Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Cukupkah tahlil hanya ucapan saja?

Diriwayatkan dalam Shoheh Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : "من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله " “Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله, dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haram darah dan hartanya, sedangkan perhitungannya kembali kepada Allah”. >> "mengingkari sesembahan selain Allah" , menunjukkan bahwa tidak cukup hanya dengan mengucapkan لا إله إلا الله, bahkan harus ada tindakan mengingkari peribadahan kepada selain Allah, bahkan mengingkari seluruh bentuk kekufuran. فَمَنْ يَّكْفُرْ بِا لطَّا غُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَا مَ لَهَا "Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256) Barangsiapa yang mengucapkan لا إله إلا الله namun menganggap bahwa Yahudi dan

Dekatnya hari Kiamat

rizkyRamdhan 1⃣ kiamat pasti terjadi Keimanan terhadap hari kiamat adalah di antara pokok ajaran Islam bahkan termasuk dari rukun iman.  Keimanan seseorang barulah sempurna jika dia meyakini adanya hari kiamat. Albaqarah I77 “Sesungguhnya  hari  kiamat  pasti  akan  datang,  tidak  ada  keraguan tentangnya,  akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.”  (QS. Ghafir:  59). 2⃣ Prinsip IMAN KEPADA HARI AKHIR* Iman kepada hari akhir tidak sempurna kecuali dengan tiga hal: 1. Iman dengan kebangkitan manusia. Yaitu dibangkitkannya manusia yang telah mati setelah ditiupnya sangkakala kedua sehingga mereka menghadap Allah dalam keadaan tak berpakaian, tak bersandal dan tak dikhitan. Ini adalah suatu kebenaran yang harus diimani karena ditegaskan dalam Al-Qur’an, hadits dan kesepakatan para ulama. (Lihat QS. Al-Anbiya: 104, Al-Mukminun: 15-16) 2. Iman dengan adanya hisab dan pembalasan. Dimana seorang hamba akan dihisab atas amal perbuatannya di dunia lalu diberi balasan. Hal ini dite

MAKNA BERSAKSI* ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Bagian 1⃣

*Apakah bersaksi artinya kita mesti melihat apa yang kita persaksikan?* *Bersaksi akan adanya Allah, mestikah kita melihat Allah dahulu, bersaksi Muhammad Rasulullah, mestikah kita melihat Rasulullah dahulu?* *Mari kita bahas.* _Dalam bahasa Arab dan dalam syariat, persaksian disebut SYAHADAT (شهادة). Kata itu biasa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan BERSAKSI. Terjemahan ini bisa jadi mewakili kata syahadat, bisa jadi tidak. Untuk menentukannya, kita mesti mengetahui makna syahadat dalam bahasa Arab dan syariat Islam serta mengetahui makna bersaksi dan penggunaannya dalam bahasa Indonesia._ _Menurut bahasa Arab dan syariat, syahadat artinya mengikrarkan sesuatu yang diketahui atau diilmui dan diyakini dengan mantap lalu mengamalkan konsekuensinya. (Taisir al-‘Aziz al-Hamid, I’anatul Mustafid, Tahdzibul Lughah, dan Mu’jam al-Maqayis)_ *Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bersaksi memiliki beberapa makna, di antaranya, “Menyatakan (mengakui) dengan sesungguhnya.”* *Maknany

KARENA SIAPA ENGKAU MENANGIS?

Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita renungkan bersama. Pada masa kekuasaan Islam di Andalusia dulu, ada seorang pendeta yang berjalan-jalan dan mendapati seorang anak kecil sedang menangis. Pendeta tersebut bertanya kepada anak itu, "Mengapa kamu menangis?" Sang anak menjawab, "Kakek mengajari saya memanah yang benar sehingga bisa mengenai sasaran. Tadi saya melepaskan busur panah sepuluh kali, sembilan busur mengenai sasaran dan yang satu tidak. Inilah yang menyebabkan saya sedih dan menangis." Pendeta tersebut kembali ke kaumnya dan berkata, "Kalian tidak punya kekuatan untuk mengalahkan umat Islam. Mereka membiasakan anak-anak mereka untuk memiliki semangat dan tekad yang tinggi." Tahun demi tahun berlalu. Ada seorang pendeta lain yang berjalan-jalan di Andalusia. Di tengah jalan ia bertemu dengan seorang tua yang sedang meneteskan air mata. Sang pendeta bertanya, "Mengapa kamu menangis?" Orang tua itu menjawab, "Saya ditinggal