HANYA ALLAH LAH. PENOLONG DARI KESULITAN MAKA SEMBAHLAH HANYA ALLAH SAJA


Allah Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang berada dalam kesulitan tatkala ia berdoa kepada-Nya, yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi? Adakah sembahan (yang haq) selain Allah? Amat
sedikitlah kalian mengingat-Nya.” [An-Naml: 62]
🔴 Allah Ta’âlâ berhujjah terhadap kaum musyrikin yang telah menjadikan selain Allah sebagai penolong-penolong mereka dari selain Allah, dengan apa yang telah mereka ketahui dan telah akui, tentang dikabulkannya doa-doa mereka oleh Allah ketika mereka berdoa dalam keadaan kesulitan, dan dihilangkannya kejelekan-kejelekan yang menimpa kepada mereka, serta Allah telah menjadikan mereka sebagai khalifah di bumi setelah sebelumnya mereka tidak ada.
🔴 Apabila sembahan-sembahan mereka tidak bisa melakukan hal-hal tersebut, bagaimana mereka bisa menyembah (sembahan) itu bersama Allah? Akan tetapi mereka tidak mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah mereka terima kecuali sedikit sekali, sehingga tidak mewariskan rasa takut kepada Allah. Itulah penyebab mereka terjatuh ke dalam kesyirikan.
🔴 Ayat di atas menjelaskan kebatilan beristighatsah kepada selain Allah. Karena, tiada yang mampu menjawab (permintaan) orang-orang yang terkena kesulitan dan menghilangkan kesulitan yang terjadi, serta yang mampu menghidupkan dan mematikan, kecuali Allah.
💎 Faedah Ayat
1. Kebatilan beristighatsah kepada selain Allah dalam perkara yang tidak ada yang mampu atas perkara tersebut, kecuali Allah.
2. Bahwa orang-orang musyrikin mengakui tauhid rubûbiyyah, tetapi hal itu tidak memasukkan mereka ke dalam Islam.
3. Berdalil dengan tauhid rubûbiyyah untuk melaksanakan tauhid ulûhiyyah (ibadah).
4. Berhujjah terhadap orang-orang musyrikin dengan apa-apa yang mereka yakini (yakni tauhid rubûbiyyah) terhadap apa yang mereka ingkari (yakni tauhidulûhiyyah).
#Intisari_Tauhid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA