Kajian Risalah Ramadhan
Segala puji bagi Allah
Yang telah memuliakan bulan Ramadhan atas bulan-bulan lainnya,
mengistimewakannya dengan turunnya Al Qur’an dan kewajiban puasa pada bulan
ini, menjadikan puasa Ramadhan sebagai salah satu tonggak dan bangunan Islam
yang kokoh, penghapus dosa dan nista.
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
1.
Dari Abu
Hurairah :
كَانَ رَسُوْلُ
الله r
يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ يَقُوْلُ: (( قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ، شَهْرٌ
مُبَارَكٌ، كَتَبَ الله عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ
الجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوِابُ الجَحِيْمِ، وَتُغَلُّ فِيْهِ
الشَّيَاطِيْنُ، فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ
خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ )) رواه أحمد والنسائي.
“Rasulullah r biasanya memberi kabar gembira kepada
para sahabatnya dengan bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan
yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat;
juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan,
barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.” (H.R. Ahmad dan An Nasa’i)([1]).
2. Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah
bersabda:
(( أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرُ بَرَكَةٍ،
يَغْشَاكُم الله فِيْهِ، فَيُنَزِّلُ الرَّحْمَةَ، وَيَحُطُّ الخَطَايَا،
وَيَسْتَجِيْبُ فِيْهِ الدُّعَاءَ، يَنْظُرُ الله إِلَى تَنَافُسِكُمْ فِيْهِ،
وَيُبَاهِي بِكُمْ مَلاَئِكَتَهُ، فَأَرُوْا الله مِنْ أَنْفُسِكُمْ خَيْرًا،
فَإِنَّ الشَّقِيَّ مَنْ حُرِمَ فِيْهِ رَحْمَةَ الله )) رواه الطبراني ورواته
ثقات.
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan,
bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat,
mengahapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu
pada bulan ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka
tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang
yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan periwayatnya
tsiqah).
3. Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِيْ شِهْرِ رَمَضَانَ
خَمْسُ خِصَالٍ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهَا: خَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عَنْدَ الله مِنْ رِيْحِ المِسْكِ، وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ المَلاَئِكَةُ
حَتَّى يُفْطِرُوْا، وَيُزَيِّنُ الله
كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ثُمَّ يَقُوْلُ: ]يُوْشِكُ عِبَادِيَ الصَّالِحُوْنَ أَنْ
يُلْقَوْا عَنْهُم المُؤْنَةَ وَالأَذَى وَيَصِيْرُ إِلَيْكَ[، وَتُصْفَدُ فِيْهِ مَرَدَةُ الجِنِّ فَلاَ يَخْلُصُوْنَ فِيْهِ
إِلَى مَا كَانُوْا يَخْلُصُوْنَ إِلَيْهِ فِيْ غَيْرُهُ، وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِيْ
آخِرِ لَيْلَةٍ )) قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ الله أَهِيَ لَيْلَةُ القَدْرِ؟ قَالَ: ((
لاَ، وَلَكِنَّ العَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ ))
رواه أحمد
“Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima
keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang
yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi, para malaikat
memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wajalla setiap
hari menghiasai surganya lalu berfirman (kepada surga): “hampir tiba saatnya
para hambaku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju
kepadamu.” Pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak
bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada umatku ampunan
pada akhir malam.” Beliau ditanya: “Wahai Rasulullah apakah malam itu lailatul
Qadar? Jawab beliau: “Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya
jika menyelesaikan amalnya. (HR. Ahmad)([1]).
KEUTAMAAN PUASA
Diriwayatkan dalam shahih Al Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah , bahwa Nabi r bersabda:
((
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، الحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، قَالَ الله تَعَالَى: ]إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا
أَجْزِيْ بِهِ، تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِيْ[
لِلصِّيَامِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ
رَبِّهِ، وَلَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ
المِسْكِ
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah
untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus
kali lipat. Allah ta’ala berfirman: “Kecuali puasa, itu untuk-Ku Aku yang
langsung membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya
karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan
ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh,
bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi.”
1.
, Bagaimana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa bertaqarrub kepada
Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini –yang selain dalam
keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah bertaqarrub kepada-Nya dengan
meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal, seperti: dusta,
kedzaliman dan pelanggaran hak orang lain dalam masalah darah, harta dan
kehormatannya. Untuk itu, Nabi r bersabda:
(( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ
بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ )) رواه
البخاري.
“Barangsiapa tidak meninggalkan
perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya.” (HR. Al Bukhari).
Inti pernyataan ini: bahwa tidak sempurna
bertaqarrub kepada Allah I dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah bertaqarrub
kepadanya dengan meninggalkan hal-hal yang haram. Dengan demkian, orang yang
melakukan hal-hal yang haram kemudian bertaqarrub kepada Allah dengan
meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal itu dan bersegera dalam hal-hal
wajib dan bertaqarrub dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat
agar kuat badannya melaksanakan shalat malam dan puasa, ia mendapat pahala
karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar
kuat beramal (bekerja), maka tidurnya itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa
senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya. Dikabulkan doanya
ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa
dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan
bersyukur.
2. Syarat mendapat pahala puasa:
Di antara syaratnya: agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika
berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari
yang dihalalkan Allah dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak
dikabulkan doanya.
Orang berpuasa yang berjihad:
Perlu diketahui bahwa orang mu’min pada bulan Ramadhan melakukan
dua jihad, yaitu:
1.
Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan
puasa.
2.
Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
Dari Abu
Hurairah , Rasulullah bersabda:
(( مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ )) متفق عليه.
“Barangsiapa
mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq alaih).
Sumber Tulisan Kajian: Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah
Penerjemah :
Muhammad Yusuf Harun, MA.
Ainul Harits Umar Arifin Thayib, Lc.
Ahmad Musthalih Afandi, Lc.
Murajaah
:ERWANDI TARMIZI
Maktab
Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية
الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
Komentar
Posting Komentar