Allah beristiwa di atas Arsy

Point penting Materi Kuliah Mafatihul 'ilm :

Dari Kuliah Sabtu Ustadz Dzulqarnain M Sunusi

1. Dalil-dalil bahwa Allah beristiwa' di atas 'Arsy
Dalil dari Al-Qur'an
Surah Al-A’raf: 54
Surah Yunus: 3
Surah Ar-Ra’d: 2,
Surah Al-Furqan: 59
Surah As-Sajdah: 4
Surah Al-Hadid: 4
Semuanya dengan lafazh ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ
Surat Thaha : 5 dengan lafazh ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ
Dalil dari As-Sunnah
Hadits Abu Hurairah rodiallahu’anhu, bahwa Nabi shollallahu ’alaihi wasallam bersabda:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍْﻷَﺭَﺿِﻴْﻦَ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ، ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ
Hadits Jariyah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada budak wanita tersebut dengan pertanyaan,
ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Di mana Allah?”
Dia menjawab,
ﻓِﻰ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ
“Di atas langit.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Siapa saya? ” Budak itu menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺃَﻋْﺘِﻘْﻬَﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٌ
“Merdekakanlah dia karena dia adalah seorang mukmin.
Ucapan para As-Salaf
Imam Malik rohimahullah
ﺍﻻِﺳْﺘِﻮَﺍﺀُ ﻣَﻌْﻠُﻮْﻡٌ ، ﻭَﺍْﻟﻜَﻴْﻒُ ﻣَﺠْﻬُﻮْﻝٌ ، ﻭَﺍﻹِﻳﻤَﺎﻥُ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﺟِﺐٌ
“Istiwa’ itu jelas maknanya , kaifiyyahnya (bagaimananya) tidak diketahui, dan mengimaninya wajib.
ﻭﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﻋﻨﻪ ﺑﺪﻋﺔ
Dan bertanya tentangnya (bagaimana Allah beristiwaa’) adalah Bid'ah.
2. Perbedaan antara sifat Istiwa' dan al-'uluw (tinggi)
- al-'uluw adalah sifat Dzatiyah
- Istiwa' adalah sifat Fi'liyyah
3. Makna Istiwa'
Kata istiwa' memiliki 4 makna:
1. Al-'uluw (Ketinggian)
2. Irtafa'a (Keteratasan)
3. Sho'uda (Paling atas)
4. Istaqarra (Tetap berada di atasnya)

Penerjemahan keliru kata istiwa'
Penerjemahan kata istiwa' dengan “bersemayam” adalah penerjemahan yang keliru karena dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa bersemayam mengandung makna duduk.
4. Istiwa' tidak boleh ditafsirkan dengan makna Istaula (ﺍِﺳْﺘَﻮْﻟَﻰ) yang artinya menguasai.
Alasannya karena :
Menyelisihi penafsiran para Salaf dari kalangan sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, dan para imam.
Penafsiran tersebut adalah muhdats (baru diada-adakan). Yang pertama kali menyampaikan takwil seperti ini adalah kelompok Jahmiyah dan Mu'tazilah.
ALLAH mendatangkannya dengan kata ﺛُﻢَّ yang memberikan faedah urutan dan ada tenggang. Seandainya makna istiwa' adalah istaula (menguasai) atas Arsy dan mampu menguasainya, pasti tidak akan diundur kepada keadaan setelah penciptaan langit dan bumi. Karena 'Arsy telah ada sebelum penciptaan langit dan bumi sejarak 50.000 tahun.
5. Tentang 'Arsy
Secara Bahasa, 'Arsy adalah singgasana atau tempat tidur seorang raja.
Adapun 'Arsy yang dimaksudkan di sini adalah Sarir (Singgasana) milik Allah yang memiliki penyangga yang dipikul oleh para malaikat.
'Arsy adalah makhluk yang paling besar yang meliputi seluruh makhluk.
Dan 'Arsy adalah makhluk Allah yang kekal.

Ditulis oleh hamba yang faqir
Andi Muhammad Zubair Hadahullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA