Saudaraku, Berhati-hatilah dari riya'


📚 Fawaid At Tauhid

📖

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺇِﻥَّ ﺃَﺧْﻮَﻑَ ﻣَﺎ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙُ ﺍﻷَﺻْﻐَﺮُ ﺍﻟﺮِّﻳَﺎﺀُ ، ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺰَﻯ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﺑِﺄَﻋْﻤَﺎﻟِﻬِﻢْ : ﺍﺫْﻫَﺒُﻮْﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗُﺮَﺍﺅُﻭْﻥَ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ، ﻓَﺎﻧْﻈُﺮُﻭْﺍ ﻫَﻞْ ﺗَﺠِﺪُﻭْﻥَ ﻋِﻨْﺪَﻫُﻢْ ﺟَﺰﺍَﺀً ؟ !
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” [HR Ahmad, V/428-429 dan al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, XIV/324, no. 4135 dari Mahmud bin Labid. Lihat Silsilah Ahaadits Shahiihah, no. 951]

Hal ini karena kasih dan sayangnya (Rasulullah) Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada umatnya, tak ada kebaikan kecuali beliau menunjukkannya dan menyuruhnya kepada umat dan tak ada kejelekan kecuali oleh beliau dijelaskan, beritahukan dan dilarangnya.

Bila syirik terkecil ditakutkan terhadap para shahabat Rasulullah yang sempurna keimanannya, maka bagaimana tidak ditakuti syirik terkecil dan yang lebih besar darinya, terhadap orang yang ilmu dan keimanannya ada di bawah mereka?
(Fath AlMajid Syarh Kitab AtTauhid hal 95)

Faedah hadis:

1. Riyā’ (ria), menurut bahasa bermakna ‘menampakkan’, sedangkan menurut istilah bermakna ‘berbuat baik dengan niat agar manusia melihat dan memujinya’. Maka dari itu, engkau akan melihat seorang yang berbuat ria membaguskan amalannya di hadapan orang lain, dan tidaklah dia niatkan (sebagai amal) ketaatan kepada Allah Ta‘ālā dengan membaguskan amalannya tersebut.

2. Di antara sebab-sebab inti (yang mendasari) perbuatan ria:
a) Cinta ketenaran (suka popularitas, ingin dikenal).
b) Cinta kekuasaan (ingin jabatan).
c) Lemahnya iman.

3. Bahaya yang ditimbulkan akibat ria:
a) Tidak diterimanya amalan (yang bercampur ria) di sisi Allah Ta‘ālā.
b)Hilangnya kepercayaan ditengah-tengah manusia (dengan meluasnya ria, maka masing-masing orang akan menaruh kecurigaan kepada yang lain).

4. Sungguh Allah Ta‘ālā telah menjadikan dua syarat pokok diterimanya amal:

 a) Hendaknya amal itu amal saleh yang benar, disyariatkan, dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.

b) Hendaknya amalan itu ikhlas (murni) untuk dan hanya karena Allah semata, jauh dari berbagai macam kesyirikan baik syirik besar maupun kecil. Dan di antara perbuatan syirik adalah ria.

📘 Sudah luruskah Aqidah kita? (Ustadz Hamdan Abu Nabhan)

Kitab Tauhid (Abu Abdillah Muhammad Yusran Al Jawi)

💻 risalah12.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA