Tajassus Menyadap Privasi Orang Lain


  (bagian ke 1)..
Tajassus maknanya adalah mencari keburukan dan aib orang lain dan mengungkap apa yang tertutup.
Dewasa ini sering kita dapati seseorang menyadap telepon orang lain untuk mengetahui pembicaraannya atau menyadap internet orang lain untuk mengetahui apa saja yang dibuka. Bagaimana hukum perbuatan seperti ini?
Para ulama telah memfatwakan bahwa tajassus semacam itu hukumnya adalah haram dan termasuk akhlak yang buruk.
Larangan dan Celaan Tajassus dalam Al-Qur'an
Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
[QS 49 Al-Hujurat, Ayat 12]
Penjelasan Para Ahli Tafsir tentang makna "wa laa tajassasuu" yang artinya "Dan janganlah mencari-cari keburukan orang" dalam ayat tersebut adalah, sbb:
Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan:
"Dan janganlah sebagian kamu mencari-cari keburukan sebagian yang lain dan jangan pula membahas rahasia-rahasianya dengan tujuan menampakkan aib-aibnya. Akan tetapi hendaklah kamu merasa puas dengan yang tampak saja dari urusannya, dan pujilah atau cela-lah ia dengan yang tampak saja, bukan dengan apa yang tidak kamu ketahui daripada rahasia-rahasianya".
Sahabat Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma berkata:
"Allah melarang orang beriman dari mencari-cari keburukan orang beriman lainnya".
Al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan:
"Allah melarang dari mencari apa yang tertutup dari perkara-perkara manusia dan mencari-cari keburukan mereka, sehingga tidak tampak apa yang Allah sembunyikan darinya".
Dalam tafsir Al-Jalalain disebutkan:
"Janganlah kamu mencari-cari keburukan dan aib mereka dengan cara menyelidikinya".
As-Sa'di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan:
"Janganlah kamu memeriksa keburukan kaum muslimin dan jangan pula mencari-carinya, dan biarkanlah seorang muslim sesuai keadaannya. Lupakanlah tentang keadaannya yang jika diperiksa akan tampak apa yang tidak sepatutnya".
--- bersambung ---
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya, juga selalu berdoa dan berharap mati husnul khotimah diatas Islam dan Sunnah
Abdullah Sholeh Hadrami
@AbdullahHadrami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA