SEMAKIN BANYAK ILMU SEMAKIN HEBAT DAN GIGIH BERAMAL



Sungguh sangat bagus ucapan Al-Fudhail Bin ‘Iyadh :
(لا يزال العالم جاهلاً حتى يعمل بعلمه فإذا عمل به صار عالماً)
“Seorang alim tetap dikatakan jahil sebelum ia mengamalkan ilmunya, jika ia mengamalkannya maka barulah ia dikatakan seorang alim.”
Ucapan ini mengandung makna yang dalam. Seseorang mempunyai ilmu namun tidak diamalkan maka ia tetap dikatakan jahil (bodoh). Mengapa?
Karena tidak ada yang membedakan antara dirinya dengan orang yang jahil (bodoh) jika dia memiliki ilmu tapi dia tidak mengamalkan ilmunya. Seseorang yang berlimu tidak dikatakan ‘alim/ulama yang tulen kecuali jika ia mengamalkan ilmunya.
Kemudian, amalan adalah hujjah bagi seseorang juga merupakan sebab mapan dan tetapnya ilmu tersebut pada dirinya. Oleh karena itu Anda mendapatkan seorang yang mengamalkan ilmunya dapat mengingat ilmu tersebut dengan baik. Adapun yang tidak mengamalkannya maka ilmu tersebut akan dengan mudah terlupakan. Berkata sebahagian salaf;
(كنا نستعين على حفظ الحديث بالعمل به)
“Upaya kami dalam menghafal hadits adalah dengan cara mengamalkannya”
[Lihat buku Iqtidha’ Al-Ilmi Al-‘Amal].
Juga sebagaimana yang dikatakan sebahagian ulama:
(من عمل بما علم أورثه الله علم ما لم يعلم،
ومن لم يعمل بما علم أوشك الله أن يسلبه ما علم)
“Barangsiapa yang mengamalkan ilmunya maka Allah Ta’ala akan menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya dan barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka dikhawatirkan Allah Ta’ala akan menghapus semua ilmunya.”
Sebahagian orang mengatakan bahwa ini adalah hadits [Seperti Al-Baidhawy dalam buku Tafsimya ketika mengomentari Firman Allah
[وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطاً مُسْتَقِيماً].
Lihat Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim (10/15).].
Padahal yang benar tidaklah demikian, tetapi ini adalah atsar yang disebutkan Syeikhul Islam. [Lihat Silsilatu Ahadits Dha’ifah Karya Al-Albany 4 (1/423, no 422)]
Allah akan mewariskan ilmu yang belum ia ketahui, maknanya ialah bahwa Allah Ta’ala akan menambahkan keimanan dan menerangi bashirahnya serta akan membukakan untuknya berbagai cabang ilmu. Oleh karena itu Anda mendapatkan seorang alim yang beramal akan bertambah ilmunya dan Allah akan memberkahi waktu dan ilmunya. Dalilnya dalam Al-Qur’an, firman Allah :
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْواهُمْ
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaannya. ” [Muhammad : 17]
Berkata Asy-Syaukany :
(زادهم إيماناً وعلمًا وبصيرة في الدين، أي : والذين اهتدوا إلى طريق الخير فآمنوا بالله وعملوا بما أمرهم به زادهم إيماناً وعلمًا وبصيرة في الدين)
Allah akan menambahkan keimanan, ilmu dan pengetahuan mereka dalam agama, yakni orang-orang yang mendapat petunjuk ke jalan yang baik, beriman kepada Allah dan rnengamalkan apa yang diperintahkan akan bertambah keimanan, keilmuan dan pengetahuannya dalam agama.[Fathul Qadir (5/35)]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA