Hasbunallahu wa ni’mal wakiil (bag terakhir)
Segala puji dan
syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas
Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya,, Bahasan “Hasbunallahu
wa ni’mal wakiil” telah diselesaikan penulis, semoga bermanfaat serta menyadarkan kita
kepada makna kalimat ini yaitu sebagai bentuk tawakkal kepada Allah dalam
segala urusan.
Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qs Ali Imran: 159)
Hasbunallahu wa ni’mal wakiil merupakan washiat
Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya tatkala dalam
kondisi berat, beliau bersabda, “Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil
telah menempel pada sangkakala dan menanti izin kapan ia diperintahkan untuk
meniup, maka diapun meniup.”Maka hal ini memberatkan para sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi berkata kepada mereka :”Ucapkanlah : “Hasbunallahu wani’mal wakiil, ‘alallahi
tawakalnaa” (cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik bersandar, hanya
kepada-Nyalah kami menyerahkan urusan kami).
Barangsiapa yang
Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan dengan makar (rencana
jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak menggelisahkannya perkumpulan
orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak
juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang
menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah
menenangkan Nabi-Nya dan menurunkan firman-Nya kepada Nabi,
Dan
jika mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi
pelindungmu).” (QS.
Al-Anfal: 62).
Yazid bin Hakiim pernah berkata, “Tidaklah aku takut
kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku menzoliminya,
dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata,
“Hasbiyallahu” (cukuplah Allah penolongku), ia berkata :”Antara aku dan engkau
ada Allah”.
“Hasbunallahu wa ni’mal wakiil” membuahkan
kepercayaan kepada Allah subhaanahu, dan bersandar kepada-Nya, merasa Allah
selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap kondisi.
Jika seorang
hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rezekinya, mata
pencahariannya, penjagaan dan perhatinan, pertolongan dan kejayaan, maka ia
hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah dari pertolongan selainNya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mencari kecukupan (dari
Allah) maka Allah mencukupkannya.”
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” membuahkan penyerahan seorang hamba
dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah
tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan
Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi
sang hamba baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman,
Dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS.
An-Nisaa’: 32).Juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman “Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya.” (QS. Huud: 30).
“(Dia-lah) Tuhan
masyriq dan maghrib, tiada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai
Pelindung.” (QS. Al-Muzammil: 9).
Allah juga
berfirman,
“Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.” (QS Al-Isroo’: 2).
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya doa berikut
: “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu
dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan
dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan pelit, dan aku
berlindung kepada-Mu dari terlilit hutang dan penguasaan para lelaki.”
Maka seorang
muslim menghadapi semua peristiwa dan kondisi dengan “Hasbunallahu wa ni’mal wakiil” dengan
menghadirkan akan agungnya makna kalimat ini, tingginya nilai yang
ditunjukkannya, disertai dengan amal yang sungguh-sungguh, dan menempuh
sebab-sebab dengan hikmah dan ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada
seorang mukmin yang lemah, dan semuanya ada kebaikan. Semangatlah untuk meraih
apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah.”
Semoga kita jadi hamba Allah yang selalu tawakkal
kepada Allah. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. Robbanaa
laa tuzighquluubanaa ba’da idzhadaitanaa wa hablanaa minladunka rohmatan Innaka
antal Wahhaab.
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Abdul Bari
bin ‘Iwadh ats-Tsubaiti (Imam dan khotib Masjid Nabawi)
Oleh Ustadz
Firanda Andrija
Edit
bahasa oleh tim khotbahjumat.com
Komentar
Posting Komentar