah selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman maka mereka sangat mencintai Allah.
(QS.Al-Baqarah:165)
➡Berkata Al-Allamah Hafidz Al-Hakami rahimahullah:
"Allah Azza wa Jalla mengabarkan dalam ayat ini bahwa hamba-hambaNya yang beriman sangat mencintaiNya, hal ini karena mereka tidak berbuat syirik dalam cinta mereka kepada Allah dengan seorang pun, sebagaimana yang dilakukan para pengaku cinta kepadaNya yaitu orang-orang musyrik yang menjadikan sembahan-sembahan selain Allah yang mana mereka mencintainya seperti mencintai Allah."
"Tanda cinta seorang hamba kepada Rabbnya adalah mengedepankan cintaNya sekalipun tidak sesuai hawa nafsunya, dan membenci apa yang Rabbnya benci sekalipun hawa nafsunya menyukainya, dan mencintai orang yang Allah dan RasulNya cintai, dan memusuhi orang yang Allah dan RasulNya musuhi, serta mengikuti RasulNya ﷺ, meniti jejaknya dan menerima petunjuknya."
(Ma'arijul-Qabûl:2/424)
وبالله التوفيق.
Sya'ban 1439 H
✍Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA