Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

agar bersikap tawadhu & meninggalkan sifat sombong

#Nasehat Oleh: Ustadz Hervi Firdaus (Hafizhahullah) . Asy Syekh Ubaid Al Jaabiri hafidzahullahu ta'ala mengatakan: . "Para penuntut ilmu hendaknya mendidik diri agar bersikap tawadhu', meninggalkan sifat sombong dan senang dipuji." (Syarah Sunnah Lilhumaidy) . Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala mengatakan tentang tingkatan dalam menunutut ilmu: . "Belajar itu yang pertama dimulai dengan banyak diam (tidak berbicara yang bukan kapasitasnya dan bukan tempatnya), yang kedua mendengarkan ilmu dengan perhatian dan menghafalkannya, yang ketiga mengamalkannya, dan yang keempat menyebarkan dan mengajarkannya." (Hilyatul Auliya) . Adab adalah pondasi yang utama dalam menuntut ilmu dan mengajarkannya. Karena perangkap setan bagi penutut ilmu dan para ulama pun ada dan sangat berbahaya. . Para ulama dahulu mengatakan; sifat hasad yang paling berbahaya bukanlah hasadnya pedagang atau petani. Namun hasad yang paling berbahaya adalah hasadnya para u

Buah iman yang jujur

[Fawaaid wa Duror] Seorang mukmin akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila iman yang jujur telah menetap dalam hati, maka Allah akan menurunkan kesabaran, ridha, keimanan, dan keyakinan yang berlipat ganda hingga kondisi ketika ditimpa musibah tak ubahnya seperti yang dikatakan al-Kholiifah ar-Rosyiid, Umar bin Abdil Aziz rahimahullah, "ما بقي لي سرور إلا في مواقع القدر. قيل له: ما تشتهي قال:ما يقضي الله لي" "Tak ada lagi kegembiraan yang kurasakan selain di momen-momen penantian takdir" Ada yang berkata kepadanya, "Apa yang engkau inginkan di saat itu?" "Tak ada. Selain apa yang akan Allah takdirkan untukku." jawab Umar. [al-Bahr ar-Raa-iq fii az-Zuhd wa ar-Raqaa-iq] Teman, ujian hanyalah sesaat karena jalan keluar pasti kan tiba. #fawaaid_wa_duror ♻ Silakan disebarluaskan ═══ ¤❁✿❁¤ ═══ *Telegram:* t.me/ayobelajartauhid *Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid ═══ ¤❁✿❁¤ ═══

ORANG YANG BERTAUBAT ITU

◾ ... ◾ Orang yang bertaubat itu berada di antara harapan dan ketakutan... di antara kebahagiaan dan kesengsaraan... di antara keselamatan dan kehancuran... Jika melihat api berkobar, gemetarlah dia karena takut dicampakkan ke Neraka... Jika petir menyambar, terguncanglah hatinya karena takut kepada Allah Ta'ala... Jika melihat orang yang asyik berbuat dosa, maka dia pun menangis karena teringat akan dosa-dosa yang pernah dilakukan... Jika melihat kenikmatan, dia pun khawatir jika diharamkan dari kenikmatan Surga... Mereka mengecap manisnya ketaatan... Merasakan kenikmatan dalam beribadah... Mampu memetik kelezatan dalam setiap titisan iman dan lembutnya penerimaan... Menjadi kurus badannya karena sering kali berpuasa, dan kedua kakinya kelelahan karena banyaknya shalat sunnah yang telah dikerjakan... Dia selalu disertai rasa takut terus-menerus, dan tidak pernah merasa aman dari adzab Allah walaupun hanya sekejap mata, hingga Allah mengangkat kedudukannya di sisi-Nya.

Guru ngajar Iqra, perlu berniat

"Saya niat mengajar lillahi ta'ala, agar anak didik saya cinta dan paham Al-Qur'an, dan di kemudian hari semangat mempelajari Al-Qur'an dan kandungannya dari para ulama dan rujukan yang mu'tabar, dan jika diberi kesempatan masuk pemerintahan atau masuk parlemen, akan menjadikan misi membumikan Al-Qur'an dan menjadikan hukum dan hikmah yang dikandungnya sebagai panduan dalam bermasyarakat dan bernegara, sebagai tujuan dan langkah perjuangannya." Insyaallah meski aktivitasnya "hanya" mengajar iqra, tapi besarnya niat, membuatnya punya saham besar dalam membangun kembali peradaban Islam. ~ Muhammad Abduh Negara ~E