Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

ashnaf zakat

*Info Kajian Ramadhan* _*Bagian 31*_ 🐪🐪🐪🐪🐪🐪🐪🐪🐪🐪 *Ushlub (Gaya Bahasa) Al-Quran At Taubah : 60, Tentang mustahik Zakat* Dalam mengungkap sasaran (masharif) zakat di atas Al-Quran menggunakan ushlub (gaya bahasa) sastra yang bernilai tinggi, yaitu pada ayat di atas terdapat dua huruf yang masing-masing mengiringi empat ashnaf pertama dan empat ashnaf kedua. ➡ _*Ashnaf pertama diiringi huruf laam(ل)*_ ➡ _*dan ashnaf kedua diiringi huruf ( في).*_ Huruf laam mengiringi kalimat: لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ *al-fuqaraa, al- masaakiin, al-’amiliin, dan al-muallaf quluubuhum,* sebagai empat ashnaf pertama. Sedangkan huruf fie mengiringi kalimat: وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ *ar-riqaab, al-ghaarimiin, sabiilillaah, dan ibnus sabiil,* sebagai empat ashnaf kedua. Penempatan kedua huruf tersebut (ل dan في) tentunya bukan suatu kebetulan, tetapi pasti mengandung nukt

MEROKOK MEMBUNUHMU

🚭🚭🚭"🚑🚑🚑🏥 ADA APA DENGAN ROKOK..? ANDA PEROKOK..? DI BACA DULU YAAA, BISA HIDUP LEBIH SEHAT BILA ANDA BERHENTI MEROKOK' Home » Gaya Hidup » 74 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubuh Yang Mematikan 74 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubuh Yang Mematikan Anda perokok? Hampir setiap perokok pada dasarnya sudah mengetahui beberapa bahaya yang bisa disebabkan oleh rokok. Beberapa bahaya yang sudah tertera mulai dari penyakit jantung hingga disebutkan juga dapat menyebabkan kematian tetap tidak membuat para perokok apalagi mereka yang sudah termasuk perokok akut tidak bergeming. Bahkan, riset telah membuktikan bahwa para perokok ini, cenderung menyepelekan akibat-akibat yang bisa ditimbulkan dari merokok. Penelitian Tentang Bahaya Merokok bahaya merokokTahukah anda, jika jumlah kematian yang di akibatkan oleh rokok mencapai kurang lebih 239.000 kematian? Angka ini hampir sama dengan jumlah kematian yang diakibatkan oleh tsunami Aceh pada tahun 2004. Di Amerika, jumlah kema

Penjelasan Makna Iman (1)

📚 Syarah Ushulul Iman 📖 Iman adalah membenarkan dalam hati, mengucapkan  dengan  lisan,  dan  mengamalkan  dengan anggota  badan.  Iman  bertambah  dengan  ketaatan  dan berkurang  dengan  kemaksiatan. Iman  memiliki  rukun (pilar  pokok),  sebagaimana  pertanyaan  Malaikat  Jibril  kepada Rasulullah  a; :  “Beritahukan  kepadaku  tentang  Iman.”  Rasulullah  a menjawab,  “Engkau  beriman  kepada  Allah,  kepada  para Malaikat-Nya,  Kitab-kitab-Nya,  kepada  Rasul-rasul-Nya, kepada  Hari  Kiamat  dan  kepada  takdir  yang  baik maupun yang buruk.” (Hr. Muslim) Selain  enam  rukun  iman  di  atas,  iman  juga memiliki  enam  puluh  atau  tujuh  puluh  cabang.  Sebagaimana  diriwayatkan  dari  Abu  Hurairah  ia berkata, Rasulullah  bersabda;ُ  . “Iman  itu  memiliki  tujuh  puluh  atau  enam  puluh  cabang. Yang  paling  tinggi  adalah  ucapan  “Laa  Ilaha  Illallah” (Tidak  ada  Sesembahan  yang  berhak  untuk  disembah selain  Allah),  yang  paling  rendah  adalah  menghi

HATI YANG MATI

*Seri _Muhasabah_ 10* *HATI YANG MATI* Hati yang mati itu tidak ada bedanya dengan jasad yang sudah tidak bernyawa. Walaupun dipukul, dicubit, bahkan diiris sekalipun, ia tidak akan merasakan apa-apa. Maka ketika orang yang hatinya telah mati melakukan perbuatan baik atau pun buruk rasanya akan sama saja, biasa-biasa saja, dan tidak ada nilainya sama sekali. Ada 2 ciri utama hati yang mati, yaitu: (1) selalu menolak  kebenaran dari Allah; dan (2) selalu melakukan kerusakan/berlaku dzalim kepada sesama makhluk hidup, bahkan terhadap dirinya sendiri. Hati yang mati secara tersirat disinggung dalam surat Al-Baqarah ayat 7 yang artinya: “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang berat”. Terdapat sebuah kisah dalam riwayat Ibrahim bin Adham atau dikenal juga dengan nama Abu Ishaq, yang sedang berjalan di pasar Bashrah dan orang-orang mengerumuninya, lalu ada seorang yang  bertanya: “Wahai Abu Ishaq, sudah sejak lam

Menjadikan Ramadhan lebih bermakna

 Istiqamah dalam Ketaqwaan (rintangan dan solusinya) Ikhwatu fillah, ramadhan yang kita ada didalamnya in syaa Allah akan berlalu kembali serta menjadi simpanan berharga untuk pembelajaran diri menuju bahagia yang hakiki. Dalam target setiap manusia tentu ingin sukses, Namun banyak orang sukses tidak bahagia. Ini fakta dan terjadi dimana-mana. Karena itu kita manfaatkan sisa ramadhan ini untuk menjadi hamba Allah yang taqwa, karena itu kita dididik dalam sebulan penuh. Andaikan ramadhan ini terakhir bagi kita, tentu ini merupakan kesempatan terakhir. Sedangkan yang Maha Mengetahui yg ghaib hanyalah Allah, maka kita harus sesegera mungkin dalam beramal untuk mencapai tujuan. Tujuan taqwa ini yang akan membawa pada kebahagiaan Allah berfirman: Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs Albaqarah: 5) Imam Ibnu Jarir Ath Thabari mengungkapkan makna istiqomah ada 2: 1. Mereka bertauhid, mengesakan All

*Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali ‘Imraan ayat 26-27*

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ “Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dizhalimi. Katakanlah: ‘Ya Allah, Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan prang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. 3:26) تُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau kel

Puasa Dan Membaca Al-Qur'an.

** Syafa’at adalah perantara untuk suatu lainnya berupa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat. Di Bulan Ramadhan, puasa dan membaca al-Qur'an adalah perkara yang begitu lekat dengan kita. Semoga keduanya menjadi syafa'at kelak di akhirat. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, الصِّيَامُ و القُرآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ *“Puasa dan Al-Qur’an keduanya memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat* Puasa berkata: أَي رَبِّ إِنِّي مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَ الشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفَّعْنِي فِيهِ؛ *“Wahai Rabb, sesungguhnya aku telah menghalanginya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka terimalah syafa’atku untuknya”* Al-Qur’an berkata: رَبِّ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ فَيُشَفَّعَانِ *“Wahai Rabb, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka terimalah syafa’atku untuknya”* *Maka keduanya pun memberikan syafa’at.* (Shahih, HR Ahmad, al-Jami’ ash-Shahih: 3882 al-Albani) Disebutkan malam un

HIKMAH BUMI SEBAGAI PERHIASAN

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS AL-Kahfi 7). Tuhan Pencipta Yang Maha Penyayang, Pemberi Rezeki Yang Maha Pemurah dan Pencipta Yang Mahabijak telah menjadikan dunia ini dalam gambaran hari raya yang bahagia, pesta besar serta festival alam roh dan spiritual. Dia bungkus setiap roh, baik yang kecil  maupun yang besar dengan jasad sesuai dengan bentuk dan ukurannya. Lalu Dia berikan padanya sejumlah indra dan perasaan serta semua perangkat yang bisa digunakan untuk mereguk beragam karunia dan nikmat yang jumlahnya tak terhingga yang terhampar di hari raya indah itu dan terpampang di festival besar tersebut. Allah swt memberikan wujud fisik  materi kepada setiap roh seraya mengirimkannya ke hari raya dan festival itu secara sekaligus. Kemudian Dia membagi fest

*HUKUM MENEMPELKAN MATA KAKI DENGAN MATA KAKI DALAM SHALAT*

Pertanyaan: أرجو من فضيلتكم بيان الحكم الشرعي الصحيح لملاصقة الأرجل مع من يجاور المصلي؟ Saya mengharapkan dari yang mulia penjelasan hukum syar’i yang benar tentang merapatkan kaki dengan orang yang bersebelahan dengan orang yang shalat? Jawaban: كان الصحابة رضي الله عنهم إذا قاموا في الصف يلصق أحدهم كعبه بكعب صاحبه، ومنكبه بمنكبه وذلك لغرضين: Dahulu para sahabat radhiyallahu ‘anhum jika berdiri dalam shaf, salah seorang mereka menempelkan mata kakinya dengan mata kaki teman sebelahnya, menempelkan lengan bahunya dengan bahu temannya, yang demikian itu karena ada dua tujuan: الغرض الأول: تحقيق المساواة. والغرض الثاني: سد الفرج. ▶● Tujuan pertama: Agar shaf betul-betul lurus ▶● Tujuan kedua: Menutup celah. وليس إلصاق الكعب بالكعب مقصوداً لذاته، بل هو مقصود لغيره، وهو تحقيق المساواة والتراص. Dan bukannya merapatkan mata kaki dengan mata kaki itu adalah tujuan utama, akan tetapi dilakukan itu karena ada maksud lain, yaitu agar barisan (shaf) bisa lurus dan rapat. وبناءً على ذ