Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Si pendiam

_____________ Orang pendiam itu bukan berarti tidak Pintar karena tidak banyak bicara Justru orang pendiam lebih berhati-hati Dalam melakukan tindakan dan juga Berbicara Dia tahu bahwa ucapan yang dilepaskan Tidak akan bisa dikembalikan Begitu pula tindakan yang dilakukan Dia pokus dengan pengendalian diri Dia akan berucap jika itu diperlukan dan Dan ada nilai, sebab dia tahu bahwa Terkadang ucapan dan perlakuan bisa Saja merugikan kedua belah pihak Maka dari itu memperhitungkan segala hal Itu penting baginya, memilih cara aman Adalah cara yang tepat bagiannya Dan keuntungan sebuah diam adalah Orang akan sulit mengukur atau menebak Siapa diri kita, berbeda dengan orang yang Terlalu banyak bicara dia akan mudah Diukur dan diketahui karakter juga sifatnya Juga pemikirannya lewat bicaranya #rakauwais

TERTIPU DENGAN DUNIA, LALAI DENGAN KEHIDUPAN AKHIRAT

** *السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ   Hakikat dunia adalah negeri yang sementara, bukan negeri keabadian. Jika kita memanfaatkan dunia dan menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka kita akan memetik hasilnya di akhirat kelak. Adapun jika kita menyibukkannya dengan syahwat, maka kita akan merugi, baik di dunia, apalagi di akhirat. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala, خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al-Hajj [22]: 11) Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan sesuatu yang akan bermanfaat untuknya kelak di sisi Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang beruntung, baik di dunia dan di akhirat. Dia beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam amal kebaikan. Demikian pula, dia beruntung di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal

HANYA UNTUK ALLAH

** *السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ   Sabda Rasullullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الدين النصيحة -قالها ثلاثاً – قالوا : لمن يا رسول الله؟ قال : لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمة المسلمين وعامتهم “Agama ini adalah nasehat (nabi mengulanginya sampai tiga kali). Kami bertanya :”Untuk siapa?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata : Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslim dan untuk kaum muslim pada umumnya” (HR. Muslim) _*Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits :*_ 1⃣ Pernahkan terbesit dalam hati, untuk apakah kita melakukan ini dan itu? Melakukan berbagai amalan shalih dan berusaha keras menjauhkan diri dari maksiat, untuk apa atau untuk siapa semua itu kita lakukan? Jawabannya, seorang manusia diciptakan tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.  2⃣ Sesuatu yang dikatakan sebagai misk hati dan air kehidupan, sesua

WAKTU TAKBIR HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA

** *السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ   1. Takbir Idul Fitri Takbir idul fitri -menurut pendapat terkuat- wallahu ‘alam di mulai dari sejak terbenam matahari (waktu magrib) terakhir Ramadhan sampai akan mulai khutbah idul fitri. Jadi tetap bertakbir dari mulai rumah sampai tiba di lapangan (tempat shalat ied), tetap bertakbir sambil menunggu imam dan berhenti ketika imam dan khatib memulai khutbahnya. Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, ﻭﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻓﻴﻪ – ﺃﻱ ﻋﻴﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ – ﺃﻭﻟﻪ ﻣﻦ ﺭﺅﻳﺔ ﺍﻟﻬﻼﻝ ﻭﺁﺧﺮﻩ ﺍﻧﻘﻀﺎﺀ ﺍﻟﻌﻴﺪ , ﻭﻫﻮ ﻓﺮﺍﻍ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ  Takbir pada hari idul fitri dimulai dari pertama kali melihat hilal (magrib) pada akhir bulan Ramadhan dan berakhir ketiak selesai ied yaitu selesainya imam dari khutbah.”[1] Imam syafi’i berkata, ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻭْﺍ ﻫِﻼﻝَ ﺷَﻮَّﺍﻝٍ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖُ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﺒِّﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔً , ﻭَﻓُﺮَﺍﺩَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻭَﺍﻷَﺳْﻮَﺍﻕِ , ﻭَﺍﻟﻄُّﺮُﻕِ , ﻭَﺍﻟْﻤَﻨَﺎﺯِﻝِ , ﻭَﻣُﺴَﺎﻓِﺮِﻳ

Lafadz -lafadz Takbir Yang datang dari para salaf.

