Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Keutamaan menyampaikan ilmu

# Dari Abu Hurairoh  bahwasanya Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang mengikutinya itu.. , dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa yang penuh seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka (pengikutnya) sedikitpun.. (HR Muslim ,2674) Dan dari Abi Mas'ud Al-Anshari berkata : Rosulullah bersabda : barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan (kebaikan tersebut) (HR Muslim , 1893) Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : barangsiapa yang  memulai didalam islam sebuah kebaikan kemudian (karenanya) ada yang melakukan kebaikan itu maka ditulis baginya seperti pahala  orang yang melakukan kebaikan tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya sedikitpun (HR muslim , 1017) Dan Nabi shallallahu&

Bagaimana Menyikapi Mushibah?

Gambar
*Hakikat Musibah* مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs At Thaghobun: 11) مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ () لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ () الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah

NGADU KE SIAPA ?

Gambar
•••• Semua orang pasti pernah merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Di saat tertentu orang hidup bahagia, di saat yang lain pula boleh jadi orang hidup pilu. Ini adalah sunnatullah. . Dalam menyikapi masalahnya, orang memiliki beragam tindakan untuk memecahkannya. Ada yang mencurahkan uneg-unegnya kepada keluarga, teman, atau bahkan pada benda-benda mati. . Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia curhatkan di jejaring sosial sehingga semua manusia mengetahuinya. Tak peduli apakah itu 'aib atau bukan. . Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim "hanya dicurhatkan" kepada Allah ‘Azza wa Jalla. . Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu

WASPADALAH ! MALAS PADA KETAATAN BISA JADI KARENA ALLAH TIDAK SUKA KETAATANMU !

Fadhilatus-Syaikh Shalih bin Sa'ad as-Suhaimi ('Ulama Besar Kota Madinah) hafizhohullah berkata: "Sungguh saya sangat sedih tatkala ketika membaca ucapan Ibnu Utsaimin rahimahullohu : “ ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺖ ﻧﻔﺴﻚ ﻣﺘﻜﺎﺳﻼ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ، ﻓﺎﺣﺬﺭ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﻛﺮﻩ ﻃﺎﻋﺘﻚ ” “Apabila engkau memandang dirimu malas dalam melaksanakan ketaatan (kepada Allah), maka hati-hatilah !! KEMUNGKINAN ALLAH TIDAK SUKA KETAATANMU” Sebab Allah Ta’ala berfirman, ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻧْﺒِﻌَﺎﺛَﻬُﻢْ ﻓَﺜَﺒَّﻄَﻬُﻢْ [ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ : ٤٦] “Akan tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka (untuk berjihad), maka Allah pun melemahkan keinginan mereka (membuat terasa berat).” [at-Taubah: 46)" Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiykum. (Al-Akh Abu Umar Andri Maadsa)

Allah Ta'ala di atas ‘Arsy, di atas langit dan terpisah dari makhluk-Nya. Dia tidak terlingkupi oleh langit, alam semesta dan makhluk apapun.

* * * * *  Beberapa hari lalu saya menyampaikan suatu masukan ke sebuah grup WA yang para anggotanya umumnya adalah dai dan ustaz (kecuali semisal saya yang bukan ustaz, tentunya).  Masukan itu terkait dengan keyakinan “Allah di atas ‘Arsy, di atas langit”, sebagaimana disebutkan dalam Quran, Sunnah dan pernyataan Salaf, yang sudah banyak disampaikan oleh para ustaz. Alhamdulillah.  Hanya saja, saya lihat masih belum banyak yang menyampaikan penjelasan lebih lanjut bahwa maksud “di atas langit” itu jangan sampai disalahpahami dengan bertempat di dalam langit dan terlingkupi olehnya. Namun maksudnya adalah "terpisah dengan makhluk-Nya" (alam semesta), sebagaimana dijelaskan oleh ulama, yang akan dikutipkan sebagiannya.  Karena kurangnya penjelasan tersebut, saya lihat masih terjadi kesalahpahaman, terutama di kalangan awam. Bahkan di kalangan ustaz pun saya sempat lihat terjadi pula kesalahpahaman semacam itu.  Penjelasan tentang ketinggian Allah dan penjelasan tentang keterpi

WAKTU YANG TERUS BERLALU...

