Ciri-ciri khusus akhlak dan perilaku Ahli Sunnah wal Jamaah
Trias Apriani
Ciri-ciri khusus akhlak dan perilaku Ahli Sunnah wal Jamaah adl sebagai berikut.
- Ahli
Sunnah adl Sebaik-Baik Manusia Ahli Sunnah sebagaimana yg kita ketahui
adl pengemban pusaka peninggalan Nabi saw yg menyangkut aspek ilmu dan
amal. Sementara aspek alamiah yg paling menonjol dalam petunjuk
nubuwwah adl akhlak. Oleh krn itu akhlak nubuwah seperti cinta dan
kasih sayang keteguhan dan ketabahan dalam berdakwah kepada sesama
manusia dan lainnya merupakan ciri khas yg dimiliki oleh golongan yg
selamat ini sekaligus sebagai rahmat Allah yg mereka terima. Perilaku
seperti ini merupakan pancaran sumber yg dapat membeli pahala kepada
Ahli Sunnah. Muhammad diutus Allah dgn membawa petunjuk sekaligus
rahmat bagi seluruh alam sebagaimana Allah mengutusnya dgn ilmu
bukti-bukti rasional dan bukti-bukti pendengaran. Allah juga
mengutusnya dgn membawa kebaikan utk umat manusia kasih sayang dan
rahmat bagi mereka tanpa mengharap imbalan dan sabar dalam menghadapi
cercaan. Oleh krn itu Allah membekalinya dgn ilmu kemuliaan serta sifat
penyantun memberi bimbingan dan berbuat baik kepada semua manusia. Dia
mengajar memberi petunjuk memperbaiki hati dan menuntun manusia kepada
jalan kebaikan di dunia dan akhirat tanpa mengharap imbalan apapun.
Ini merupaka sifat semua rasul. Inilah jalan bagi siapa saja yg mau
mengikutinya. “Kamu adl umat yg terbaik yg dilahirkan utk manusia.”
Abu Hurairah ra berkata “Kalian adl sebaik-baik manusia bagi manusia.”
Artinya mereka datang di tengah-tengah manusia utk menyeru mereka masuk
ke dalam surga. Mereka berjihad dgn mengorbankan jiwa dan harta demi
kepentingan dan kemaslahatan manusia sementara manusia tidak menyukai
hal itu krn kebodohan mereka. Mengenai hal ini Imam Ahmad pun pernah
berkata dalam khotbahnya “Segala puji bagi Allah yg telah menjadikan
golongan ahli ilmu yg masih tertinggal-pada tiap masa kosong para
rasul-untuk menyeru orang-orang yg telah sesat dari petunjuk Allah.
Mereka bersabar atas segala cercaan dan gangguan menghidupkan hati
orang-orang dgn kitabullah serta menjadikan orang yg buta hati
“melihat” dgn cahaya Allah. Sehingga banyak orang yg telah “dibunuh”
iblis berhasil dihidupkan hatinya dan banyak orang yg sesat serta ragu
mereka berikan bimbingan dan petunjuk. Sungguh alangkah baiknya peranan
mereka dalam memperbaiki manusia dan alangkah buruknya tanggapan
manusia kepada mereka dan seterusnya..!” Allah SWT sangat menyukai
keluhuran akhlak dan sangat membenci keburukan akhlak. Dia menyukai
kehati-hatian ketika merajalelanya syubhat menyukai keberanian walaupun
sekadar membunuh ular. Allah pun menyukai toleransi dan kemurahan hati
meskipun hanya memberikan segenggam kurma.
- Ahli Sunnah
Mengikuti Alquran dan Sunnah dalam Seluruh Hubungan Mereka Ahli Sunah
wal Jamaah selalu mengikuti Alquran dan Sunah Rasul baik dalam perilaku
dan langkah-langkah yg mereka tempuh maupun hubungan antara sesama
manusia. Mereka menyuruh berlaku sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan
bersyukur ketika mendapatkan kesenangan rela terhadap keputusan Allah
dan menyerukan agar manusia menyempurnakan akhlak dan amalan-amalan yg
baik. Mereka benar meyakini makna sabda Rasulullah “Orang mukmin yg paling sempurna imannya adl yg paling baik akhlaknya.”