💎🕌  Inilah beberapa  lafadz takbir yang datang dari para salaf:👇 ١- ” الله أكبر ، الله أكبر ، لاإله إلا الله ، والله أكبر ، الله أكبر ، ولله الحمد ” قال ابن قدامة: وهو قول عمر وعلي وابن مسعود وبه قال الثوري وابو حنيفة وأحمد واسحاق. [المغني (3/290) ] . وممن اختار هذا القول: شيخ الإسلام [الفتاوى (24/220) ] . و الحافظ ابن رجب [لطائف المعارف (ص364) ] . والشيخ الألباني [تمام المنة (ص356) ] . والشيخ ابن عثيمين [الشرح الممتع (5/225) ] . ٢- ” الله أكبر كبيراً ، الله أكبر كبيرا ، الله أكبر وأجل ، الله أكبر ولله الحمد ” رويت عن ابن عباس روى هذه الصيغة الدارقطني في سننه [(2/25) (1721) وابن أبي شيبة ١/٤٩٠ ، وصححه الألباني في الإرواء [(3/126)] . ٣- ” الله أكبر كبيراً ، والحمد لله كثيراً ، وسبحان الله بكرة وأصيلا ” رواه البيهقي عن الشافعي في معرفة السنن (٥/١٠٩) ، واختارها النووي في الأذكار [الأذكار (ص202) ] . ٤- ” الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، لا إله إلا الله ، والله أكبر ، ولله الحمد ” روي عن ابن مسعود .. [رواه ابن ابي شيبة في مصنفه (2/165)] . ٥- ” لا إله إلا الله ، والله أكبر ، الله أكب

tidak makan sebelum berangkat shalat idul adha

Bismillah.... Salah satu hal yang disunnahkan saat hari raya idhul adha adalah tidak makan sebelum berangkat shalat idul adha Ini bersifat Anjuran bukan wajib dan juga Keliru jika ada yg bilang sebelum shalat idhul Adha agar kita berpuasa karena ingat kita semua sepakat hari Idhul adha dan hari tasyrik adalah hari dimana diharamkan untuk berpuasa Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Buraidah bin Hushaib radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلاَ يَطْعَمُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّىَ Pada hari idul fitri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar menuju lapangan, hingga beliau sarapan dulu. Dan pada hari idul adha, beliau tidak makan, hingga beliau shalat. (HR. Tirmidzi 542, Ibnu Majah 1756, Ahmad 38/87, Ibnu Khuzaimah 2/341, dihasankan An Nawawi dalam Al Majmu' 5/9 dan dishahihkan Ibnul Qothon dan al-Albani). Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan untuk tidak makan terlebih dah

AGAR ANDA MEMPEROLEH AMPUNAN DAN PEMBEBASAN DARI API NERAKA DI HARI ARAFAH

** *السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Setiap orang yang sangat ingin memperoleh pembebasan dari api neraka dan ampunan dosa di hari Arafah, hendaknya memelihara sebab-sebab yang jika dilakukan besar harapannya dia akan memperoleh kedua hal tersebut. Di antara sebab-sebab tersebut itu adalah: 1️⃣ Berpuasa di hari Arafah. Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ  “Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya.” [HR. Muslim]. Puasa Arafah hukumnya sunnah (dianjurkan) bagi kaum muslimin yang tidak berhaji. Sedangkan jama’ah haji tidak perlu berpuasa Arafah agar kuat melakukan aktivitas ibadah do’a di padang Arafah. 2️⃣ Menjaga anggota t

Khutbah Idul Adha

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله،: { يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ }{ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا }{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا }{ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }، أما بعد، Segala puji bagi Allah, atas nikmat hidayah yang Allah limpahkan kepada kita, sehingga kita bisa menjadi seorang muslim. Segala puji bagi Allah, atas nikmat rasa aman yang Dia berikan kepada kita, sehingga kita bisa melakukan berbagai aktivitas, tanpa gangguan dan rasa takut. Segala puji bagi Allah, atas nikmat rizki yang Dia limpahkan kepada kita, sehingga kita memiliki bekal untuk hidup. Jam

Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa yang Dapat Dihapuskan oleh Tauhid

