Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

IQAMAH

📚 Pelajaran Fiqih 📖 Pengertian  dan Hukum Iqamah secara  istilah  maknanya  adalah  pemberitahuan atau  seruan  bahwa  sholat  akan  segera  didirikan dengan  menyebut  lafazh-lafazh  khusus.   Hukum  iqamah  sama  dengan  hukum  adzan,  yaitu  fardu kifayah.  Dan  hukum  ini juga  tidak  berlaku  untuk wanita.   Keutamaan  Iqamah  "Sesungguhnya  Rasulullah  Shallallahu  'alaihi  wa  sallam  bersabda,”Jika  dikumandangkan  adzan  untuk shalat,  maka  setan  lari  dan  ia  memiliki  suara  kentut  sampai  ia  tidak  mendengar  adzan.  Jika  selesai  adzan, maka  ia  datang  kembali,  sampai  jika  diiqamatkan  untuk  shalat,  maka  ia  akan  lari  lagi  sehingga  selesai  At Tatswib  (iqamat),  maka  ia  datang  kembali  sehingga  membisikkan  (mengganggu) antara  seseorang  dengan hatinya;  setan  berkata,”Ingatlah  ini  dan  itu,”  untuk  sesuatu  yang  belum  pernah  ia  ingat  sebelumnya, sehingga  seseorang  itu  berada  dalam  keadan  tidak  tahu  jumlah  rak

sedikit tetapi mencukupi

Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى "Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan."  [Hadits shahih riwayat Abu Daud] قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ الله بما آتاه "Alangkah beruntungnya orang yang memeluk Islam, dan diberi rezeki yang cukup, serta bersifat qana'ah (senantiasa merasa cukup ) terhadap apa yang diberikan Allah."  [Hadits riwayat Muslim] Bayangkan kalau semua orang bersikap qana'ah dan meraih harta dunia hanya sekadar mencukupkan keperluan, maka insyaAllah tidak akan wujudlah penindasan, berebut harta, mencuri, merompak, meragut, hasad dengki, dan serba-serbi yang MELALAIKAN dari mengingati dan menghambakan diri kepada Allah ﷻ  DUNIA AKAN JADI AMAN SEAMANNYA ....... Akan tetapi kebanyakan manusia hanya suka menurut HAWA NAFSU. Jika hawa nafsu tidak ditundukkan, maka semakin bercelaru dan

Memahami dalam masalah Khilaf

Memahami Manhaj Ahlus Sunnah dalam masalah khilaf, bukan asal menang-menangan, kuat-kuatan. Sungguh indah dan teduh sikap toleransi yang di praktekkan oleh para Ulama Salaf. Tidak hanya di praktekkan oleh Ulama terdahulu saja, sikap toleran bahkan dipraktekkan oleh ulama di masa kini. Contoh paling nyata apa yang di praktekkan oleh syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Al Bani rahimahumallah. Dua ulama mujaddid ini khilaf dalam banyak masalah ijtihadiyah. Misalnya : 1- Syaikh Ibnu Baz memandang menutup wajah bagi wanita adalah wajib, namun syaikh Al bani mengatakan tidak wajib. 2- Syaikh Bin Baz mengatakan tatkala I’tidal bersedekap, namun Syaikh Al Bani mengingkarinya. 3- Syaikh Bin Baz membolehkan tarawih lebih dari 11 raka’at atau 13 raka’at, namun syaikh Al Bani tidak membolehkannya. 4- Bahkan dalam masalah darah, Syaikh Ibnu Baz berfatwa tatkala Iraq mengekspansi Kuwait dan akan menyerang Saudi, maka boleh meminta bantuan Amerika. Sementara Syaikh Al Bani tidak membolehkannya. Tentu

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

📚 Syarah Ushulul Iman 📖  “Kitab” berarti, “sesuatu yang  ditulis”. Namun yang dimaksud disini adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah  🁉  kepada para Rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Iman kepada kitab mencakup empat hal: Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam syarah Arba'in An Nawawiyah berkata," Makna Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah “(Yakni:) kita mengimani bahwa Allah Ta’aalaa menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul, dan bahwa (kitab-kitab) tersebut adalah dari sisi Allah. Akan tetapi kita tidak mengimani bahwa kitab-kitab yang ada pada umat-umat (selain Islam) ini adalah kitab-kitab (yang diturunkan) dari sisi Allah; karena (kitab-kitab) tersebut sudah diselewengkan dan diubah-ubah. Bahkan yang dimaksud adalah: asal kitab yang diturunkan kepada rasul; kita beriman bahwa kitab itu adalah dari sisi Allah.” 1.  Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah🁉. 2.

