JAMINAN SURGA UNTUK MEREKA YANG BERTAUHID
Intisari Tauhid [7]
JAMINAN SURGA UNTUK MEREKA YANG BERTAUHID
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ) أَخْرَجَاهُ
Dari ‘Ubâdah bin Ash-Shâmit radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata:
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar, kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, juga (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya, kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan ruh dari-Nya, serta bahwa surga adalah benar (adanya) juga neraka adalah benar (adanya), Allah pasti memasukkan dia ke dalam surga betapapun amal yang telah dia perbuat.”
Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim)
JAMINAN SURGA UNTUK MEREKA YANG BERTAUHID
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ) أَخْرَجَاهُ
Dari ‘Ubâdah bin Ash-Shâmit radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata:
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar, kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, juga (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya, kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan ruh dari-Nya, serta bahwa surga adalah benar (adanya) juga neraka adalah benar (adanya), Allah pasti memasukkan dia ke dalam surga betapapun amal yang telah dia perbuat.”
Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim)
Sesungguhnya Rasul shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada
kita, dalam rangka menerangkan keutamaan dan kemuliaan tauhid, bahwa
orang yang mengucapkan syahadatain dalam keadaan mengerti maknanya dan
mengamalkan konsekuensinya secara lahir dan batin, menjauhi sikap
berlebih-lebihan dan meremehkan hak dua nabi yang mulia, yaitu Isa dan
Muhammad ‘alaihimas shalâtu was salâm, -mengakui kerasulan dan kehambaan
keduanya kepada Allah dan meyakini bahwa keduanya tidak memiliki
sedikitpun kekhususan dalam sifat rubûbiyyah- serta meyakini keberadaan
surga dan neraka, tempat kembali dia adalah surga, meskipun darinya
muncul perbuatan-perbuatan maksiat selain kesyirikan.
Faedah Hadits
1. Keutamaan tauhid, dan bahwa sesungguhnya Allah menghapuskan dosa-dosa (hambanya) dengan (sebab) tauhidnya.
2. Luasnya keutamaan dan kebaikan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
3. Kewajiban menjauhi sikap berlebih-lebihan dan meremehkan hak para nabi dan orang-orang shalih maka kita tidak boleh mengingkari keutamaan mereka tidak pula berlebih-lebihan terhadap mereka sampai memalingkan suatu ibadah kepada mereka, seperti perbuatan sebagian orang-orang bodoh dan sesat.
4. Bahwa aqidah tauhid menyelisihi semua agama kekafiran, baik Yahudi, Nasrani, penyembah berhala, maupun Dahriyyah.
5. Pelaku maksiat dari kalangan orang yang bertauhid tidak kekal di dalam neraka.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Tw, Ig, Tg: @dzulqarnainms
Faedah Hadits
1. Keutamaan tauhid, dan bahwa sesungguhnya Allah menghapuskan dosa-dosa (hambanya) dengan (sebab) tauhidnya.
2. Luasnya keutamaan dan kebaikan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
3. Kewajiban menjauhi sikap berlebih-lebihan dan meremehkan hak para nabi dan orang-orang shalih maka kita tidak boleh mengingkari keutamaan mereka tidak pula berlebih-lebihan terhadap mereka sampai memalingkan suatu ibadah kepada mereka, seperti perbuatan sebagian orang-orang bodoh dan sesat.
4. Bahwa aqidah tauhid menyelisihi semua agama kekafiran, baik Yahudi, Nasrani, penyembah berhala, maupun Dahriyyah.
5. Pelaku maksiat dari kalangan orang yang bertauhid tidak kekal di dalam neraka.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Tw, Ig, Tg: @dzulqarnainms
Komentar
Posting Komentar