IMAN KEPADA ALLAH


๐Ÿ“šMajelis Syarah Ushulul Iman

๐Ÿ“‹ Ikhwatu Iman hafidzahumullah, Alhamdulillah dengan izin Allah yang Maha Pemurah kita memulai majelis kita di Mutiara Arrisalah dan kita kemarin telah menegakkan berbagai ibadah di bulan ramadhan, semoga Allah menerima amalan2 kita. Kita tiba di bulan syawwal maka tingkatkanlah amal2 shalih kita. Juga senantiasa menuntut ilmu untuk meng ishlah kan amal2 kita dan beristiqamah Kita mengkaji kitab ini mulai dari rukun iman yang pertama yaitu Iman kepada Allah

๐Ÿ“š

 Iman kepada Allah mencakup empat hal: Beriman kepada keberadaan Allah, Rububiyah nya, Uluhiyah nya dan Asma wa Sifatnya.

Iman  kepada  Allah   artinya  meyakini  bahwa Allah  adalah  Rabb  segala  sesuatu,  Penciptanya, Pemiliknya,  dan  Pengatur  seluruh  alam.  Bahwa  hanya Allah  yang  berhak  untuk  disembah,  tidak  ada  sekutu bagi-Nya,  dan  semua  yang  disembah  selain  Allah adalah  batil.  Dan  bahwa  Allah memiliki  Nama-nama yang  mulia  serta  memiliki  Sifat-sifat  yang  sempurna,  dan suci  dari  segala  macam  kekurangan  dan  aib.

1. Beriman kepada keberadaan Allah ๐Ÿ‰.

 Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’, dan indera.

a. Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Dan kenyataan ini diakui oleh setiap orang yang memiliki fitrah yang benar  yang di dalam hatinya tidak terdapat sesuatu yang memalingkannya dari fitrah ini.  

Rasulullah bersabda,“Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari).

b.  Bukti akal tentang wujud Allah adalah proses penciptaan semua makhluk, bahwa semua makhluk pasti ada yang menciptakan. Karena tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara kebetulan.  Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, karena makhluk sebelum diciptakan tentulah ia tidak ada, dan sesuatu yang tidak ada, mustahil mampu menciptakan sesuatu.  Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan, karena setiap yang diciptakan pasti membutuhkan pencipta. Adanya makhluk dengan aturan- aturan yang harmonis, tersusun rapi, dan adanya hubungan yang erat antara sebab dan musabab, antara alam semesta satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena sesuatu yang ada secara kebetulan, pada awalnya pasti tidak teratur, maka bagaimana mungkin kemudian dia menjadi teratur dan tetap bertahan teratur tanpa ada faktor lain. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam. Allah  ๐Ÿ‰  menyebutkan dalil aqli (akal) yang qath’i dalam surat  Ath- thur:

“Apakah mereka  diciptakan  tanpa  sesuatupun, ataukah  mereka  yang  menciptakan  (diri mereka sendiri)?”  (  QS. Ath-thur: 35).

Dari ayat di atas jelaslah bahwa makhluk tidak diciptakan tanpa pencipta, dan makhluk tidak menciptakan dirinya sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan makhluk adalah Allah. Maka sebagai Makhluk, kita harus beriman dan menyempurnakan ibadah kepadaNya.

In syaa Allah kita lanjutkan bagian ini dimajelis ini berikutnya,

Untuk Ikhwatu Iman yang menghadiri majelis maghrib ini, agar datang lebih awal karena akan langsung mulai setelah shalat Maghrib.

Baarakallahu fiikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA