Khairu ummat (Umat Terbaik)
Segala puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya,, Pembaca mungkin
masih ingat mengenai pembahasan haqqo tuqotih (sebenar-benarnya taqwa). Maka
kita akan melanjutkan tafsir ali ‘imran yakni ayat 104-109. (104)
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. ( 105 ) Dan janganlah kamu menyerupai
orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang
jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
( 106 ) pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri,
dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya
(kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena
itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". ( 107 )
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada
dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. ( 108 )
Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan
benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. ( 109 )
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan
kepada Allahlah dikembalikan segala urusan
Makna yang
dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat
ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut
memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini. Sebagaimana yang
disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim dalam sebuah hadis dari Abu
Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barang siapa di antara
kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya;
dan jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika masih tidak mampu juga,
maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemahlemahnya iman
Di dalam riwayat lain disebutkan:
Dan
tiadalah di belakang hal itu, iman
barang seberat biji sawi pun.
Imam Ahmad
mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
Demi Tuhan
yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, kalian benar-benar harus
memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau
hampir-hampir Allah akan mengirimkan kepada kalian siksa dari sisi-Nya,
kemudian kalian benar-benar berdoa (meminta
pertolongan kepada-Nya), tetapi doa kalian tidak diperkenankan.
Imam Turmuzi mengatakan
bahwa hadis ini hasan.
Kemudian
Allah Swt. berfirman:
Dan
janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. (Ali Imran: 105).
Melalui
ayat ini Allah melarang umat ini menjadi orang-orang seperti umat-umat
terdahulu yang bercerai-berai dan berselisih di antara sesama mereka, serta
meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, padahal peringatan
telah datang kepada mereka .
Imam Ahmad
mengatakan dari Abu Amir (yaitu Abdullah ibnu Yahya) yang menceritakan bahwa
sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah- bersabda: 'Sesungguhnya orang-orang
Ahli Kitab telah bercerai-berai dalam agama mereka menjadi tujuh puluh dua
golongan, dan sesungguhnya umat ini kelak akan berpecah-belah menjadi tujuh
puluh tiga keinginan (golongan), semuanya masuk neraka kecuali satu
golongan, yaitu Al-Jama'ah. Dan
sesungguhnya kelak di dalam umatku terdapat kaum-kaum yang selalu mengikuti
kemauan hawa nafsunya sebagaimana seekor anjing mengikuti pemiliknya. Tiada
yang tersisa darinya, baik urat maupun persendian, melainkan
dimasukinya'."
Selanjutnya
Mu'awiyah mengatakan, "Demi Allah, hai orang-orang Arab, seandainya kalian
tidak menegakkan apa yang didatangkan kepada kalian oleh Nabi kalian, maka
orang-orang selain dari kalian benar-benar lebih tidak menegakkannya
lagi." Firman Allah Swt.:
pada hari
yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang
menjadi hitam muram. (Ali
Imran: 106)
Yakni kelak di hari kiamat,
di waktu putih berseri wajah pengikut
rasulullah(al-jama’ah) , dan tampak hitam muram wajah mereka yang menentangnya. Demikianlah menurut tafsir Ibnu Abbas
Adapun
orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), "Mengapa kalian kafir
sesudah kalian beriman?" (Ali Imran: 106)
Menurut Al-Hasan Al-Basri,
mereka adalah orang-orang munafik.
Karena
itu, rasakanlah azab disebabkan kekafiran kalian itu. (Ali Imran: 106)
gambaran ini bersifat umum
menyangkut semua orang kafir.
Adapun orang-orang
yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga), mereka kekal di dalamnya. (Ali
Imran: 107)
Maksudnya, mereka tinggal di
dalam surga untuk selama-lamanya.
Kemudian
Allah Swt. berfirman:
Itulah
ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepada kamu. (Ali Imran: 108)
Yakni itulah ayat-ayat Allah
dan hujah-hujah-Nya serta keteranganketerangan-Nya, Kami bacakan kepadamu, hai
Muhammad.
dengan
sebenarnya. (Ali Imran: 108)
Yaitu Kami membuka perkara
yang sesungguhnya di dunia dan akhirat.
dan
tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hambahamba-Nya. (Ali Imran: 108)
Artinya,
Allah tidak akan berbuat aniaya terhadap mereka, melainkan Dia adalah Hakim
Yang Maha adil yang tidak akan zalim; karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, maka untuk itu Dia tidak perlu berbuat
aniaya terhadap seseorang dari makhluk-Nya. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:
Kepunyaan
Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. (Ali Imran: 109)
Yakni semuanya adalah milik
Allah dan sebagai hamba-hamba-Nya.
dan kepada
Allah-lah dikembalikan segala urusan. (Ali Imran:109)
Maksudnya, Dialah Tuhan Yang
Memutuskan lagi Yang Mengatur di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bishshowab
Miqdad Arromy
Komentar
Posting Komentar