بَابُ فَضْلِ التَوْحِيْدِ وَمَا يُكَفِّرُ مِنَ الذُّنُوْبِ Bab. [1] Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa yang Dapat Dihapuskan oleh Tauhid 🔖 dalil dari hadits nabi ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﺎﺩَﺓَ ﺑْﻦِ ﺍﻟﺼَّﺎﻣِﺖِ رَضِي اللّٰه عنه قَالَ : قَالَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ (ﻣَﻦْ ﺷَﻬِﺪَ ﺃَﻥْ ﻻ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ، ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ، ﻭَﺃَﻥَّ ﻋِﻴﺴَﻰ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﻭَﻛَﻠِﻤَﺘُﻪُ ﺃَﻟْﻘَﺎﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﻭَﺭُﻭﺡٌ ﻣِﻨْﻪُ، ﻭَﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺣَﻖٌّ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﺣَﻖٌّ، ﺃَﺩْﺧَﻠَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ) أَخْرَجَاهُ Dari 'Ubâdah bin Ash-Shâmit radhiyallahu 'anhu , beliau berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa saja yang bersaksi bahwa tiada  sembahan yang benar, kecuali Allah semata, tiada serikat bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, juga (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya, kalimat-Nya yang dia sampaikan kepada Maryam, dan ruh dari-Nya

Buah Manis Sifat Zuhud: Dicintai oleh Allah dan Disukai Orang Banyak

⛵🌱 Serial Hadits Kitabul Jamiʼ | Bab Zuhud dan Waraʼ (BAG. 7) ✅ Hadits 6 |   وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ، وَأَحَبَّنِي النَّاسُ. فَـقَالَ: ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبّكَ النَّاسُ. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه، وَسَنَدُهُ حَسَنٌ. Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang apabila aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku.” Beliau menjawab, “Zuhudlah di dunia, maka Allah akan mencintaimu; dan zuhudlah dari yang ada pada manusia, maka mereka akan mencintaimu.”  Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah [4102]; sanadnya yang hasan. ———————————————————————— • Setelah membaca riwayat di atas, tentu hati tergerak untuk berusaha zuhud. Indah sekali kehidupan kaum yang dicint

Syawal Menyemai Jiwa Pemenang

Khutbah Jumaat hari ini الحَمْدُ للهِ  !! الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ  أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ   اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ  …أَمَّا بَعْدُ ….فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوْا اللهَ  حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاتمَوُْتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ … Wahai hamba-hamba Allah ! Bertaqwalah sekalian kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Dan Janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. Saya  menyeru diri saya sendiri dan juga sidang Jumaat sekalian agar  kita  sama-sama  meningkatkan  ketaqwaan  kita  kepada  Allah  dengan  melakukan  segala  suruhanNya  dan  menjauhi  segala  yang  ditegahNya. Sidang Jumaat yang dihormati sekalian, Firman Allah dalam ayat 9 dan 10 surah as-Syamsi : قَدْ أَفْل

Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa yang Dapat Dihapuskan oleh Tauhid

بَابُ فَضْلِ التَوْحِيْدِ وَمَا يُكَفِّرُ مِنَ الذُّنُوْبِ Bab. [1] Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa yang Dapat Dihapuskan oleh Tauhid 🔖 dalil ayat al-qur'an وَقَوْلُ اللّٰهِ تَعَالَى : { الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُوٓاْ إِيمٰنَهُم بِظُلْمٍ أُوْلٓىِٕكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ (٨٢) } Firman Allah Ta'âlâ, "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk." [6] (An-An'âm: 82) ~~~~~~ 🍃🍃🍃 ~~~~~~ Hubungan antara Bab Ini dan Kitab Tauhid:        Setelah pada bab pertama menerangkan kewajiban dan makna tauhid, pada bab ini, (penulis) menerangkan keutamaan tauhid, dampak-dampak baik (tauhid), dan hasil-hasil (tauhid) yang indah, yang di antaranya adalah penghapusan dosa-dosa. Hal ini dilakukan oleh penulis untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada tauhid. بَابٌ : secara bahasa adalah tempat masuk . Adapun s

Menggali Mutiara dari Idul Fitrioleh Sa'id Abu Ukkasya

Khotbah Salat Idul Fitri  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحمد لله حمدَ الشاكرين ، والشكرُ له شكرَ الحامدينَ وأثني عليه ثناءَ الذاكرين ،  وأشهد أن لا إله إلا الله إله الأولين والآخرين ، وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله سيد ولد آدم أجمعين، النبي الأمين والناصح المبين بعثه الله رحمة للعالمين وحجة على الخلق أجمعين، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين ، أما بعد :   اَللَّهُ اَكْبَر، اَللَّهُ اَكْبَر، اَللَّهُ اَكْبَر، لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ واللَّهُ اَكْبَر، اَللَّهُ اَكْبَر وَلِلَهِ الْحَمْدُ Ma’asyirol muslimin wal muslimat, mari kita senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa kepada Allah Ta’ala.  اَللَّهُ اَكْبَر، اَللَّهُ اَكْبَر، اَللَّهُ اَكْبَر، وَلِلَهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ، اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا  Alhamdulillah, pada pagi hari yang cerah ini, Allah telah mempertemukan kita dengan hari raya Idulfitri. Idulfitri adalah sebuah hari yang Allah tutup bu

ashnaf

 Bahkan sebagian Ulama Hanafi membolehkan zakatf untuk satu bagian saja dalam suatu wilayah, dengan maksud agar pemenuhan kebutuhannya tertunaikan secara tuntas dan ia lebih berdaya. Contoh : Ada si miskin dan ada si punya hutang. Zakat di suatu wilayah boleh diserahkan seluruhnya untuk si punya hutang yang kemudian diberi modal agar ia berdaya, dan zakat untuk si miskin ditangguhkan. Namun yang shahih adalah ke delapan pos tersebut seluruhnya mendapat bagian, dengan prioritas sesuai urutan dalam ayat. 8 Ashnaf itu antara lain : (1). Fakir. Inilah yang utama dan pertama kali disebutkan dibanding golongan yang lain. Mereka yang dikatakan fakir, ibarat seseorang  butuh dengan 10 kg, dan yang ia punya hanya 2 kg bahkan tidak sekilo pun ia punya. (2). Miskin : Memiliki penghasilan, namun tidak mencukupi kebutuhannya. Ibarat, dia butuh 10 kg, yang ia dapat hanya 7 kg. (3). Amil Zakat : adalah petugas yang ditugasi oleh Imam/Khalifah. Sebetulnya hari ini tidak ada yang disebut sebagai 'a

setelah lewat 10 hari

Asy Syaikh Prof. Dr. Shalih Al Fauzan hafidzahullah: « ﻓﻠﻨﺤـﺎﺳﺐ ﺃﻧﻔﺴﻨﺎ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻌـﺸﺮِ ﺍﻟﺘﻲ ﻣـﻀﺖ ﻛﻴﻒ ﻗﻀﻴﻨﺎﻫﺎ ، و ﻫﻞ ﺣﻔﻈﻨﺎﻫﺎ ﺑﻄﺎﻋﺔِ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭ ﺟﻞ ﻭ ﺍﺳﺘﻔﺪﻧﺎ ﻣﻨﻬﺎ ، ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻗﺪ ﺃﺣﺴﻦَ ﻓﻴﻬﺎ ﻭ ﺣﻔِﻈَﻬَﺎ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺘﺰﻭﺩِ ﻭ ﺍﻹﻛﻤﺎﻝِ ﻟﺒﻘﻴﺔ ﺍﻟﺸـﻬﺮِ ، ﻭ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻔﺮﻃًﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻌـﺸﺮِ ﺍﻟﻤﺎﺿﻴﺔ ﻭ ﻣﺘﻜﺎﺳﻼً ﻓـﻌﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺘـﻮﺑﺔ ﻭ ﺍﻻﺳﺘﺪﺭﺍﻙِ ﻟﻤﺎ ﺑﻘﻲَ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﻬﺮِ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻔﻮﺕَ ﻛﻠُّﻪ ﻭ ﻟﻢ ﻳﺤﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ. » « Maka hendaklah kita mengintropeksi diri-diri kita di sepuluh hari yang telah kita lewati ini bagaimana kita menghabiskannya... Apakah kita telah menunaikannya dan menjaganya dengan ketaatan serta mengambil manfaat dengannya??? Barangsiapa yang telah baik dan menjaganya dengan ketaatan maka hendaklah ia menambah dan menyempurnakan disisa bulan selanjutnya... Dan barangsiapa yang menelantarkan dan malas-malasan disepuluh hari sebelumnya maka hendaklah segera bertaubat dan mengisi sisa hari dibulan ini terluputkan seluruhnya dan ia tak mendapatkan sesuatupun. » _____ Majalis Syahri Ramadhan (46).

