Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

HUKUM ORANG YANG JATUH DALAM KESYIRIKAN KARENA KEBODOHANNYA

Soal : Samaahatus Syaikh dalam salah satu kesempatan kawanku menyebutkan bahwa orang yang melakukan kesyrikan atau kekufuran maka ia dikafirkan. Lalu yang berkata : "ucapanmu itu keliru, karena harus diiqomatul hujjah pertama kali". Yang lain berkata : "dalam masalah tauhid tidak diberikan uzur kebodohan padanya, karena ini diketahui secara fitrah". Kemudian terjadi perdebatan panjang seputar masalah ini. Maka bagaimana hukum agama dalam pandangan anda terkait masalah ini. Yang mengherankan masing-masing fanatik dengan pendapatnya. Maka berikan arahan kepada kami wahai samaahatus Syaikh? Jawab : Jika orang musyrik ini berada ditengah-tengah kaum muslimin, maka diingkari dan diberi tahu bahwa ini adalah syirik, karena perkara ini tidak tersembunyi baginya, diberitahu bahwa ini syirik dan dimintai taubat, jika mau bertaubat (maka ini yang diharapkan, pent.), Jika tidak mau, maka dibunuh ketika disidangkan di mahkamah syar'iyyah. Jika dikhawatirkan ia jahil

Kunci Iman Kuat Zaman Now

Oleh: Rizky Ramadhan ramdhanrizky88@gmail.com Hp: 085703330418 Keimanan merupakan anugerah dari Allah Ta’ala untuk hamba yang disayangi-Nya. . لَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُون “Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hati kalian serta menjadikan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al-Hujurat: 7). Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut. الإيمان يزيد وينقص Iman itu bertambah dan berkurang Keutamaan iman yang kuat: •    الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِل اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah subhanahu wa ta’ala daripada mukmin y

Jangan Pernah Merasa Sudah Berilmu !

Masih dalam seri 5 menit lebih dekat bersama Rasulullah saw di bulan kelahiran beliau. Seri keempat dari pelajaran-pelajaran akhlak Nabi yang bisa kita petik dari ayat Al-Qur’an adalah : Jangan pernah merasa sudah berilmu ! Allah swt selalu mendorong hamba-Nya untuk menambah ilmu. Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki karena orang yang paling sombong adalah yang merasa telah mengetahui segalanya. Tengoklah pribadi mulia Rasulullah saw. Yang telah diberi oleh Allah segala ilmu di masa lalu dan yang akan datang. وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ “Dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui.” (QS. An-Nisa’ (4) : 113) Namun disisi lain Allah mendidik Nabi-Nya yang telah diberi berbagai ilmu untuk terus memohon tambahan ilmu dari-Nya. وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” (QS. Tha-Ha (20) : 114) Artinya, apabila Rasulullah saw yang telah diberi semua ilmu oleh Allah kemudian diperintahkan untuk

MUHARRAM DI PERSIMPANGAN JALAN PEMIKIRAN

1. Pertama; Menurut orang syiah, muharram adalah hari meratap, hari bersedih dan waktu berkabung, mereka membuat ritual melukai diri untuk meratapi kematian Hussein radhiyallahu 'anhu. 2. Kedua; Menurut orang kejawen, muharram atau suro adalah bulan yang penuh mistik, bulan keramat, bulan nyadren, ngaduse keris dst... kebanyakan kaum kejawen tak mau menikahkan anaknya dan membuat walimah di bulan yang dianggap keramat ini. 3. Ketiga; menurut orang Yahudi, bahwa bulan muharram atau tepatnya hari 'asyura 10 muharram adalah hari raya bagi mereka, Dari Abu Musa Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan: ﻛﺎﻥ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﺗﻌﺪﻩ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻋﻴﺪﺍً ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ‏« ﻓﺼﻮﻣﻮﻩ ﺃﻧﺘﻢ ». Dulu hari Asyura’ dijadikan orang yahudi sebagai hari raya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian.” (HR. Al Bukhari) 4. Keempat; Menurut sebagian kaum pergerakan, Muharram adalah bulan instropeksi dan evaluasi diri maka mereka menyongsong bulan ini denga

Semua urusan menjadi kebaikan bagi Mukmin

عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. رواه مسلم Dari Shuhaib, ia berkata,"Rasulullah. bersabda,'Betapa mengagumkan perkara orang mukmin, karena sesungguhnya semua urusannya baik. Dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, (sebab) bila orang mukmin itu tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa kesulitan, ia bersabar dan sabar itu baik baginya."H.r. Muslim no.5318 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ. رواه البخاري Dari Abu Hurairah dari Nabi. beliau bersabda,"Setiap muslim yang ditimpa suatu penyakit, keletihan, kekhawatiran,

Allah beristiwa di atas Arsy

Point penting Materi Kuliah Mafatihul 'ilm : Dari Kuliah Sabtu Ustadz Dzulqarnain M Sunusi 1. Dalil-dalil bahwa Allah beristiwa' di atas 'Arsy Dalil dari Al-Qur'an Surah Al-A’raf: 54 Surah Yunus: 3 Surah Ar-Ra’d: 2, Surah Al-Furqan: 59 Surah As-Sajdah: 4 Surah Al-Hadid: 4 Semuanya dengan lafazh ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ Surat Thaha : 5 dengan lafazh ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ Dalil dari As-Sunnah Hadits Abu Hurairah rodiallahu’anhu, bahwa Nabi shollallahu ’alaihi wasallam bersabda: ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍْﻷَﺭَﺿِﻴْﻦَ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ، ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ Hadits Jariyah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada budak wanita tersebut dengan pertanyaan, ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪُ “Di mana Allah?” Dia menjawab, ﻓِﻰ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ “Di atas langit.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Siapa saya? ” Budak itu menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa s