Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Hadits Tentang 70.000 Orang Yang Masuk Surga Tanpa Hisab

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan hadits bahwa 700.000 orang akan masuk surga, sedangkan generasi awal saja mungkin jumlah mereka sudah mencapi 700.000. Apakah ada tafsir lain tentang hadits ini? Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Barangkali maksud anda wahai penanya adalah hadits tentang 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad serta yang lainnya dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Kalau anda memperhatikan hadits ini, akan hilanglah -insya Allah- ketidakjelasan yang tercermin dalam pertanyaan anda. *) Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata: "Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku se

siapakah orang yang bangkrut

Suatu hari Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bertanya kepada para sahabat, "Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?'' Para sahabat pun menjawab, "Ya, Rasulullah, orang yang bangkrut adalah mereka yang tidak lagi mempunyai uang dan harta.'' "Bukan itu," jawab Rasulullah. "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat membawa pahala shalat,puasa, dan zakat.Namun, mereka suka mencuri, menjelek-jelekkan orang lain,suka memakan harta orang lain (korupsi), menumpahkan darah, dan memukul orang lain tanpa hak.'' Dengan demikian, kata Rasulullah,pahala shalat, puasa,dan zakat orang itu dialihkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala kepada si B, si A, dan si C, yaitu orang yang dicaci, dicuri hartanya, dan dibunuh. "Akan tetapi,pahala kebaikan orang yang pailit itu habis sebelum tertebus semua kejahatannya,sampai-sampai ganjaran kejahatan orang lain dibebankan kepadanya, lalu ia dilemparka

Takhrij Hadits Do’a Buka Shaum Dzahaba Al-Zhama’u

Takhrij Hadits Do’a Buka Shaum Dzahaba Al-Zhama’u Berdo’a ketika hendak berbuka shaum sangat dianjurkan. Namun adakah do’a khusus yang dicontohkan oleh Nabi saw ? Mengingat ada yang berpendapat sebagai berikut : اعلم أن الأحاديث التى رويت في الدعاء الإفطار كلها ضعيفة لا يثبت منها شيء. “Ketahuilah, bahwa hadis-hadis yang diriwayatkan tentang doa buka shaum seluruhnya dhaif tidak ada yang kuat sedikitpun.” [1] Berkaitan dengan doa buka shaum, ternyata banyak hadis yang menjelaskannya. Menurut penelitian penulis sementara, hadis-hadis tersebut antara lain bersumber dari 6 orang sahabat, dengan redaksi yang berbeda-beda. Pada tulisan ini, penulis akan mencoba memaparkan salah satu dari do’a tersebut, yakni takhrij hadis “Dzahaba al-zhama’u …” Apakah do’a tersebut hadisnya dha’if atau tidak ? Bisa diamalkan atau tidak ? A. Teks Hadits Nabi saw. Apabila hendak berbuka shaum membaca do’a : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ ا

Penjelasan Ayat-ayat Shaum (2)

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (184)   (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Qs Albaqarah: 184) Artinya, orang yang sakit dan musafir tidak puasa di saat sakit dan bepergian, mengingat puasa memberatkan keduanya, bahkan keduanya boleh berbuka dan mengqadai puasa yang ditinggal-