KISAH NABI NUH (1)

📚 Materi Shahih Kisah Para Nabi Berlalulah beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Bunga-bunga berguguran di sekitar kuburannya dan pohon-pohon dan batu-batuan tampak tidak bergairah. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan sesuai dengan hukum umum, terjadilah kealpaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali terulang. Kesalahan dalam bentuk kelupaan, meskipun kali ini terulang secara berbeda. Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari kakek-kakek kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemu­dian berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu-cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat

CUKUPKAH MENGHILANGKAN NAJIS DENGAN CARA DILAP ?

Oleh : Abdullah Al Jirani Salah satu kesalahan yang sering terjadi, jika ada anak ngompol di lantai, biasanya ibunya mengelap lantai yang terkena air kencing tersebut dengan kain yang telah dibasahi dengan air. Ini tidak mencukupi. Dalam arti, lantai tersebut masih dianggap najis. Bahkan najis itu semakin meluas dengan cara dilap. Kain-nya pun ikut najis. Menyucikan sesuatu yang terkena najis, misalnya air kencing, harus dengan cara dicuci/dibasuh dengan menggunakan air. Makna mencuci/membasuh, adalah mengalirkan air kepada tempat yang terkena najis. Sedangkan mengelap, tidak termasuk makna mencuci karena tidak ada air yang mengalir. Oleh karena itu, ketika ada seorang Arab Badui yang kencing di dalam masjid, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- meminta air kemudian diguyurkan kepada tempat yang dikencingi oleh Arab Badui tersebut. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik –radhiallahu ‘anhu- beliau berkata : أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَامَ إِلَي

Mutiara Iman dan Tauhid

📃 Bulletin Jumadil Awwal-Akhir 1440 H/Februari 2019M 📖 Seorang Muslim hidup dengan prinsip-prinsip yang terbaik diantara prinsip itu adalah iman. makna iman yaitu: ﻗﻮﻝ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎﻥ ، ﻭﻋﻤﻞ ﺑﺎﻷﺭﻛﺎﻥ ، ﻭﻋﻘﺪ ﺑﺎﻟﺠﻨﺎﻥ ، ﻳﺰﻳﺪ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭﻳﻨﻘﺺ ﺑﺎﻟﻌﺼﻴﺎﻥ "Ucapan dengan lisan, amalan dengan anggota badan, dan keyakinan dengan hati, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat." 📒(Lum'atul-I'tiqãd) ✳Yang dimaksud dengan "ucapan dengan lisan" yaitu mewujudkan dua kalimat syahadat dan membenarkan semua tuntutannya (syarat-syarat & rukun-rukunnya). Sejak di Alam ruh, manusia telah bersyahadat ﻭَﺇِﺫْ ﺃَﺧَﺬَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻣِﻦۢ ﺑَﻨِﻰٓ ﺀَﺍﺩَﻡَ ﻣِﻦ ﻇُﻬُﻮﺭِﻫِﻢْ ﺫُﺭِّﻳَّﺘَﻬُﻢْ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪَﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰٓ ﺃَﻧﻔُﺴِﻬِﻢْ ﺃَﻟَﺴْﺖُ ﺑِﺮَﺑِّﻜُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ۟ ﺑَﻠَﻰٰ ﺷَﻬِﺪْﻧَﺎٓ ﺃَﻥ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ۟ ﻳَﻮْﻡَ ﭐﻟْﻘِﻴَٰﻤَﺔِ ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻋَﻦْ ﻫَٰﺬَﺍ ﻏَٰﻔِﻠِﻴﻦَ Dan (ingatlah), ketikaTuhanmu mengeluarkan keturunan anak- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mer

⭐ *PENJELASAN MAKNA IMAN*

💫 *Pondasi Keislaman Seorang Muslim * ❓Soal: Tolong berikan penjelasan makna iman.! 🗝Jawab: Telah berlalu makna iman menurut Ahlussunnah, yaitu: ﻗﻮﻝ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎﻥ، وعمل بالأركان، وعقد بالجنان، ﻳﺰﻳﺪ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭﻳﻨﻘﺺ ﺑﺎﻟﻌﺼﻴﺎﻥ "Ucapan dengan lisan, amalan dengan anggota badan, dan keyakinan dengan hati, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat." 📒(Lum'atul-I'tiqãd) ✳Yang dimaksud dengan "ucapan dengan lisan" yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat dan membenarkan semua tuntutannya (syarat-syarat & rukun-rukunnya). Allah berfirman: إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ Sesungguhnya orang yang berkata: "Rabb kami adalah Allah", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS.Al-Ahqaf:13) Dan Rasulullah ﷺ bersabda: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا

Intisari Materi Tabligh Akbar *TABLIGH AKBAR* *NEGERIKU adalah SURGAKU

* 29 syawal 1438 H/ 23 juli 2017 Masjid Al Markaz Al Islami Makassar *Bersama Fadhilatusy Syaikh PROF. Dr. WASHIYULLAH ABBAS حفظه اللّٰه* *_(Amalan2 Yang Memasukkan Ke Surga Dalam Berbangsa Dan Bernegara)_* Surga dan neraka adalah balasan u/ seseorang. Disurga seseorg akan dibalas dgn sesuatu yg Tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tdk pernah terbayangkan dlm hati seseorang. Pembahasan hari ini Negeriku adalah surgaku adalah bagaimana menjadikan negeri ini ibarat surga yg penuh dgn kedamaian, ketenangan, ketentraman dan keamanan. Yg akan mengacu pada hadits أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat it

Tidak Menyebarkan Aib-aib Pemimpin

Bukan termasuk manhaj Salaf, menasihati dengan cara menyebarkan aib-aib penguasa dan menyebutkannya di mimbar-mimbar, sebab yang demikian itu mengantarkan kepada kekacauan dan tidak mendengar dan taat kepada penguasa dalam perkara yang ma’ruf, dan mengantarkan kepada provokasi yang berbahaya dan tidak bermanfaat. Akan tetapi tempuhlah jalan yang telah dilalui oleh Salaf, iaitu nasihat antara mereka dan pemerintah (secara rahsia), dan menulis surat kepada penguasa, atau menghubungi ulama yang memiliki akses kepadanya, sehingga ia boleh diarahkan kepada kebaikan. Lihat : *Majmu’ Al-Fatawa, Syaikh Abdul Aziz bin Bazz, jld 8 hlm 210. Dar Ashda’, Al Qasim-Buraidah.* Diterjemah oleh : _Ustaz Hudzaifah Al Atsary_

Memutar ke kanan dan ke kiri ketika Adzan

yg tentang memutar ke kanan dan ke kiri ketika adzan dalam hayya 'ala tain kl di mic yang tetap tidak perlu dilakukan. Tetapi kalau tidak pke mic dan kl micnya 2 (kanan dan kiri) maka sunnah untuk dilakukan. Karena Tujuan memutar ke kanan dan ke kiri hanya untuk terdengar ke sebelah kanan dan kirinya ketika Adzan. Maka kalau micnya tetap dan kalau memutar suaranya kecil, maka tidak perlu dilakukan. Wallahu A'lam  Disampaikan oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah dalam Syarah Bulughul Maram

TRADISI MENGHAFAL ILMU

Segala puji bagi Allah yang menjadikan kita umat penghafal. Tradisi menghafal adalah bagian dari sejarah keilmuan kita, kaum muslimin yang hebat ini. Di dalam muqaddimah kitab al-Hats ‘ala hifzi al-‘ilm, Ibnul Jauzi menceritakan kepada kita betapa dahulu sebelum Islam ini datang, aktifitas menghafal adalah barang yang sangat langka. Umat terdahulu membaca ajaran mereka dari lembaran-lembaran atau yang disebut dengan shuhuf. Di dalam al-Qur’an, Allah menceritakan dua sosok yang diklaim sebagai anak Allah oleh segolongan manusia, yaitu Isa dan Uzair. Isa dikatakan putra Allah oleh orang-orang Nasrani karena ia lahir tanpa ayah. Sementara tahukah anda mengapa orang-orang Yahudi dahulu menggelari Uzair sebagai putra Allah? Jawabnya, karena Uzair datang kepada mereka membacakan Taurat dengan hafalan yang melekat di benaknya. Menghafal bagi mereka adalah sesuatu yang sangat luar biasa, sebab menghafal tidak biasa dilakukan. Maka orang yang mampu memperlihatkan hafalannya saat itu dinisbatk