Perintah Qurban dalam Surah Al-Kautsar
Segala puji dan syukur patut
kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat,
Hidayah serta Inayahnya,, Kita sebentar lagi akan merayakan hari raya Idul
Adha. Dalam idul adha ada ibadah sunnah muakadah pula yaitu menyembelih hewan
qurban yang juga diperintahkan Allah dalam QS Al-Kautsar.
“Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu sangat banyak.” (ayat 1).
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
wasallam“, Sesungguhnya sangatlah
banyaknya anugerah dan kurnia Tuhan kepada engkau, ya Utusan-Ku! Tidaklah dapat
dihitung berapa banyaknya kurnia itu, sejak dari Al-Qur’an yang diturunkan
sebagai wahyu, nikmat yang diilhamkan sebagai hasil fikiran, nubuwwah dan
kerasulan, penutup segala Rasul, rahmat bagi seluruh alam, pemimpin bagi ummat
manusia, memimpinkan agama yang benar, untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia
dan akhirat. Semuanya itu, dengan cabang dan ranting dan ranggasnya, tidaklah
dapat dihitung berapa banyaknya.‘‘
Dan dalam sebuah Hadits dirawikan oleh Muslim dan shahihnya, diterimanya dengan sanadnya dari Anas bin Malik: “Al-Kautsar nama sebuah sungai
sebelum menjelang ke syurga, di sanalah ummat Muhammad akan minum bersama Nabi
seketika akan meneruskan perjalanan ke dalam Syurga.”
Abu Bakar bin ‘Iyyasy dan Yaman bin Ri-ab mengatakan: “Banyak sahabat,
banyak ummat dan banyak pengikut.” Menurut Al-Mawardi: “Tersebut namanya di mana-mana.”
Dan kata Al-Mawardi juga mengambil dari hadits qudsi:
“Cahaya bersinar dari dalam hatimu Muhammad,
menunjuk jalan menuju Aku dan memutuskan jalan yang selain Aku.” Ibnu
Kisan mentafsirkan: “Kasih-sayangmu kepada orang lain.” Al-Mawardi pula
mengatakan: “Al-Kautsar ialah syafa’at yang dianugerahkan kepada engkau
untuk melindungi ummatmu di akhirat.” Menurut Ats-Tsa’labi: “Suatu mu’jizat dari Allah, sehingga doa ummatmu yang
shalih dikabulkan Allah
jua.” Menurut Hilal bin Yasaf: “Al-Kautsar ialah dua kalimat syahadat: La Ilaha
Illallah, Muhammadur Rasulullah.”
karena arti Al-Kautsar
adalah sangat banyak:
“Dan jika
kamu menghitung nikmat Allah tidaklah kamu akan dapat
menghitungnya.” (Ibrahim:34)
“Sebab itu
maka sholatlah karena Tuhanmu.” (pangkal ayat 2). Sedemikian banyaknya anugerah
Allah kepadamu Muhammad, maka tempat engkau beribadah hanya Allah, tempat
engkau sholat hanya Dia. Karena nikmat tidak akan didapat dari selain Dia: “Dan
berqurbanlah.” (ujung ayat 2)
Menurut Adh-Dhahhak yang diterimanya
dari Ibnu Abbas, perintah sholat di sini ialah sholat fardhu yang lima waktu.
Berkata Ibnu ‘Arabi: “Sholat lima waktu. Sebab dialah rukun ibadah seluruhnya
dan itulah lantai Islam dan termasuk tonggak agama.” Ujung ayat ini
memerintahkan berqurban, maka menurut tafsir Said bin Jubair: “Sholat Subuhlah
berjamaah, kemudian sehabis sholat sunat ‘Idul-Adha sembelihlah qurban.” Ada
lagi penafsiran lain, menurut Al-Qurthubi diterima dari Ali bin Abu Thalib dan
Muhammad bin Ka’ab: “Sholat untuk Tuhanmu. ” Sebab An-Nahr itu boleh
diartikan menyembelih binatang ternak sebagai qurban di hari kesepuluh Dzul
Hijjah yang dinamai juga Yaumun-Nahr. Penyembelihan boleh juga di hari
tasyrik 11, 12, 13 Dzulhijjah.
“Sesungguhnya
orang yang membenci engkau itulah yang akan putus.” (ayat 3). Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
mempunyai banyak putera dengan Khadijah, empat anak perempuan (Zainab,
Ruqaiyah, Ummi Kultsum dan Fatimah). Dan anak-anak laki-laki beliau beri nama
Abdullah dan Qasim dan Thaher. Dan setelah tinggal di Madinah beliau mendapat
anak laki-laki pula, beliau beri nama Ibrahim. Tetapi anak laki-laki ini
semuanya mati di waktu kecil, tidak ada yang sampai dewasa.
Menurut suatu riwayat dari Ibnu Ishaq, dari Yazid bin
Rauman: “Al-‘Ash bin Wail selalu berkata mencemoohkan Nabi: ‘Biarkan saja dia
bercakap sesukanya. Diakan putus turunan! Kalau dia sudah mati nanti habislah
sebutannya.’’
Menurut riwayat dari ‘Atha’, paman Nabi sendri, Abu
Lahab yang sangat memusuhi Nabi, setelah mendengar bahwa anak laki-laki Nabi
telah meninggal, dia pergi menemui kawan-kawannya sesama musyrikin dan berkata:
“Sudah putus turunan Muhammad malam ini!”. Menurut suatu riwayat pula dari
Syamr bin ‘Athiyyah: “Uqbah bin Abu Mu’ith pun setelah mendengar anak laki-laki
Rasulullah meninggal, dengan gembira berkata: “Putuslah dia!”
Rupanya ratalah menjadi
penghinaan pada waktu itu atau pelepasan sakit hati bagi musuh-musuh beliau
kaum musyrik, termasuk paman beliau sendiri Abu Lahab. Karena anak laki-laki
beliau telah mati, maka Abu Lahab berkata”, habislah putus dan pupus turunan Muhammad dan
tidak akan ada sebutannya lagi. Itulah persangkaan yang salah. Tuduhan tidak
baik. Di awal ayat telah difirmankan bahwa pemberian-Nya kepada Rasul-Nya
sangatlah banyaknya. Satu di antara nikmat yang banyak (Al-Kautsar) itu ialah
sebagai yang ditafsirkan Abu Bakar bin ‘Iyyasy dan Yaman bin Ri-ab: “Banyak
sahabatnya, banyak ummatnya dan banyak pengikutnya.” Beribu-ribu, berjuta.
Sedang orang-orang yang membencinya itu sebahagian besar dan mati dalam
peperangan Badar, karena kalah berperang dengan Nabi Muhammad dan ummat
pengikutnya itu. Abu Lahab sendiri, seorang
di antara anak laki-lakinya mati diterkam singa. Dan dia sendiri mati karena
sakit hati setelah teman-temannya kalah di perang Badar. Sungguh
kejamnya kaum musyrikin saat itu menuduh Rasulullah terputus. Sebenarnya kaum
musyrikin itu yang terputus, sehingga Alqur’an banyak menyebutkan bahwa laknat
dan adzab Allah akan menimpa mereka.
Abul Fadhi
Al-‘Arudhiy mentafsirkan pula bahwa Al-Kautsar, pemberian yang sangat banyak
itu dianugerahkan Allah juga bagi Muhammad dengan keturunan dari pihak anak
perempuan, yaitu keturunan Fatimah. Yang sampai sekarang sudah 14 abad masih
bertebaran di muka bumi ini. Ada yang menjadi raja-raja besar di negeri-negeri
besar, ada yang menjadi Ulama dan penganjur politik. Sedang orang-orang yang
membencinya itu putuslah berita mereka.
Allah menghinakan
mereka yang membenci Rasul-Nya. Maka orang-orang yang mengikuti syari’at yang
dibawa Rasul-Nya yang bahagia.
*Diambil dari Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dengan
sedikit penambahan
Komentar
Posting Komentar