⛅ ** ====== 💥Berkata Abu Bakr bin 'Ayyasy -rahimahullah-: لو سقط من أحدكم درهم لظل يومه يقول؛  إنا لله، ذهب درهمي وهو يذهب عمره ولا يقول؛ ذهب عمري ☝🏻وقد كان لله يبادرون الأوقات ويحفظون الساعات ويلازمونها بالطاعات "Seandainya salah seorang diantara kalian kehilanga uang senilai satu dirham maka sungguh ia akan menghabiskan harinya dengan mengucapkan; Inna Lillah..., uangku satu dirham telah hilang. Padahal umurnya hilang setiap saat namun ia tidak pernah mengatakan; Telah hilang umurku. ☝🏻 Sungguh Allah memiliki para hamba yang mereka bersegera diwaktu-waktu yang mereka lalui dan menjaga waktu-waktu mereka dengan cara memenuhinya dengan ketaatan". ____ 📙Mawa_'idz Ibnul Jauzi (1/57) ============================= ✍🏻 *Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy Hafizhahullah* ┅┅══✿❀🌕❀✿══┅┅

BIARLAH MEREKA KE BULAN MARI KITA KE SURGA

Gambar
Ada yang mengatakan : "Kita nda usahlah membahas permasalahan tauhid, syirik, sunnah ataupun bid'ah itu hanya akan membuat perpecahan di antara kita. Kaum muslimin harus cerdas, orang kafir sudah bisa ke bulan tapi kita masih seperti ini." . Tanggapan : Biarlah mereka (baca : orang-orang kafir) pergi ke bulan sedangkan kita pergi ke Surga dengan tauhid yaitu mengesakan Allah سبحانه و تعالىٰ dalam rububiyyah, uluhiyyah dan asma' wa shifat-Nya. . Adapun orang-orang kafir memang tujuan utama mereka adalah dunia sebagaimana Allah ﷻ terangkan di dalam al-Qur-an. . Allah عز وجل berfirman : "Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia), dan mereka makan seperti hewan makan; dan kelak Nerakalah tempat tinggal bagi mereka." (QS. Muhammad [47] : 12) . Adapun kaum muslimin mereka mencari dunia untuk akhirat. . al-Fadhil al-Ustadz Abu Fat-hi Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالىٰ pernah berkata, "Kesuksesan yang sebenarnya (abadi)

ANTARA SHOLAT DAN PERSIDANGAN ALLAH

 BBG AL ILMU 🌴🌴🌴 Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata : لِلْعَبْدِ بَيْنَ يَدَيْ اللهِ مَوْقِفَانِ، مَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ فِي الصَّلاَةِ وَمَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ يَوْمَ لِقَائِهِ فَمَنْ قَامَ بِحَقِّ الْمَوْقِفِ الأَوَّلِ هُوِّنَ عَلَيْهِ الْمَوْقِفُ الآخَرُ وَمَنِ اسْتَهَانَ بِهَذَا الْمَوْقِفِ وَلَمْ يُوَفِّهِ حَقَّهُ شُدِّدَ عَلَيْهِ ذَلِكَ الْمَوْقِفُ قَالَ تَعَالَى ومن الليل فاسجد له وسبحه ليلا طويلا إن هؤلاء يحبون العاجلة ويذرون وراءهم يوما ثقيلا “Seorang hamba, menghadap Allah dalam dua kondisi, kondisi ia berhadapan dengan Allah tatkala sedang sholat, dan kondisi berhadapan dengan Allah tatkala hari kiamat (untuk dihisab/disidang dan mempertanggung jawaban amal perbuatannya-pen). Barang siapa yang berhadapan kepada Allah pada kondisi pertama sebagaimana mestinya (dengan baik) maka akan diringankan baginya tatkala menghadap Allah pada hari kiamat. Barang siapa yang meremehkan kondisi yang pertama dan tidak menjalankan sebagaimana mestinya maka ia dipersulit dan disikapi den