Apa² yang Wajib bagi Orang² yang Ber-'Udzur dalam Berpuasa?

Yang Wajib bagi mereka Meng-Qodho' Puasanx saja: 1. Musafir 2. Seorang yg Sakit yg masih Diharapkan Kesembuhannya 3. Para Wanita Haidh & Nifas 4. Wanita Hamil&Menyusui jika Mengkhawatirkan kesehatan Dirinya atau anaknya. Yang Wajib bagi mereka Memberi Makan saja(fidyah): 1. Orang Sakit yang Tdk Diharapkan lagi akan Kesembuhannya. 2. Orang Tua Jompo dan Wanita Sepuh yang Tidak mampu lagi Berpuasa. Tatacara Memberi Makan(fidyah), disana ada 2 cara: 1. Memberi Makan orang miskin dari setiap hari setengah Sho' dari Makanan Pokok suatu Negeri berupa Kurma/Beras/selainnya. Dengan kadar Timbangan 1½ kg sebagai bentuk yg mendekati. 2. Dia Membuatkan Makanan kemudian Memanggil Orang² miskin padanya sesuai Kadar Hari yg menjadi Tanggungannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Anas bin Malik رضي الله عنه ketika beliau telah Jompo. Dan Diperbolehkan untuk Memberikan makanan kepada satu orang Miskin saja tanpa ada khilaf padanya. Dan diperbolehkan juga baginya untuk Mengeluarkannya di

BERPUASA AGAR BERTAKWA

💡🗒️  Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Puasa ialah sebab ketakwaan apabila kewajiban puasanya dijalankan sepenuhnya. Allah ta‘ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183) Orang yang berpuasa diperintahkan untuk bertakwa; yaitu menjalankan segala yang Allah perintahkan dan menjauhi semua larangan-Nya, inilah tujuan terbesar puasa. Puasa tidak dimaksudkan untuk menyusahkan orang yang menjalaninya dengan tidak makan, minum, atau menjauhi hubungan biologis saja.” (Fushul fish Shiyam) ———————————————————————— Diwajibkan berpuasa agar kita bertakwa; yakni supaya lebih mampu menjauhi maksiat dan dosa. Sebab puasa menghancurkan syahwat dan melemahkan keinginan maksiat. Fathul Qadir, 1/159. Kata al-Baidhawi rahimahullah, لَيْسَ الم

Waspadalah terhadap gajah di bulan Ramadhan❗️

Anda mungkin kaget dengan judulnya, tapi rasa heran itu akan hilang saat Anda membaca 👇.. Imam Malik duduk di Masjid Nabawi, seperti biasa, meriwayatkan hadits Rasulullah, semoga sholawat dan salam Allah tercurah atasnya Maka semua murid bergegas melihat gajah itu dan meninggalkan Malik..kecuali Yahya bin Yahya Al-Laithi.. Imam Malik berkata kepadanya: Mengapa Anda tidak pergi keluar dengan mereka? Pernahkah Anda melihat gajah sebelumnya? Yahya berkata: Aku datang ke Madinah untuk melihat Malik, bukan untuk melihat gajah. Al-Dhahabi menyebutkannya dalam “Siyar” dan “Al-Tarikh” (biografi Yahya Al-Laithi) dan Al-Shirazi dalam “Tabaqat Al-Fuqaha” (hal. 152-153). Jika kita merenungkan cerita ini.. kita akan menemukan bahwa hanya satu dari mereka yang tahu mengapa dia datang? Dan apa tujuannya? Jadi dia tidak terganggu.. dan dia tidak menyia-nyiakan energinya ke kanan dan ke kiri.. sedangkan yang lain, mereka keluar untuk menonton.. jadi lihatlah perbedaan besar di antara mereka. Riwayat I