Ahli Sunah wal Jamaah menganjurkan agar menyambung tali persaudaraan
memberi sesuatu kepada orang yg enggan memberi memaafkan orang yg
membuat kesalahan. Mereka menyuruh berbakti kepada orang tua menyambung
tali kerabat berbuat baik kepada tetangga berbuat baik kepada
anak-anak yatim orang miskin ibnu sabil dan bersikap lembut kepada
sahaya. Mereka juga melarang berlaku sombong dan membanggakan diri
serta melarang berbuat keji dan menodai kehormatan makhluk tanpa hak.
Mereka menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat. Alhasil
apa-apa yg mereka katakan dan amalkan termasuk aktifitas lainnya tidak
lain hanyalah mengikuti Alquran dan Sunah Rasul.
- Ahli Sunnah adl Golongan Penyeru Kebaikan dan Pencegah Kemungkaran disamping selalu Memelihara Keutuhan JamaahHal
itu mereka lakukan krn merupakan prinsip utama dan tonggak penting yg
menjadikan mereka sebaik-baik umat yg ditampilkan bagi manusia. Mereka
menegakkan hal demikian berdasarkan tuntunan syariat sehingga dalam
waktu yg sama sekaligus mereka menunaikan prinsip utama dan menegakkan
tonggak penting yaitu menjaga keutuhan jamaah menyatukan hati
menyatukan irama dan perkataan serta menyingkirkan ikhtilaf dan
tafaruk. Mereka menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat kemungkaran
berdasarkan tuntunan syariat. Mereka menyuruh menunaikan haji dan jihad
menunaikan salat Jumaat dan Id bersama para pemimpin mereka yg baik
maupun durhaka. Termasuk menyuruh agar menjaga keutuhan jamaah serta
memberikan nasehat kepada umat. Mereka benar-benar meyakini sabda Nabi
saw “Orang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yg sebagian memperkokoh bagian lainnya.” Kemudian beliau mengait-ngaitkan jarinya sendiri. Mereka juga meyakini hadis Nabi “Perumpamaan
kaum mukminin dalam hal kasih sayang dan saling mencintai di antara
sesama mereka adl bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya
mengaduh maka seluruh tubuh merasa demam dan tak bisa tidur.”
Wajib bagi Ulil Amri yg terdiri dari para ulama masing-masing kelompok
para pemimpin dan tokoh-tokoh umat agar menjalankan kepemimpinannya dgn
baik terhadap rakyat mereka. Mereka juga sepatutnya memerintah
berdasarkan perintah Allah dan Rasul serta melarang berbuat kemungkaran
berdasarkan larangan Allah dan Rasul.
- Ahli Sunnah Selalu Memelihara Jamaah dan Iltizam Melakukan Ketaatan dalam KebaikanAhli
Sunnah menjalankan fungsi ketaatan dan memelihara jamaah berdasarkan
ketentuan syariat dan pengamalannya. Maka ketaatan mereka dalam rangka
ketaatan kepada Allah bukan ketaatan dalam bermaksiat kepada-Nya. Jalan
hidup moderat adl Dienul Islam yg murni dan memerangi orang yg harus
diperangi. 2} Berjihad bersama Amir dan kelompok yg lbh mengutamakan
Islam jika tidak tidak ada cara lain kecuali dgn berperang. Tetapi
tidak membantu kelompok yg berperang utk maksiat kepada Allah. Mereka
harus menaati penguasa dalam menaati Allah dan tidak menaati mereka
dalam bermaksiat kepada-Nya krn tidak diperkenankan menaati makhluk
dalam bermaksiat kepada Khaliq. Inilah jalan terbaik bagi umat ini Umat
dahulu maupun kini jalan yg seharusnya ditempuh oleh para mukalaf.
Jalan ini merupakan jalan tengah antara jalan Hururiyah dan yg
semisalnya yg menempuh jalan maksiat dan kerusakan krn sedikitnya ilmu;
juga antara jalan Murjiah dan golongan sejenisnya yg menaati pemimpin
mereka dgn mutlak sekalipun pemimpin ini bukan orang baik-baik.
- Ahli
Sunnah Memikul Amanat Ilmu dan Memelihara Jamaah Dengan demikian
mereka memikul amanat ganda yg salah satunya tidak kurang beratnya di
bandingkan yg lain. Pertama amanat ilmu berupa iltizam dakwah dan
jihad. Kedua memelihara jamaah Islam dalam pengertiannya yg luas .
Mereka menempuh jalan tersebut dgn pertimbangan yg cermat berdasarkan
syariat Yang Maha Bijaksana satu-satunya Rabb yg memiliki aturan yg
dapat membebaskan penguasaan hawa nafsu ikatan adat cengkeraman mazhab
atau jalan tertentu atau kelompok yg menyerupai hal itu. Merupakan
kewajiban utk menjelaskan apa yg diturunkan Allah kepada rasul-Nya
menyampaikan segala sesuatu yg dibawa para rasul serta menepati janji
Allah sebagaiman dituntutnya dari para ulama. Oleh krn itu wajib utk
mengetahui apa-apa yg di bawa para rasul juga wajib beriman kepada
ajarannya mengajak kepada jalan-Nya dan berjihad utk menegakkan
agama-Nya. Mereka menimbang seluruh perkataan dan amalan manusia dgn
Kitabullah dan Sunah Rasul baik hal-hal yg bersifat prinsip maupun
cabang yg lahir maupun batin; pantang mengikuti hawa nafsu baik
berkaitan dgn adat mazhab tarekat atau kepemimpinan salaf. Mereka juga
tidak mengikuti prasangka baik menyangkut hadis daif atau kias yg
keliru - sama saja apakah kias itu menyeluruh atau sekadar tamsil. Juga
tidak bertaklid kepada orang yg tidak wajib di ikuti baik perkataan
maupun perbuatannya. Sesungguhnya Allah mencela orang-orang yg
mengikuti prasangka dan hawa nafsu dan mereka yg tidak mengikuti
petunjuk yg datang dari sisi-Nya.
- Loyalitas Ahli Sunnah Hanya
utk Kebenaran Mereka memandang tiap individu atau kelompok berdasarkan
loyalitas terhadap kebenaran bukan berdasarkan taasub jahili yg
bermuara kepada kesukuan kedaerahan mazhab tarekat tajamu’ atau
kepemimpinan. Tidaklah patut bagi seseorang menyandarkan pujian dan
cacian cinta dan kebencian persahabatan dan permusuhan doa dan kutukan
kepada berbagai nama dan atribut semata seperti nama-nama suku daerah
mazab tarekat organisasi yg dikaitkan dgn para Imam tokoh dan syekh dan
sebagainya yg menghendaki pendefinisian. Barangsiapa yg beriman -dari
golongan mana pun- haruslah disikapi dgn loyal; dan siapa yg kafir
-dari golongan manapun-mereka wajib dimusuhi. Barangsiapa padanya
terdapat keimanan dan kezaliman maka loyalitas dan kebencian yg
diberikan padanya sesuai dgn kadar keimanan dan kezalimannya. Seseorang
tidaklah dinyatakan keluar dari iman secara total hanya krn dosa-dosa
dan kemaksiatannya sebagaimana penyataan Khawrij dan Muktazilah. Para
nabi sidiqin syuhada serta orang-orang saleh tidaklah disamakan dgn
orang-orang fasik dalam hal iman din cinta benci muwalah dan muadah.
- Ahli Sunnah Saling Memberikan Wala’ kepada Sesama Mereka dgn Loyalitas Secara Umum dan Saling MemaafkanAhli
Sunah wal jamaah saling memberikan wala’ satu dgn yg lain secara umum
tanpa memandang perbedaan asal golongan jamaah kecenderungan ataupun
ijtihad tertentu. Bagi mereka yg prinsip dan penting ialah berkeinginan
menjadikan jamaah sebagai sesuatu yg utuh kuat serta saling memaafkan
kekurangan masing-masing; dan mereka tidak cepat melancarkan tuduhan
atau saling menyesatkan. Menjadi kewajiban bagi mereka utk mendahulukan
siapa yg didahulukan oleh Allah dan Rasul dan mengakhikan sipa pun yg
diakhirkan Allah dan Rasul. Membenci siapa saja yg di benci Allah dan
Rasul mencegah segala sesuatu yg dilarang Allah dan Rasul ridha kepada
orang yg di ridhai Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian diharapkan kaum
muslimin menjadi satu kekuatan. Karena kekuatan tidak mungkin terwujud
jika sesama mereka saling menyesatkan dan mengafirkan dan mereka
mereasa paling benar dan sesuai dgn Kitabullah dan Sunah. Oleh krn itu
sekalipun seorang muslim telah melakukan kekeliruan dalam satu urusan
agama tidaklah mesti di tuduh kafir atau fasik. Bahkan Allah memaafkan
umat ini dari kekeliruan dan kealpaan yg mungkin diperbuatnya.
