Hukum-Hukum Adzan dan Iqamah

1. Jika menjamak dua shalat maka cukup satu kali adzan berbeda dengan iqamah yang dianjurkan pada setiap shalat.

 2. Jika telah dikumandangkan iqamah namun shalat dilaksanakan agak terlambat maka tidak perlu mengulangi iqamah.

 3. Hendaknya seorang muadzin berupaya untuk menghindari kekeliruan dalam dalam adzan, seperti: A. Ucapan Allahu akbar dengan nada tanya

 B. Ucapan Allahu akbaar dengan memanjangkan huruf baa

 C. Ucapan Allahu wa akbar dengan menambahkan huruf waw

 4. Jika telah dilantunkan iqamah maka seseorang tidak dibenarkan melaksanakan shalat sunnah. Namun jika ia sedang melaksanakan shalat sunnah lalu sang muadzin melantunkan iqamah maka ia boleh menyelesaikan shalat sunnahnya jika hampir selesai, namun jika masih lama maka dianjurkan untuk berhenti dan bergabung dengan jamaah lain.

 5. Dibenarkan adzan yang dikumandangkan oleh anak kecil yang telah mumayyiz.

 6. Dianjurkan untuk mengumandangkan adzan dan iqamah jika hendak melaksanakan shalat yang tertinggal baik karena lupa ataupun karena tertidur. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam ketika para sahabatnya tertidur hingga terbit matahari. Beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat sunnah fajar, kemudian beliau meminta Bilal untuk melantunkan iqamah kemudian mereka shalat fajar berjamaah.” (1)

 7. Bagi mereka yang berada di masjid sementara muadzdzin telah mengumandangkan adzan maka tidak dibenarkan meninggalkan masjid kecuali terpaksa. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam menyuruh kami jika sedang berada di masjid dan adzan telah dikumandangkan untuk tidak keluar dan meninggalkan masjid. (2)

 8. Dianjurkan bagi untuk merendahkan suaranya ketika mengucapkan lafadz syahadatain dalam adzan kemudian ia mengulangi sambil meninggikan suaranya sebagaimana dalam sunnah.

 ▶ keterangan
 (1) Hr Abu Dawud
(2) Hr Ahmad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA