KAIDAH MENEGUR KESALAHAN
**
*Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib* mengatakan,
وَإِيَّاكِ وَكَثْرَةَ الْعَتْبِ فَإِنَّهُ يُوْرِثُ الْبَغْضَاءَ
*❌Hindari terlalu sering menegur kesalahan orang lain karena hal tersebut menyebabkan timbulnya kebencian di dalam hati❌*
📚 Fiqhus Sunnah karya as-Sayyid Sabiq 2/199, Dar al-Fikr.
❗Yang dimaksud dengan kesalahan dalam hal ini adalah non maksiat.
_‼️Inilah kaedah penting menegur, mengkritik, membahas dan komplain atas kesalahan yang dilakukan oleh orang lain semisal isteri, suami, anak, bawahan dll._
💪Ketika melatih anak untuk melakukan kegiatan rumah semisal masak, ngepel lantai dll semestinya ortu jangan terlalu sering menyalahkan.
📢Sikap yang tepat adalah teguran hanya ditujukan kepada kesalahan yang fatal sehingga anak tidak merasa terlalu sering ditegur dan disalahkan.
📣Orang yang merasa terlalu sering ditegur akan merasa dirinya itu selalu salah. Dampaknya dia mogok, mudah ngambek, ada perasaan kurang suka bahkan benci dengan orang yang sering menegur.
🎁Demikian juga ketika suami melakukan kesalahan dalam membelikan pesanan isteri. Hendaknya isteri tidak berulang kali komplain kepada suami karena hal ini.
🏠Demikian pula ketika isteri melakukan kesalahan teknis terkait masakan, meletakkan barang dll. Semestinya suami bersikap lapang dada dalam kesalahan non maksiat.
Teguran terkait hal ini dilakukan kadang-kadang saja.
🖱️Hal yang sama juga berlaku untuk kesalahan teknis yang dilakukan oleh bawahan.
*🗣️Diantara akhlak mulia adalah tidak sering, tidak berulang kali memberi teguran atas kesalahan non maksiat yang dilakukan oleh orang lain*
Komentar
Posting Komentar