- Ahli
Sunnah Menentukan Dukungan dan Permusuhan Berdasarkan Prinsip ad-dien
dan Mereka Tidak Menguji Manusia dgn Sesuatu yg Bukan dari AllahAhli
Sunnah wal Jamaah tidak menguji manusia tentang perkara-perkara yg
sama sekali Allah tidak memberikan kekuasaan padanya. Mereka tidak
fanatik berdasarkan nama-nama syi’ar-syi’ar lambang-lambang organisasi
atau kepemimpinan namun mereka memberikan dukungan dan sikap permusuhan
berdasarkan prinsip-prinsip agama dan ketakwaan. Mereka juga tidak
berta’ashub kecuali utk jamaah muslimin dgn pengertiannya yg hakiki
yakni jamaah yg dapat meninggikan panji-panji Alquran dan sunah serta
petunjuk salaf saleh yg diridoi Allah. Dalam hal ini yg wajib ditolak
adl mengenai peristiwa Yasid bin Mu’awiyah dan fitnah atas kaum
muslimin dgn kasus itu krn sesungguhnya hal ini termasuk bid’ah yg
menyalahi ahli Saunah wal Jamaah. Demikian pula memecah belah atau
mengelompok-kelompokan umat serta mengujinya dengna sesuatu yg tak ada
perintah dari Allah dan Rasul seperti mengatakan kepada seseorang
“Apakah anda seorang syakili dan Qarfandi?” Karena nama-nama tersebut
merupakan nama-nama batil yg tidak diperintahkan Allah tidak terdapat
dalam kitabullah dan sunah juga bukan atsar salaf umat. Maka jika
seorang muslim ditanyai kata-kata seperti itu hendaklah dia menjawab
“Saya bukan syakili dan bukan Qarfandi tetapi adl seorang muslim yg
mengikuti kitabullah dan sunah Rasul.” Bahkan nama-nama yg muncul di
kalangan kaum muslimin yg dikaitkan dgn nama imam seperti pengikut
Hanafi Maliki Syafi’i Hambali; atau kepada syekh-syekh seperti
al-Qadari al-Adawi dan lainnya; atau nasab yg dikaitkan dgn suku
seperti Qaisy dan Yamami; juga terhadap tempat-tempat seperti asy-Syami
al-Iraqi dan al-Mishri; maka tidak boleh seseorang menguji orang lain
dgn sebutan-sebutan itu. Demikian juga tidak boleh mengikat
persahabatan atau memusuhi seseorang berdasarkan nama-nama tersebut.
Karena makhluk yg paling mulia disisi Allah adl yg paling takwa
kepada-Nya dari mana pun asal kelompoknya. Maka bagaimana munkin umat
Muhammad saw diperbolehkan berselisih dan berpecah belah yg membuat
mereka berwala’ kepada satu kelompok dan bermua’dah kepada kelompok
lainnya hanya berdasarkan prasangka dan hawa nafsu tanpa bukti-bukti
dari Allah? Sedangkan Allah telah membersihkan Nabi-Nya dari perilaku
seperti itu. Maka jelaslah perbuatan seperti itu termasuk bid’ah seperti
khawarij yg memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin dan menghalalkan
darah kaum muslimin yg menentangnya. Adapun Ahli Sunnah wal jamaah
senantiasa berpegang teguh pada tali Allah dan pantang melebihkan
seseorang yg berperilaku menuruti kemauan hawa nafsu sementara yg lain
lbh bertakwa darinya. Bagaimana mungkin kita bisa membuat kelompok di
tengah-tengah umat dgn nama-nama pembuat bid’ah yg tidak berdasarkan
kitabullah dan Sunah Rasul? Pengkotakan di antara umat ulama-ulama para
syekh para uamar dan para pembesar patut digolongkan sebagai musuh krn
hal demikian meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh krn
itu manakala manusia meninggakan sebagian yg diperintahkan Allah
timbullah sikap permusuhan dan kebencian di antara mereka. Sedangkan
jika mereka berjamaah selamat dan berkuasalah mereka. Maka jelas bagi
kita jamaah merupakan rahmat sedangkan firqah adl azab . .
