Laa Tusrifuu, Jangan Lebay ukhti!

Tahukah engkau, Allah membenci berlebihan? Banyak ayat Al Quran maupun hadits yang menjelaskan hal ini, salah satunya:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A’raaf:31)

Sudah percaya? KALAU lebay atau belebih-lebihan tidak disukai oleh Allah. Jika sudah tidak disukai oleh Allah, itu berarti kerugian besar kalau kita masih melakukannya.

(kalau Allah tidak suka lebay, sedangkan aku terlanjur lebay. Aku arus bagaimana?)

 Kalau begitu, jangan lebay!



#Salah satu fenomena di dunia remaja adalah lebay dalam persoalan cinta dan persahabatan.

CINTA. Semua tindakan dan pikiran hanya fokus pada cinta lawan jenis. Update status tentang cinta. Di twitter, facebook, BBM semua tertuju pada seseorang (hanya dia seorang). Ngerumpi sama temannya, tentang cinta. Tidak ada yang lepas dalam pikirannya kecuali cinta lawan jenis.

 (Tapi, aku kan remaja. Wajar donk kalau aku jatuh cinta? Bukankah cinta itu fitrah? Bukankah manusia itu berjodoh? Bukankah remaja itu wajar kalau dia mencintai lawan jenisnya)

#Ya tentu saja. Allah menanamkan rasa cinta kepada manusia, cinta itu fitrah dan cinta itu anugrah. Yang perlu diperhatikan disini, bukan berarti kita tidak boleh mencintai, tetapi jangan lebay dalam cinta. Cintailah sewajarnya, termasuk bencilah sewajarnya.

(Lantas, mencintai dan membenci yang sewajarnya itu bagaimana?)

#Maksud sekadarnya disini adalah dengan cara yang biasa saja, tak boleh kurang juga tak boleh lebih. Karena sesuatu yang tak sesuai kadarnya hanya akan menimbulkan permasalahan. Jangan lebay ukhti, bisa jadi orang yang kamu cintai saat ini, suatu saat dia akan menjadi musuh muslihatmu.

      Dari Abu Hurairah: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cintailah kekasihmu secukupnya saja, jangan sampai suatu hari ia menjadi musuhmu, dan bencilah musuhmu secukupnya saja, jangan sampai suatu hari ia menjadi kekasihmu" . (HR. At-Tirmidzi)

Dari hadits diatas kita bisa belajar cara mencintai dan membenci yang sesuai kadarnya, pun Rasulullah telah memberikan tuntunan pula untuk kita. Ketika kita mencintai seseorang, tak sepatutnya kita mencurahkan semua perasaan untuk seseorang itu, mungkin suatu saat ada saat-saat dimana orang itu mengecewakan kita dan justru perasaan kita bisa membuncah menjadi benci yang luar biasa. Jangan pernah mencintai seseorang dengan seluruh perasaan kita, apalagi seseorang yang belum haknya untuk kita cinta, risiko untuk kecewa pasti akan jauh lebih besar. Justru dengan perasaan cinta yang ala kadarnya terkadang kita lebih bisa memaknai betapa indahnya memiliki perasaan cinta tersebut.

      Begitupun ketika kita membenci musuh kita, juga harus dengan kadar yang biasa saja, jangan membencinya terlalu berlebihan.

      Jadi ketika seseorang bisa mengekang perasaannya,mengontrol pikirannya,dan ketika dalam setiap masalah ia memperlakukan sesuai dengan kadar kebutuhannya maka ia akan melaju selangkah menuju kearifan dan pemahaman yang hakiki.

(Tapi, aku uda terlanjur lebay. Terlanjur mencintai dia. Terlanjur membenci dia. Apa yang harus aku lakukan?) #mulai kepo.

#Masih banyak hal lain, yang lebih besar dan penting untuk dipikirkan, untuk dilakukan. Tentang studi dan karir di masa depanmu, ini lebih penting untuk dipikirkan dan disiapkan. Jangan terlalu memikirkan orang yang kamu cintai atau orang yang kamu benci.

(terus kenapa tadi membahas lebay pada persahabatan? Apa hubungannya coba?)

          Begini ukhti, kadang kala ketika kita berteman atau bersahabat baik dengan seseorang. Kita terlalu lebay dalam mengungkapkan perasaan sayang kita pada sahabat kita.

CEMBURU. Kamu akan cemburu atau marah ketika sahabatmu bermain atau berteman dengan orang lain. So, padahal kita bukan siapa-siapanya. Kita akan marah padanya, membatasi sahabat kita untuk bersosialisasi dengan orang lain. Oke, kamu sayang dia, tapi kamu nggak harus lebay. Boleh kamu sayang sama sahabatmu ukhti, tapi sewajarnya saja. Masih ingatkah ukhti, ada beberapa orang yang mengatakan, bahwa teman bisa jadi musuh. Dan musuh pun bisa jadi teman.

Padahal ukhti, semakin kita lebay. Malah semakin membuat sahabat kita nggak nyaman bila bersama kita. dia juga manusia social biasa ukh, dia berhak berteman dengan siapa saja. Kita nggak ada hak untuk melarang-larang dia berteman dan bergaul dengan siapa. Asal dia berteman dengan orang baik dan masih ada di jalan yang diridhoi-Nya. Kenapa kita harus melarang atau cemburu padanya?

Kamu sayang dan takut kehilangan dia ukh? Maka sayangi dia sewajarnya saja. Tapi tulus ukh. Temani dia kala suka dan duka. Pasti dia akan tetap disampingmu. Menjadi sahabat sejatimu tuk selama-lamanya.

Oke fix ! (korban sinetron). Intinya adalah, kita jangan lebay dengan apa yang kita rasakan, pikirkan, dan lakukan saat ini karena kita harus mempikirkan masa depan kita dan orang-orang disekeliling kita, yang jauh lebih penting. Baik itu masa depan di dunia dan di akhirat.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr:18)

So, Jangan lebay. Perhatikanlah hari esok mu ya ukhti yang lembut hatinya.

Eh, pesan ini bukan hanya untuk para ukhti tapi juga para akhi yang baik hati.

Salam sahabat  :)



Komentari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA