Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Penyakit hati

Penyakit hati atau  (psychoses) adalah kelainan kepribadian yang ditandai oleh mental dalam (profound-mental), dan gangguan emosional yang mengubah individu normal menjadi tidak mampu mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dua istilah yang dapat diidentifikasikan dengan psychoses ini adalah insanity dan dementia. Insanity adalah istilah resmi yang menunjukkan bahwa seseorang itu kacau akibat dari tindakannya. Pada saat lain istilah demensia digunakan untuk kebanyakan kelainan mental, tetapi secara umum kini diinterpretasikan sebagai sinonim dengan kekacauan mental (mental disorder) yang menyolok. Sebab mereka sering melakukan tingkah laku yang semaunya sendiri. [1] Seseorang yang diserang penyakit hati kepribadiannya terganggu dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemanya. Seringkali orang yang sakit jiwa tidak merasa  bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal, bahkan lebih baik

Makin berilmu, ia tawadhu'

Tingginya Ilmu & Keimanan seseorang, seharusnya menjadikannya tawadhu' dan tidak sombong. Mas'am telah berkata,: "Aku berjalan bersama Abu Hanifah. Tanpa sengaja beliau menginjak kaki anak kecil. Maka anak kecil tersebut berkata kepada Abu Hanifah: "Ya syaikh, tidak takutkah engkau terhadap qishash pada hari kiamat nanti?" Mas'am berkata: "Maka Abu Hanifah langsung pingsan, kemudian beliau aku bangunkan hingga sadar kembali. Lalu aku bertanya pada beliau: Wahai Abu Hanifah, apakah yang menyebabkan hatimu sangat terpukul terhadap anak kecil ini? Abu Hanifah berkata: Aku sangat takut, bila ucapan anak itu benar-benar terjadi. (Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyah li ath-Thifli hal. 321. Manaqib Abi Hanifah oleh Imam Al-Muwafiq bin al-Makkiy) Sesungguhnya seseorang semakin ia mengenal Rabb-nya dan semakin dekat ia kepada Allah Ta’ala, akan semakin besar rasa takutnya kepada Allah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku yang paling

PELAJARAN DARI SEEKOR SEMUT

♻ ▪〰▪〰▪〰▪ ▪ Asy Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata : وقد حدثني شيخنا المثابر عبدالرحمن السعدي ـ رحمه الله ـ أنه ذكر عن الكسائي إمام أهل الكوفة في النحو أنه طلب النحو فلم يتمكن، وفي يوم من الأيام وجد نملة تحمل طعاماً لها وتصعد به إلى الجدار وكما صعدت سقطت ، ولكنها ثابرت حتى تخلصت من هذه العقبة وصعدت الجدار فقال الكسائي: هذه النملة ثابرت حتى وصلت الغاية، فثابر حتى صار إماماً في النحو. ولهذا ينبغي لنا أيها الطلبة أن نثابر ولا نيأس ، فإن اليأس معناه سد باب الخير، وينبغي لنا ألا نتشاءم بل نتفاءل وأن نعد أنفسنا خيراً.. "Guru kami yang penyabar Abdurrahman As Sa’di rahimahullah mengkabarkan kepada kami : Bahwasanya beliau menyebutkan kisah tentang Al-Kisaa’i, seorang imam Ahli Kufah di bidang ilmu nahwu, bahwasanya beliau pernah belajar ilmu nahwu namun tidak kokoh (gagal). Pada suatu hari dia mendapati seekor semut membawa makanannya dan ia membawanya sambil memanjat dinding. Dan setiapkali memanjat ia terjatuh, akan tetapi ia terus bersabar sampai ia berhasil melampaui

DAHULUKANLAH AKHERAT DIBANDING DUNIA

✔️ ▫️Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafidzahullahu: أيُّها الناس، اتقوا الله تعالى، واعملوا أنَّ الله خلق الدنيا والآخرة، وخلق هذا الإنسان وابتلاه بينهما، فإنَّ آثر الدنيا على الآخرة باء بغضبي الله سبحانه وتعالى وعذابه، وإنَّ آثر الآخرة على الدنيا فإنَّه يكونُ رابحاً بدُنياه وآخرته. Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah ta'ala... ❗️Ketahuilah bahwa Allah menciptakan dunia dan akherat. Dan Allah menciptakan manusia serta mengujinya dengan keduanya. Apabia ia lebih mementingkan dunia atas akherat, maka ia akan mendapat kemurkaan dan adzab dari Allah subhanallahu wa ta'ala. ✔️Namun apabila ia lebih mementingkan akheratnya, maka ia akan mendapatkan keberuntungan dunia dan akheratnya. Sumber artikel: https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/13667 ======== Forum Salafy Purbalingga ↗JOIN dengan kami di chanel: http://telegram.me/ForumSalafyPurbalingga

Kewajiban-Kewajiban Wudhu dan Tatacaranya

Ayat yang pertama Firman-Nya Ta'aalaa : ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮٓﺍ۟ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺘُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﭐﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻓَﭑﻏْﺴِﻠُﻮﺍ۟ ﻭُﺟُﻮﻫَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻳْﺪِﻳَﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﭐﻟْﻤَﺮَﺍﻓِﻖِ ﻭَﭐﻣْﺴَﺤُﻮﺍ۟ ﺑِﺮُﺀُﻭﺳِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺭْﺟُﻠَﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﭐﻟْﻜَﻌْﺒَﻴْﻦِ ۚ "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki" (QS. Al Maidah : 6). Makna "apabila kamu hendak mengerjakan shalat" adalah perintah untuk berwudhu pada saat hendak sholat, yakni hal ini wajib bagi yang berhadats (tidak punya wudhu) dan sunnah / dianjurkan bagi yang masih suci alias punya wudhu (Tafsir Ibnu Katsir, III/44). Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ﻻ ﻳَﻘْﺒَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺻَﻼﺓَ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﺇﺫَﺍ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄَ “Allah tidaklah menerima shalat salah seorang di antara kalian ketika ia berhadats sampai ia berwudhu.” Al-Imam Bukhari meriwayatkan dalam &quo

TIDAKKAH MEREKA MEMAHAMI KEBATILAN SYIRIK

Fawaid At Tauhid Allah Ta’ala berfirman : أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ. “Patutkah mereka berbuat syirik (dengan menyembah selain Allah) yang tidak dapat menciptakan apa-apa, bahkan mereka itu diciptakan (oleh Allah)? Padahal, (sembahan-sembahan selain Allah) itu tidak mampu menolong (orang-orang musyrik) juga tidak sanggup menolong diri mereka sendiri.” [Al-A’râf: 191-192] ⚡️ Allah mencela kaum musyrikin karena mereka menyembah bersama Allah sembahan-sembahan yang tidak bisa menciptakan sesuatu dan tidak memiliki hak untuk disembah, serta tidak mampu melindungi orang-orang yang menyembahnya dari bahaya, bahkan tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari bahaya. Kalau keadaannya seperti ini maka batillah penyeruan/penyembahan kepada mereka. Karena makhluk tidak mungkin bisa menjadi sekutu bagi khaliq/pencipta, sedang yang lemah tidak akan menjadi sekutu bagi Yang Maha Kuat yang tidak ada

RAHASIA KECERDASAN

Allah ta’ala berfirman: ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻳُﻌَﻠِّﻤُﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ “Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu.” (QS. Al-Baqoroh: 282) Allah ta’ala juga berfirman: ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻥْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻜُﻢْ ﻓُﺮْﻗَﺎﻧًﺎ ﻭَﻳُﻜَﻔِّﺮْ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺫُﻭ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda antara kebenaran dan kebatilan) dan menghapuskan segala kesalahan-kesal ahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal: 29) Al-Imam Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata: ﻭﺍﺳﺘﺪﻝ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻳُﻌَﻠِّﻤُﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ { ﺃﻥ ﺗﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﺳﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺣﺼﻮﻝ ﺍﻟﻌﻠﻢ ، ﻭﺃﻭﺿﺢ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ } : ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻥْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻜُﻢْ ﻓُﺮْﻗَﺎﻧًﺎ { ﺃﻱ : ﻋﻠﻤﺎ ﺗﻔﺮﻗﻮﻥ ﺑﻪ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ ، ﻭﺍﻟﺤﻖ ﻭﺍﻟﺒﺎﻃﻞ. Firman Allah ta’ala, "Dan ber

Hadits Tadabbur

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم . 988. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, katanya: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat -yakni pertolongan- kepada orang-orang yang memilikinya.” (Riwayat Muslim) Maksudnya kata “memilikinya” ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi. وعَن النَّوَّاسِ بنِ سَمعانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : «يُؤْتى يوْمَ القِيامةِ بالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الذِين كانُوا يعْمَلُونَ بِهِ في الدُّنيَا تَقدُمهُ سورة البقَرَةِ وَآل عِمرَانَ ، تحَاجَّانِ عَنْ صاحِبِهِمَا » رواه

Khutbah Jumat- Kebaikan Penentu Akhir Kehidupan

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَن

JALAN KEBAHAGIAAN HAKIKI

ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻃُﻮﺑَﻰ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﻣَﺂﺏٍ “Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS ar-Ra’du: 29) Setiap orang mendambakan kebahagiaan dengan merancang berbagai rencana dan melakukan ragam upaya semata-mata untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Di dalam al-Qur’an Surat al-Lail menunjukkan tiga karakter orang yang menemukan kebahagiaan dan juga karakter orang yang dirundung derita : ﺇِﻥَّ ﺳَﻌْﻴَﻜُﻢْ ﻟَﺸَﺘَّﻰ ‏( ٤ ‏) ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﻣَﻦْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻭَﺍﺗَّﻘَﻰ ‏( ٥ ‏) ﻭَﺻَﺪَّﻕَ ﺑِﺎﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ‏( ٦ ‏) ﻓَﺴَﻨُﻴَﺴِّﺮُﻩُ ﻟِﻠْﻴُﺴْﺮَﻯ ‏( ٧ ‏) ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﻣَﻦْ ﺑَﺨِﻞَ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻨَﻰ ‏( ٨ ‏) ﻭَﻛَﺬَّﺏَ ﺑِﺎﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ‏( ٩ ‏) ﻓَﺴَﻨُﻴَﺴِّﺮُﻩُ ﻟِﻠْﻌُﺴْﺮَﻯ ‏( ١٠ ) “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakh