Buah tutur kata yang Baik
Nabi yang mulia, Ibrahim 'alaihissalam pernah berdoa kepada Allah
ﻭَﺍﺟْﻌَﻞْ ﻟِﻲ ﻟِﺴَﺎﻥَ ﺻِﺪْﻕٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮِﻳﻦ
Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, [Surah Asy Syu'ara ayat 84]
Diantara wasiat yang agung di dalam islam yang mencakup permata seorang mu'min adalah tutur kata yang baik.
Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengabulkan doanya, mengaruniakan kepadanya ilmu sehingga termasuk rasul-rasul yang paling utama, memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh, menjadikannya diterima oleh manusia lagi dicintai, disebut kebaikannya dan dimuliakan di semua golongan dan di setiap zaman.
Allah mengabulkan doa nabi ibrahim. Namanya tetap bersinar, sikapnya tetap diagungkan, keturunannya adalah para nabi dari bani israil yang terakhir adalah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. "dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan yang tiada habis-habisnya, sebagai anugerah yang tak terhingga dari Allah.
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻣِﺮْﺁﺓُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِِﻦِ
“Seorang mu’min, adalah cermin bagi orang beriman (lainnya),” (HR. Abu Dawud)
Allah Ta'ala berfirman: (7) ﺃَﻟَﻢْ ﻧَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻦِ ( 8 ) ﻭَﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﻭَﺷَﻔَﺘَﻴْﻦِ ( 9 ) ﻭَﻫَﺪَﻳْﻨَﺎﻩُ ﺍﻟﻨَّﺠْﺪَﻳْﻦِ "Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (Surah Al Balad ayat 8-
10)
Allah subhanahuu wa Ta'alaa berfirman", َDan bertutur katalah yang baik kepada setiap manusia.” [al-Baqarah: 83].
Ayat Al-Quran di atas meletakkan prinsip bagi manusia dalam melakukan interaksi.
Hal yang serupa dengan prinsip tersebut adalah perintah Allah kepada kaum muslimin agar menggunakan cara yang baik ketika berdebat dengan Ahli Kitab.
Allah ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka.” [al-Ankabut: 46].
Perintah Allah dalam ayat ini bersifat baku, pasti dan mengikat. Bahwa tutur kata yang baik adalah sesuatu yang diharuskan kepada siapa saja, tidak ada pengecualian kecuali dalam kondisi yang disebutkan dalam surat alAnkabut ayat 46 di atas.
Perkataan yang baik mencakup cara penyampaian dan isi yang baik. Dari segi penyampaian, perkataan harus diucapkan dengan cara yang halus dan lembut, bukan dengan cara yang kasar dan keras. Dari segi isi perkataan harus bermuatan positif. Setiap perkataan yang baik mesti mengandung hal positif, dan setiap perkataan yang positif tentulah merupakan perkataan yang baik.” [Tafsir Surah al-Baqarah 3/196].
*Penerapan tutur kata yang baik*
✅ Bertutur kata yang mulia pada orang tua
Allah ta’ala berfirman, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” [al-Isra: 23]
✅ Berkata Jujur
ﻓَﻠَﻮْ ﺻَﺪَﻗُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻟَﻬُﻢْ
“ Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka .” (QS. Muhammad: 21)
✅ Menasihati yang baik dan rahasia
Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda tentang menasehati pemimpin:
ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺼﺢ ﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺑﺄﻣﺮ ﻓﻼ ﻳﺒﺪ ﻟﻪ ﻋﻼﻧﻴﺔ ، ﻭﻟﻜﻦ ﻟﻴﺄﺧﺬ ﺑﻴﺪﻩ ﻓﻴﺨﻠﻮ ﺑﻪ ، ﻓﺈﻥ ﻗﺒﻞ ﻣﻨﻪ ﻓﺬﺍﻙ ، ﻭﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﻗﺪ ﺃﺩﻯ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﻠﻴﻪ
“Barangsiapa ingin menasehati penguasa dengan sesuatu hal, maka janganlah tampakkan nasehat tersebut secara terang-terangan. Namun ambillah tangannya dan bicaralah empat mata dengannya. Jika nasehat diterima, itulah yang diharapkan. Jika tidak diterima, engkau telah menunaikan apa yang dituntut darimu” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Takhrij As Sunnah Libni Abi Ashim , 1097).
✅ Menjauhi celaan
Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ﻟﻴﺲَ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦُ ﺑﺎﻟﻄَّﻌَّﺎﻥِ ﻭﻻ ﺍﻟﻠَّﻌَّﺎﻥِ ﻭﻻ ﺍﻟﻔﺎﺣِﺶِ ﻭﻻ ﺍﻟﺒﺬَﻱُّ
“Seorang Mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor dan suka bicara jorok” (HR. Tirmidzi no.1977, dishahihkan Al Albani dalam
Silsilah Ash Shahihah no.320).
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻳَﻄْﻠُﺐُ ﻣَﻌَﺎﺫِﻳﺮَ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧِﻪِ ، ﻭَﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻖُ ﻳَﻄْﻠُﺐُ ﻋَﺜَﺮَﺍﺕِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧِﻪِ
“Seorang mu’min itu mencari udzur (alasan-alasan baik) terhadap saudaranya. Sedangkan seorang munafik itu mencari-cari kesalahan saudaranya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no.10437).
Komentar
Posting Komentar