Bag Terakhir, Bab Iman dan Amal Shalih (sikap pelakunya)
Bag Terakhir, Bab Iman dan Amal Shalih (sikap pelakunya)
وَلَا
تَهِنُواْ فِى ٱبْتِغَآءِ ٱلْقَوْمِ ۖ إِن تَكُونُواْ تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ
يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ
وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
(النساء – 104)
Jika kamu menderita
kesakitan, maka
sesungguhnya merekapun
menderita kesakitan pula
sebagaimana kamu
menderitanya, sedang kamu
mengharap dari Allah,
apa yang tidak mereka
harapkan.” (An-Nisa: 104).
Yaitu
kemenangan dan pahala. Bahkan di antara orang-orang mukmin ada yang memiliki
harapan yang tinggi, ingin membela agama Allah, menegakkan syari'at-Nya,
memperluas wilayah Islam, menunjuki orang-orang yang tersesat dan menghancurkan
musuh-musuh agama -Kita berharap kepada Allah, semoga Dia menggolongkan kita ke
dalam golongan mukmin seperti itu, Allahumma amin-, semua ini menghendaki untuk
bertambahnya kekuatan seorang mukmin, membuatnya semangat dan menjadikannya
berani. Hal itu, karena orang yang bersikap hanya bertujuan untuk meraih
kesenangan dunia saja tidak seperti orang yang bersungguh-sungguh untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat serta memperoleh keridhaan Allah
dan surga-Nya.
Sedangkan
tentang firman Allah: wa laa taHinuu fibtighaa-il qaumi (“Janganlah kamu
berhati lemah dalam mengejar mereka.”) Dia berkata, yaitu janganlah kalian
lemah dalam mencari musuh-musuh kalian. Tapi bersungguh-sungguhlah, perangilah
mereka dan tunggulah mereka di setiap pelosok.
In
takuunuu ta’lamuuna fa innaHum ya’lamuuna kamaa ta’lamuun (“Jika kamu menderita
kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan [pula] sebagaimana
kamu menderitanya.”) sebagaimana kalian terkena luka dan kematian, demikian
pula mereka. Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Jika kamu [pada perang
Uhud] mendapat luka, maka sesungguhnya kaum [kafir] itu pun [pada perang Badar]
mendapat luka yang serupa” (QS. Ali-‘Imran: 140).
Kemudian
Allah berfirman: wa tarjuuna minallaaHi maa laa yarjuuna (“Sedangkan kamu
mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan “) Kalian dan mereka sama
saja dalam hal apa yang menimpa kalian, seperti luka-luka dan cacat. Akan
tetapi, kalian mempunyai harapan meraih pahala, pertolongan dan dukungan dari
Allah, sebagaimana yang dijanjikan kepada kalian di dalam Kitab-Nya dan melalui
lisan Rasul-Nya, itulah janji yang benar dan berita yang jujur. Sedangkan
mereka tidak mengharapkan apa pun. Maka kalian lebih utama dengan jihad dari
mereka dan lebih antusias dibandingkan mereka, dalam menegakkan kalimat Allah
dan meninggikannya.
Wa
kaanallaaHu ‘aliiman hakiiman (“Dan adalah Allah Mahamengetahui lagi
Mahabijaksana,”) yaitu Allah lebih mengetahui dan lebih bijaksana pada apa yang
ditentukan, diputuskan, dilaksanakan dan dijalankan-Nya berupa hukum-hukum alam
dan syari’at-Nya. Dan Dia Mahaterpuji atas semua keadaan. Mereka juga akan
mendapatkan pertolongan dan
bantuan khusus dari Allah ta’ala yang dapat
menghilangkan ketakutan:
وَٱصْبِرُوٓاْ
ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
(الأنفال – 46)
“Dan bersabarlah kalian,
sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46).
Maka, Allah memerintahkan orang-orang
mukmin untuk berteguh hati dalam memerangi musuh dan bersabar dalam bertempur
dengan mereka. Jadi mereka tidak diperbolehkan lari, berpaling dan takut.
Selain itu, Allah juga memerintahkan mereka untuk selalu mengingat Allah pada
saat perang dan tidak melupakan-Nya, tetapi mereka harus selalu memohon
pertolongan dan bertawakkal kepada-Nya. Dan hendaklah mereka memohon kemenangan
atas musuh-musuh mereka dan mentaati Allah dan Rasul-Nya pada saat sedang
berperang. Apa yang diperintahkan Allah Ta’ala kepada mereka, mereka
mentaati-Nya dan apa yang dilarang-Nya, mereka menjauhkan diri darinya. Mereka
tidak berselisih di antara mereka, karena hal itu hanya akan menjadi sebab
kehinaan dan kegagalan mereka.
Para
sahabat memiliki keberanian dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta
kepatuhan kepada bimbingan yang diberikan kepada mereka. Yang mana sifat
demikian itu belum pernah dimiliki oleh seorang pun dari umat-umat terdahulu
dan tidak juga orang-orang yang hidup setelah mereka.
Dengan
keberkahan Rasulullah dan ketaatan mereka kepada beliau atas apa yang
diperintahkan, mereka dapat menundukkan hati-hati manusia dan membebaskan
berbagai negeri, di Timur maupun di Barat, dalam waktu yang singkat dan dengan
jumlah mereka yang sedikit, jika dibandingkan dengan bala tentara dari beberapa
negara, misalnya Romawi, Persia, Turki, Slaves (Eropa Timur), Barbar, Ethiopia,
dan beberapa warga kulit hitam, Qibti dan dari bangsa-bangsa lain.
Mereka
berhasil menaklukkan seluruh negeri tersebut, sehingga kalimat Allah menjadi
tinggi dan agama-Nya pun tegak di atas agama-agama lainnya. Kerajaan Islam pun
dapat berkembang luas ke seluruh belahan dunia, Barat maupun Timur hanya dalam
waktu kurang dari 30 tahun. Allah meridhai mereka dan menjadikan mereka semua
ridha kepada-Nya. Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua dalam golongan
mereka. Sesungguhnya Allah Mahapemurah lagi Mahapemberi.
Komentar
Posting Komentar