Negeri yang Aman
Peran Ibrahim dan Syariatnya bag 3
Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah
berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali". (Qs Albaqarah: 126)
Do'a ibrahim ini awalnya mutlak untuk
semua penduduknya, namun kemudian Nabi Ibrahim 'alaihis salam membatasinya
untuk orang-orang mukmin saja sebagai adabnya kepada Allah Subhaanahu wa
Ta'aala.
Rezeki yang Allah berikan adalah untuk semua makhluk baik yang mukmin maupun yang kafir, yang shalih maupun yang bermaksiat. Orang mukmin menggunakan rezeki itu untuk beribadah kepada Allah dan ia akan masuk ke dalam surga, sedangkan orang kafir menggunakannya untuk bersenang-senang saja, dan ia akan dipaksa masuk neraka.
Rezeki yang Allah berikan adalah untuk semua makhluk baik yang mukmin maupun yang kafir, yang shalih maupun yang bermaksiat. Orang mukmin menggunakan rezeki itu untuk beribadah kepada Allah dan ia akan masuk ke dalam surga, sedangkan orang kafir menggunakannya untuk bersenang-senang saja, dan ia akan dipaksa masuk neraka.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala menyitir doa yang dikatakan oleh Nabi
Ibrahim Al-Khalil: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman. (Al-Baqarah:
126) Yakni aman dari rasa takut, penduduknya tidak boleh ditakut-takuti. Allah
Subhanahu wa ta’ala telah melakukan hal tersebut, baik secara syari’ ataupun
secara takdir, seperti firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Barang siapa
memasukinya (Baitullah itu), menjadi amanlah dia. (Ali Imran: 97). Dan apakah mereka
tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka)
tanah suci yang aman(Al-‘Ankabut: 67)
Masih banyak ayat lainnya yang semakna. Dalam
pembahasan terdahulu telah disebutkan hadits-hadits yang mengharamkan melakukan
peperangan di Tanah Suci.
Di dalam kitab Shahih Muslim disebutkan sebuah
hadits oleh Jabir, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Tidak dihalalkan bagi seseorang membawa senjata di Mekah. Imam
Muslim mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya: Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini negeri yang aman. (Al-Baqarah: 126). Maksudnya, jadikanlah kawasan ini negeri yang aman sentosa.
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim sebelum
dia membangun Ka’bah. Di dalam surat Ibrahim disebutkan: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim
berkata, “”Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman.””
(Ibrahim: 35).
Penempatan doa ini
dalam surat Ibrahim sangat sesuai, hanya Allah Yang Maha Mengetahui karena
seakan-akan Ibrahim ‘alaihissalam memanjatkan doanya sekali lagi sesudah
membangun rumah itu (Ka’bah) dan para penduduknya telah menetap padanya. Hal
ini terjadi sesudah kelahiran Nabi Ishaq, putra bungsu Nabi Ibrahim; jarak umur
Ishaq dengan Ismail adalah tiga belas tahun.
Karena itulah dalam akhir doanya Nabi Ibrahim
mengatakan: Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari
tua Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar
(memperkenankan) doa. (Ibrahim: 39)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, (karena itu) Nabi Ibrahim menolak
mendoakan orang yang Allah enggan menjadikannya berhak menerima pengakuan
dari-Nya, demi taat dan cintanya kepada Allah, demi menjauhkan diri dari orang
yang menentang perintah Allah, sekalipun orang tersebut masih dari kalangan
keturunannya; yaitu di saat Ibrahim ‘alaihissalam mengetahui bahwa akan ada di
antara keturunannya orang yang zalim yang tidak berhak mendapat janji
(perintah) Allah hal ini diketahuinya melalui pemberitahuan dari Allah kepada
dirinya maka Allah berfirman: Dan kepada orang yang kafir pun. (Al-Baqarah:
126). Dengan kata lain, sesungguhnya
Aku akan memberi rezeki kepada orang yang bertakwa, juga kepada orang yang
durhaka; tetapi kepada orang yang durhaka Aku hanya memberinya kesenangan
sementara.
Hatim ibnu Ismail meriwayatkan dari Humaid
Al-Kharrat, dari Ammar Az-Zahabi, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan takwil firman-Nya: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri
yang aman senlosa, dan berikanlah rezeki buah-buahan kepada penduduknya yang
beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. (Al-Baqarah: 126) Ibnu
Abbas mengatakan bahwa pada mulanya Nabi Ibrahim dalam doanya hanya membatasi
buat orang-orang mukmin saja, bukan untuk semua orang.
Maka Allah menurunkan firman-Nya, “”Kepada
orang kafir pun Aku beri mereka rezeki sebagaimana Aku berikan rezeki kepada
orang-orang mukmin. Apakah Aku ciptakan mereka, lalu Aku tidak berikan rezeki
kepada mereka? Aku hanya memberikan kesenangan sementara saja kepada mereka,
kemudian Aku paksa mereka menerima azab neraka, dan seburuk-buruk tempat
kembali adalah neraka.”” Kemudian Ibnu Abbas membacakan firman-Nya yang lain,
yaitu: Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu,
Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu.
Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat
dihalangi. (Al-Isra: 20) Ibnu Mardawaih meriwayatkan pula hadits ini. Hal yang
semisal diriwayatkan dari Ikrimah dan Mujahid.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
isi hati. Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa
mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 23-24) Dan sekiranya bukan
karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah
Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang
mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan
pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan
yang mereka bertelekan di atasnya. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan
(dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan
kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 33-35)
Adapun firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
Kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan ilulah seburuk-buruk tempat
kembali. (Al-Baqarah: 126)
Yakni setelah Aku
berikan kepadanya kesenangan duniawi dan keluasan naungannya, maka Aku
kembalikan dia kepada siksa neraka, dan seburuk-buruk tempat kembali itu adalah
neraka.
“Sesungguhnya Ibrahim telah menjadikan kota
Mekkah sebagai tanah haram dan mendoakan bagi penduduknya. Dan sesungguhnya aku
juga menjadikan kota Madinah sebagai tanah haram sebagaimana Ibrahim telah
menjadikan kota Makkah sebagai tanah haram. Dan aku mendoakan (agar diberikan
keberkahan) pada sha’ dan muddnya, dua kali lipat dari do’a yang dipanjatkan
Ibrahim untuk penduduk Makkah.” (HR. Muslim)
Sesungguhnya
Ibrahim telah menjadikan Makkah sebagai tanah haram. Dan aku juga menjadikan
Madinah sebagai tanah haram di antara ke dua batasnya, tidak boleh menumpahkan
darah di sana, tidak boleh juga membawa senjata untuk berperang, dan tidak
boleh juga dipotong pohonnya kecuali untuk makanan ternak saja. Ya Allah,
berkahilah kami di kota kami. Ya Allah, berkahilah kami dalam sha’ dan mudd
kami. Ya Allah, jadikanlah setiap keberkahan mengandung dua keberkahan.” (HR.
Muslim)
Komentar
Posting Komentar