Al-An'am 151-153

📚 كِتَابُ التَّوْحِيدِ 📚 Kitab Tauhid 🔖 dalil dari atsar sahabat قُالْ ابْنُ مَسْعُوْدِ رَضِيَ اللّٰه عَنْهُ: مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى وَصِيَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم، الَّتِيْ عَلَيْهَا خَاتَمُهُ فَلْيَقْرَأْ  قَوْلَهُ تَعَالَى:  { قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَاحَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُم ْ}. إِلَى قَوْلِهِ تَعَالَى: { وَأَنَّ هٰذَا صِرَطِى مُسْتَقِيمًا } الْآيَةَ Ibnu Mas'ûd رضي الله عنه berkata, "Siapa saja yang ingin melihat wasiat Rasulullah صلى الله عليه وسلم, yang stempel beliau tertera di atas (wasiat) itu, hendaknya ia membaca firman (Allah) Ta'âlâ, ' Katakanlah (Muhammad), 'Kemarilah kalian. Saya membacakan hal-hal yang Rabb kalian haramkan terhadap kalian,',' hingga firman (Allah) Ta'âlâ, 'Dan sungguh (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus.'." [3,4] (Al-An'am: 151-153) ~~~~~~🍃🍃🍃 ~~~~~~ [Biografi]         Ibnu Mas'ûd adalah Abdullah bin Mas'ûd bin Ghâfil bin Habîb Al-Hudzaly, seorang

Allah Menjaga Orang yang Waraʼ

⛵🌱 Serial Hadits Kitabul Jamiʼ | Bab Zuhud dan Waraʼ (BAG. 6) ✅ Hadits 5 | Allah Menjaga Orang yang Waraʼ وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ ﷺ يَوْمًا، فَقَالَ: يَا غُلَامُ! احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ، وَإِذَا اِسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ. رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma , beliau berkata: Pada suatu hari, aku pernah diboncengkan di belakang Nabi ﷺ, dan beliau bersabda, “Nak! Jagalah (agama) Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah (agama) Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Apabila meminta, mintalah kepada Allah; dan apabila meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.” H.R. At-Tirmidzi [2516]; beliau berkata, “Hadits ini hasan shahih.” ———————————————————————— Telah lewat pengertian waraʼ, yaitu menjaga diri dari yang haram. Kadang, terbuka kesempatan meraih sebuah keuntungan, tapi ia takut itu haram,
قال بعض السلف: أهونُ الصيام: تركُ الطعام والشراب. وقال جابرٌ: إذا صُمت فليصم سمعُك وبصرُك ولسانُك عن الكذب والمحارم، ودع أذى الجار، وليكن عليك وقارٌ وسكينةٌ، ولا تجعل يوم صومك ويوم فطرك سواء. 📖 ابن رجب | لطائف المعارف (364) Sebagian salaf berkata: "Yang paling ringan dari puasa adalah menahan diri dari makan dan minum." Jabir berkata: "Kalau kamu berpuasa, maka puasakanlah pendengaran, penglihatan, juga lisanmu dari dusta dan hal-hal yang diharamkan, jangan lagi mengusik tetangga, jagalah kewibawaan dan ketenangan dirimu, jangan sampai hari tidak puasa dan hari puasamu sama saja! t.me/nasehat2ulama

Shalat Khusus pada Malam Nishfu Sya'ban

Al-Hafizh Al-'Iraqi berkata : حديث صلاة ليلة نصف شعبان حديث باطل "Hadits shalat malam nishfu Sya'ban adalah hadits yang batil" (Al-Mughni 'an hamlil Asfar, takhjrij ahadits Ihya Ulumiddin, 1/157) Imam Nawawi berkata : الصلاة المعروفة بصلاة الرغائب، وهي اثنتا عشرة ركعة بين المغرب والعشاء، ليلة أول جمعة من رجب، وصلاة ليلة النصف من شعبان مائة ركعة، هاتان الصلاتان بدعتان منكرتان، ولا يغتر بذكرهما في كتاب: (قوت القلوب)، و(إحياء علوم الدين)، ولا بالحديث المذكور فيهما، فإن كل ذلك باطل، ولا يغتر ببعض من اشتبه عليه حكمهما من الأئمة فصنف ورقات في استحبابهما، فإنه غالط في ذلك "Shalat yang dikenal dengan shalat ragaib, yaitu 12 rokaat antara maghrib dan isya pada malam jum'at pertama bulan Rajab, shalat malam nishfu/pertengahan dari Sya'ban 100 rokaat, dua shalat ini adalah BID'AH yang MUNKAR. Jangan tertipu dengan disebutkannya keduanya dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya Ulumuddin, dan juga jangan tertipu dengan hadits yang disebutkan tentang keduanya, karena