- Ahli Sunnah Beramal Berdasarkan Kesatuan Hati dan Kesamaan KalimatAhli
Sunnah wal Jamaah senantiasa beramal dalam kerangka kesatuan dan
kerukunan serta cinta kebaikan bagi seluruh kaum muslimin. Mereka selalu
memaafkan kesalahan dan kekeliruan manusia menyerukan kebenaran serta
mendoakan manusia agar mendapat petunjuk bimbingan dan ampunan. Mereka
mengetahui sebagian tonggak-tonggak besar dalam ad-Dien yaitu kesatuan
hati kesamaan kalimat dan kebaikan antar sesama. Allah SWT berfirman “Sebab itu bertakwalah kepada Allah dan berbaiklah hubungan di antara sesamamu.”
Contoh nash-nash seperti itu memerintahkan pentingnya berjamaah dan
kerukunan serta melarang adanya perselisihan dan perpecahan. Oran gyang
mengikuti prinsip ini termasuklah ke dalam ahlul firqah. Sedangkan
pengartian jama’us sunah adl mereka yg menaati perintah Rasulullah saw.
Saya tidak duka jika orang Islam diganggu dan disakiti apalagi dari
sahabat kita sendiri baik yg bersifat lahir dan batin. Saya tidak suka
seorang pun dari mereka dicela dan dimaki. Menurut pandangan saya merek
itu harus dimuliakan dihormati dicintai dan dihargai sesuai dgn ukuran
masing-masing. Manusia tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan
sebagai mujtahid yg benar mujtahid yg salah dalam berijtihad dan seorang
yg berbuat dosa. Mereka yg pertama tentu akan mendapatkan pahala
ijtihadnya sekaligus pahala kebenarannya ; yg kedua akan mendapatkan
pahala ijtihadnya dan dimaafkan kesalahannya serta mereka mendapatkan
ampunan; sedangkan yg ketiga Allah akan mengampuni kita mereka dan
seluruh orang beriman. Perlu diketahui kita seharusnya saling tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan wajib bagi kaum muslimin utk
membela sebagian yg lainnya dgn pembelaan yg sebemarya. Kami mencintai
bagi seluruh kaum muslimin dan menginginkan tiap mukmin memperoleh
kebaikan sebagaimana hal itu kami sukai buat kami sendiri. Kami
menghendaki agar orang yg mempunyai maksud baik mensyukuri maksud baik
mereka; dan yg suka beramal saleh mensyukuri amalan mereka. Sedangkan
bagi pelaku keburukan kami memohon kepada Allah semoga dosa mereka
diampuni.
- Ahli Sunnah Meninjau Permasalahan Ilmiah dan
Amaliah dgn Memperhatikan Kerukunan dan KesatuanPara ulama dari kalangan
sahabat tabi’in dan pengikut setelah mereka ketika mengalami
perselisihan pendapat dalam suatu masalah mereka mengikuti perintah
Allah sebagaimana firman-Nya yg artinya “Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah
dan Rasul jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu leibh utama dan lbh baik akibatnya.”Mereka
saling memberikan pandangan dalam persoalan-persoalan ilmiah dan
amaliah dgn memperhatikan keutuhan persatuan dan persaudaraan agama
serta terlindung dari kesalahan.
Sumber Ahlus Sunnah wal Jamaah Ma’alimul Inthilaqah al-Kubra Muhammad Abdul Hadi al-Mishri Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
Komentar
Posting Komentar