HUKUM MEMINTA MURID MENGINGAT GURUNYA SAAT MENGHADAPI MAKSIAT

******************************************************************************************
.







=====================
















مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)
===================


Seorang syaikh berkata kepada muridnya yang hendak pergi belajar ke negara Eropa saat berpamitan, "Anakku, jika di sana engkau tergoda dengan suatu kemaksiatan, ingatlah gurumu, niscaya Allah akan memalingkanmu dari keburukan dan kekejiannya." Apakah ini termasuk mempersekutukan Allah?

Ini kemungkaran besar dan syirik terhadap Allah سبحانه و تعالى, karena ia berlindung kepada gurunya untuk menyelamatkannya dari sesuatu. Seharusnya sang guru mengatakan, "Ingatlah Allah dan mohonlah kepada Rabbmu pertolongan dan petunjuk serta berpegang teguh dengannya." Adapun berpesan untuk mengingat gurunya, ini termasuk kesalahan kaum sufi yang mengarahkan para muridnya untuk menyembah mereka di samping Allah, mengadu dan bertawakkal kepada mereka agar bisa memenuhi kebutuhan dan keluar dari kesulitan.



Majalah Al-Buhuts, nomor 39, hal. 149-150, Syaikh Ibnu Baz.
Wallohu a'lam bisshowaab
Komentar
Posting Komentar