Waspada Terhadap Perusak


📖

 Agar amal-amalnya tidak terurai kembali, seorang alumni madrasah  Ramadhan  selain  dituntut  untuk  konsisten  menjalankan ibadah yang telah banyak dilakukannya di bulan Ramadhan, ia juga  hendaknya  menjauhi  segala  dosa  dan  keburukan  yang  telah dihindarinya di bulan tersebut.

 Karena orang yang telah melakukan berbagai amal ibadah diibaratkan seperti orang yang telah merajut dan memintal benang menjadi lembaran-lembaran kain dengan penuh susah payah. Sedang orang yang melakukan kemaksiatan dengan meninggalkan perintah-perintah Allah atau mengerjakan larangan-laranganNya setelah banyak beribadah seperti orang yang mengurai kembali pintalan kain yang telah dirajutnya.

 Inilah yang disindir Allah dalam firman-Nya yang artinya: "Dan janganlah kamu  seperti  seorang  perempuan  yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain." [QS. An-Nahl: 92]

 Dapat dibayangkan betapa buruk sikap dan tindakan seseorang yang telah bersusah-payah merajut dan memintal benang satu persatu agar  dapat menjadi  sehelai  kain dan  selembar pakaian hingga sempurna kemudian setelah itu ia kembali membongkar dan merusak tenunan tersebut. Analogi ini menggambarkan kondisi sebagian orang yang tatkala Ramadhan telah berlalu, ia kembali melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Padahal selama sebulan penuh dia bersungguhsungguh mengerjakan shalat secara berjamaah, melaksanakan shalat tarawih atau qiyamullail, puasa, berinfak dan bersedekah, berdoa dan zikir, merendahkan diri dan menangis karena Allah, tetapi setelah Ramadhan berlalu, hal itu mulai ditinggalkan lalu kembali bergelimang dengan dosa dan kemaksiatan.

📝 Dari Buku Andaikan Ramadhan ini terakhirmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA