Menjadikan Ramadhan lebih bermakna
Istiqamah dalam Ketaqwaan (rintangan dan solusinya)
Ikhwatu fillah, ramadhan yang kita ada didalamnya in syaa Allah akan
berlalu kembali serta menjadi simpanan berharga untuk pembelajaran diri menuju
bahagia yang hakiki. Dalam target setiap manusia tentu ingin sukses, Namun
banyak orang sukses tidak bahagia. Ini fakta dan terjadi dimana-mana.
Karena itu kita manfaatkan sisa ramadhan ini untuk menjadi hamba Allah
yang taqwa, karena itu kita dididik dalam sebulan penuh. Andaikan ramadhan ini
terakhir bagi kita, tentu ini merupakan kesempatan terakhir. Sedangkan yang
Maha Mengetahui yg ghaib hanyalah Allah, maka kita harus sesegera mungkin dalam
beramal untuk mencapai tujuan. Tujuan taqwa ini yang akan membawa pada
kebahagiaan
Allah berfirman:
Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs
Albaqarah: 5)
Imam Ibnu Jarir Ath Thabari mengungkapkan makna istiqomah ada 2:
1. Mereka bertauhid, mengesakan Allah dan tidak mempersekutukanNya.
2. Konsisten Menaatinya.(ringkasan dari Jami' AlBayan 21/463-466)
Kedua makna inilah yang membawa istiqamah dalam ketaqwaan.
Imam An Nawawi rahimahullah berkata bahwa taqwa adalah istilah tentang
melaksanakan segala kewajiban dan meninggalkan segala larangan.
Sedangkan Taqwa yaitu memelihara diri dari
siksaan Allah dengan mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala
larangan-Nya; tidak cukup diartikan takut saja.
Adapun arti lain dari taqwa adalah
1. Melaksanakan segala perintah Allah
2. Menjauhi diri dari segala yang dilarang
Allah
3. Ridho (menerima dan ikhlas) dengan
hukum-hukum dan ketentuan Allah.
Taqwa inilah
yang membawa mu'min menjadi predikat muflihun
Al
muflihun.” ialah "merekalah orang-orang yang sukses dan memperoleh apa
yang mereka dambakan di sisi Allah melalui amal perbuatan mereka dan iman
mereka kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya; dambaan tersebut
berupa keberuntungan memperoleh pahala, kekal di surga, dan selamat dari
siksaan yang telah disediakan oleh Allah buat musuh-musuh-Nya". (Tafsir
Ibnu Katsir)
Sedangkan
predikat Almuflihun yang menjadikan seorang hamba menjadi bahagia.
Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang
berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan
ada yang berbahagia. (Hud: 105)
Rintangan-rintangan
jalan Istiqomah:
1. Godaan
Syetan,
2. jiwa yg
menyuruh keburukan
3. Hawa nafsu
4. Penundaan
5. Banyak
Menoleh
6. Berteman
dengan orang-orang yg tidak baik.
Solusinya:
1. Berlindung dari godaan syetan
2. Tazkiyyatun Nufus (Penyucian Jiwa)
3. Mujahadah
4. Bersegera dlm beramal shalih
5. Memantapkan hati dan
meneguhkannya
6. Berteman dengan orang-orang yg
Shalih
(Kiat-kiat Istiqomah, Dr Ahmad bin Abdurrahman Al-Qadhi)
Sekarang kita tentunya menghisab diri, sampai dimana ketaqwaan kita dalam
mencapai kebahagiaan yang abadi?Tentunya ramadhan yang dipersiapkan, dijalani dan yang akan berlalu haruslah bermakna dan lebih baik dari sebelumnya. Semoga kita bisa bertemu kembali nanti dengan bulan ramadhan. Semoga Allah selalu memudahkan dan melancarkan urusan2 kita untuk menyempurnakan penghambaan kepadanya.
Komentar
Posting Komentar