Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Mutiara Hikmah

Mutiara Hikmah Perjanjian diantara kami dan mereka adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya adalah kufur. Qubaish berdo’a,” Ya Allah berilah aku teman yang shaleh”. Ada Abu Hurairah menceritakan do’anya, lalu dia meminta kepadanya nasihat. Maka nasehatnya ,“ sesungguhnya yang pertama dihisab adalah shalatnya.

makna sabar

Segala puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Qs. Al-Imran :200) Orang- orang yang beriman akan memenangkan kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat nanti wasiat ini ditutup dengan kesabaran akan keataan dan kesabaran atas syahwat keduniaan. Makna sabar adalah menahan atau memenjarakan yang ditegaskan dengan perintah Zaid bin Aslam menafsirakn bersabar akan musuh- musuh agama. Al hasan menafsirkan bersabar dalam mendirikan shalat yang lima waktu. Menahan diri dari syahwat atau al-hawa (banyak keinginan). Atha dan Al Qurazhi menafsirkan bersabar akan semua yang telah di janjikan : Janganlah berputus asa dan tunggulah saat datangnya kesenangan dan kebahagiaan. Bersabar yang dilakukan Nabi Yusuf ‘Alaihi

Mutiara Hikmah

Orang yang berhijrah yaitu meninggalkan perbuatan yang dibisikkan oleh nafsu amarah dan meninggalkan perbuatan bisikkan syetan. Seakan-akan orang yang berhijrah diperntahkan seperti itu,agar hijrah mereka lakukan tidak hanya berpindah tempat saja, tetapi lebih dari itu, mereka benar-benar melaksanakan perintah syari’at dan meninggalkan larangannya, Orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah berarti ia telah melaksanakan hakikat hijrah (Ibnu Hajar Al-Asqolani)

khairu ummat 2

Segala puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya,, Pembaca yang senantiasa diberi petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Kajian mengenai umat terbaik kita perjelas pemahaman kita dengan memahami potongan ayat qs Ali ‘Imran 110. Allah memberitahukan kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa mereka adalah sebaik-baik umat. Untuk itu Allah Swt. berfirman: Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Ali Imran: 110) Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebaik-baik manusia untuk umat manusia, kalian datang membawa mereka dalam keadaan terbelenggu pada lehernya dengan rantai, selanjutnya mereka masuk Islam. Makna lainnya yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia. Dengan kata lain, mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia yang paling bermanfaat buat umat manusia. Karena itu, dalam firman selanjutnya diseb

Hadits

Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Jika agamanya lemah, maka dia akan diuji sesuai kadarnya (ringan). jika imannya kokoh, maka dia akan diuji sesuai kadarnya (berat). Seseorang diuji terus menerus hingga dia brjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa (HR. bukhari)

Mutiara Hadits

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Tiga perkara yang merusak dan tiga perkara yang menyelamatkan. Perkara yang merusak adalah pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujub (merasa bangga) terhadap dirinya. Sedangkan perkara-perkara yang menyelamatkan adalah berlaku adil ketika sedang marah, rela dan tetap sederhana pada saat fakir (sangat butuh) maupun ketika kaya, serta takut kepada Allah pada saat rahasia, sepi maupun terang-terangan (HR. Thabrani dalam shahih jami’us shagir)

Khairu ummat (Umat Terbaik)

Segala puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya,, Pembaca mungkin masih ingat mengenai pembahasan haqqo tuqotih (sebenar-benarnya taqwa). Maka kita akan melanjutkan tafsir ali ‘imran yakni ayat 104-109. (104)  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. ( 105 )   Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, ( 106 )   pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". ( 107 )   Adapun orang-orang yang putih