Kedudukan Nabi Muhammad

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻭَﻋَﻦ ﻣُﻌَﺎﺫِ ﺑْﻦِ ﺟَﺒَﻞٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻨْﺖُ ﺭَﺩِﻳْﻒَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺣِﻤَﺎﺭٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲْ : ‏( ﻳَﺎ ﻣُﻌَﺎﺫُ ﺃَﺗَﺪْﺭِﻱْ ﻣَﺎ ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ، ﻭَﻣَﺎ ﺣَﻖُّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗُﻠْﺖُ : ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ . ﻗَﺎﻝَ : ‏( ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﺃَﻥْ ﻳَﻌْﺒُﺪُﻭْﻩُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌﺎً ، ﻭَﺣَﻖُّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﻳُﻌَﺬِّﺏَ ﻣَﻦْ ﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻙُ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌﺎً ‏) ﻗُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺃُﺑَﺸِّﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ؟ ‏) ﻗَﺎﻝَ : ‏( ﻟَﺎ ﺗُﺒَﺸِّﺮْﻫُﻢ ﻓَﻴَﺘَّﻜِﻠُﻮﺍ ‏) ﺃَﺧْﺮَﺟَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﺤِﻴْﺤَﻴْﻦِ
Dari Mu’âdz bin Jabal radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata, “Saya pernah dibonceng oleh Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam di atas seekor keledai, lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Wahai Mu’âdz, tahukah engkau apa hak Allah terhadap para hamba dan apa hak para hamba atas Allah?’ Saya menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’
Beliau pun menjawab, ‘Hak Allah terhadap para hamba ialah mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya, sedang hak para hamba atas Allah adalah bahwa Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya.’
Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, tidakkah saya (perlu) menyampaikan kabar gembira (ini) kepada manusia?’
Beliau menjawab, ‘Janganlah engkau menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka (karena) mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.’.”
Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim) dalam Ash-Shahîhain.
Serta kedudukan sebagai hamba adalah yang terbesar sebagaimana disebutkan dalam syahadat bahwa Nabi Kita Muhammad disebut sebagai hamba dan utusanNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA