Turunnya Alquran pada bulan Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“bulan ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Qur’an”
Al Qur’an pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan. Sebagaimana
ayat lain:
إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al
Qur’an) di malam lailatul qadr” (QS. Al Qadr: 1)
Juga firman Allah Ta’ala:
إِنَّا
أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al
Qur’an) di malam yang penuh keberkahan” (QS. Ad Dukhan: 3)
Imam Ibnu Katsir memaparkan, “Allah Ta’ala memuji bulan Ramadhan diantara bulan-bulan
lainnya. Yaitu dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an Al Azhim” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/501)
Bahkan selain Al Qur’an, Ramadhan juga adalah bulan diturunkannya
kitab-kitab Allah sebelumnya secara sekaligus. Imam Ibnu Katsir membawakan
dalil akan hal ini, yaitu sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
أُنْزِلَتْ صُحُف
إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ
لسِتٍّ مَضَين مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشَرَةَ خَلَتْ مِنْ
رَمَضَانَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ الْقُرْآنَ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ
رَمَضَانَ
“Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama
bulan Ramadhan. Taurat diturunkan pada hari ke malam ke 7 bulan Ramadhan. Injil
diturunkan pada malam ke-14 Ramadhan. Sedangkan Al Qur’an diturunkan pada malam
ke-25 bulan Ramadhan”
(dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 1575)
Imam Ath Thabari membawakan riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa
maksud dari ‘kami turunkan ia (Al Qur’an) di
malam lailatul qadr‘ adalah: Al Qur’an diturunkan di malam lailatul qadar dari lauhul mahfudz ke langit dunia.
Sebagaimana riwayat dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhu
:
أنزل القرآنُ كله جملةً واحدةً في ليلة القدر في رمضان،
إلى السماء الدنيا، فكان الله إذا أراد أن يحدث في الأرض شَيئًا أنزله منه، حتى
جمعه
“Al Qur’an diturunkan sekaligus di malam lailatul qadar pada bulan Ramadhan,
ke langit dunia. Lalu setelah itu jika Allah ingin memfirmankan sesuatu ke
dunia, ia (Al Qur’an) diturunkan dari langit dunia (bagian demi bagian) hingga
akhirnya dikumpulkan” (Tafsir Ath Thabari, no. 2818)Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu juga berkata:
أنزل
الله القرآن إلى السماء الدنيا في ليلة القدر، فكان الله إذا أراد أن يُوحِيَ منه
شيئًا أوحاه
“Allah menurunkan Al Qur’an ke langit dunia di malam lailatul qadar.
Lalu setelah itu jika Allah ingin memfirmankan sesuatu, Ia mewahyukannya” (Tafsir
Ath Thabari, no. 2816)
Setelah diturunkan secara lengkap
(keseluruhan) dari Lauh Mahfudz ke langit Dunia (Baitul-Izzah), Al-Qur’an turun
secara berangsuran selama 23 tahun; 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.
Dan turunnya Al-Qur’an secara berangsuran telah dijelaskan dalam firman Allah
SWT,
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ
وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
“Dan Al Quran
itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)
Sedangkan syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury di Kitab Sirohnya tentang kapan
awal permulaan wahyu
Dalam kitab siroh
beliau, beliau menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pendapat diantara pakar
sejarah tentang kapan awal mula turunnya wahyu, yaitu turunnya surat Al-Alaq:
1-5. Beliau menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21. Beliau
mengatakan: “Kami menguatkan
pendapat yang menyatakan pada tanggal 21, sekalipun kami tidak melihat orang
yang menguatkan pendapat ini. Sebab semua
pakar biografi atau setidak-tidaknya mayoritas di antara mereka sepakat bahwa
beliau diangkat menjadi Rasul pada hari senin, hal ini diperkuat oleh riwayat
para imam hadits, dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
pernah ditanya tentang puasa hari senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari inilah
aku dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku.” Dalam lafdz lain disebutkan, “Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus sebagai
rasul atau turun wahyu kepadaku”
Lihat shahih Muslim 1/368; Ahmad 5/299,
Al-Baihaqi 4/286-300, Al-Hakim
2/602.
Hari
senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21,
dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qodar
tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan. Jadi jika kami membandingkan antara firman Allah, “Sesungguhnya Kami
menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qodar”, dengan riwayat Abu Qotadah,
bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada hari senin, serta berdasarkan
penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun
itu, maka jelaslah bagi kami bahwa
diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada malam tanggal 21 dari Bulan Ramadhan. (Lihat Kitab Siroh
Nabawiyyah oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury Bab Di Bawah Naungan
Nubuwah, hal. 58 pustaka al-Kautsar)
Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah bertemu dengan
jibril pada bulan Ramadhan setiap malam
untuk membacakan kepadanya
Al-Qur’anul
karim.
Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas
radiyallahu anhuma, ia berkata:
(( كَانَ النَّبِيُّ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا
يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ
وَكَانَ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ،
فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَكَانَ رَسُوْلُ الله حِيْنَ يَلْقَاهُ أَجْوَدَ بِالخَيْرِ مِن
الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ ))
“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat
dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui
Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam
pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada
angin yang berhembus.”
Mempelajari
Al-Qur’an pada bulan ramadhan dan berkumpul untuk itu, juga membacakan
Al-Qur’an kepada orang yang lebih hafal. Juga Memperbanyak bacaan Al-Qur’an
pada bulan Ramadhan. Al-qur’an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang
muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian
diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Rabbnya dan
pemberi syafaat baginya pada hari kiamat.
Mutiara Ar-Risalah , ArRisalah Press (0895371970258/Rizky
Ramadhan)
Komentar
Posting Komentar