sbab2 pertolongan Allah 5


فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللّهِ آمَنَّا بِاللّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنزَلَتْ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

 
وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ 

فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ

وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ



52. Maka ketika Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail)[1], dia berkata: "Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyun (sahabat setianya) menjawab: "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim.
53. Ya Tuhan Kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan Kami telah mengikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasul-Mu)[2]".
. Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya mereka[3]. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman, "Wahai Isa! Sesungguhnya aku akan mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku[4] serta menyucikanmu[5] dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas[6] orang-orang yang kafir[7] hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada-Ku kembalimu, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan[8]."
56. Adapun orang-orang yang kafir[9], maka akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia[10] dan di akhirat, sedang mereka tidak memperoleh penolong.
57. Dan adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih[11], maka Allah akan memberikan pahala kepada mereka dengan sempurna[12]. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.

Tafsir Hidayatul insan


[1] Yakni mereka tetap saja ingkar, bahkan mereka bermaksud membunuh Beliau.
[2] Ada yang menafsirkan bahwa maksud "menjadi saksi" di sini adalah sama seperti umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang akan menjadi saksi untuk para rasul, bahwa mereka telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya.
[3] Orang-orang kafir Bani Israil membuat makar terhadap Nabi Isa 'alaihis salam dengan menyerahkan Beliau kepada orang yang akan membunuhnya secara tiba-tiba, maka Allah menjadikan orang yang memberitahukan keberadaan Nabi Isa 'alaihis salam rupanya mirip Nabi Isa 'alaihis salam, akhirnya orang itu ditangkap, dibunuh dan disalib. Mereka menyangka bahwa orang yang mereka bunuh dan mereka salib adalah Nabi Isa 'alaihis salam, padahal bukan, bahkan Nabi Isa 'alaihis salam telah diangkat Allah ke langit.
[4] Baik badan maupun ruhnya dari dunia ini tanpa mengalami mati. Nabi Isa 'alaihis salam diangkat ke langit ketika orang-orang kafir hendak membunuh Beliau, saat itu usia Beliau 33 tahun. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits bahwa Nabi Isa 'alaihis salam nanti akan turun menjelang hari kiamat, Beliau akan berhukum menggunakan syari'at Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, membunuh Dajjal, mematahkan salib dan meniadakan jizyah. Sedangkan dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, bahwa nabi Isa 'alaihis salam akan tinggal selama tujuh tahun setelah turun ke bumi. Setelah itu Beliau wafat dan dishalatkan oleh kaum muslimin.
[5] Yakni menjauhkanmu atau menyelamatkanmu.
[6] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memenangkan orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir. Orang-orang Nasrani pada waktu itu yang beriman kepada Nabi Isa 'alaihis salam, senantiasa mampu mengalahkan orang-orang Yahudi, karena orang-orang Nasrani lebih mengikuti Nabi Isa daripada orang-orang yahudi, sampai Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus Nabi kita Muhamad shallallahu 'alaihi wa sallam. Kaum muslimin pengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam inilah yang sesungguhnya mengikuti Nabi Isa 'alaihis salam, maka Allah menguatkan mereka sehingga mampu mengalahkan orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir lainnya, termasuk orang-orang Nasrani yang tidak mau mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun terkadang orang-orang kafir baik dari kalangan Nasrani maupun lainnya dapat mengalahkan orang-orang muslim, hal tersebut merupakan hikmah/kebijaksanaan dari Allah dan sebagai hukuman karena mereka meninggalkan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
[7] Baik mengalahkan hujjah mereka maupun mengalahkan mereka dalam peperangan.
[8] Baik tentang perkara Nabi Isa 'alaihis salam maupun perkara agama. Masing-masing pihak mengaku bahwa dirinya yang benar, sedangkan yang lain adalah salah, pada hari kiamat nanti Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menyelesaikan semua masalah yang mereka perselisihkan itu.
[9] Yakni orang-orang yang kafir kepada Nabi Isa 'alaihis salam seperti orang-orang Yahudi dan orang-orang yang bersikap ghuluw (berlebihan) kepada Beliau sampai menuhankan.
[10] Baik dengan musibah, diperangi, ditawan, dirampas harta dan kepemilikan maupun dikenakan jizyah (pajak).
[11] Baik amal shalih yang terkait dengan hati, lisan maupun anggota badan yang diajarkan rasul, dan mereka melakukannya dengan niat mencari ridha Allah Rabbul 'alamin.
[12] Ayat ini pun menunjukkan bahwa di dunia mereka akan mendapatkan pahala terhadap amal mereka, baik dengan dimuliakan, ditolong dan mendapatkan kehidupan yang bahagia, hanya saja pahala secara sempurna akan diberikan pada hari kiamat, di mana mereka akan mendapatkan kebaikan yang mereka kerjakan semuanya ada di hadapan, lalu diberikan balasannya dan diberikan tambahan oleh Allah dari karunia dan kepemurahan-Nya.

Tafsir ibnu katsir

Allah swt. berfirman, falammaa ahassa ‘iisaa (“Maka tatkala `Isa mengetahui,”) yaitu mengetahui ketetapan hati mereka untuk ingkar dan terus menerus dalam kesesatan, maka `Isa pun berkata, man anshaarii ilallaaH (“Siapakah yang akan menjadi penolong penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?”) Mujahid berkata: “Maksudnya, siapakah yang mengikutiku menuju jalan Allah.”
Sufyan ats-Tsauri dan yang lainnya berkata: “Maksudnya, siapakah orang-orang yang menjadi penolongku bersama Allah?” Akan tetapi, apa yang diungkapkan Mujahid lebih tepat. Dan lahiriyah dari ayat ini menunjukkan, bahwa `Isa menghendaki orang-orang yang menolongnya dalam berdakwah kepada jalan Allah. Dan demikianlah, maka segolongan dari Bani Israil pun tertarik untuk beriman kepadanya, maka mereka pun mendukung dan menolongnya serta mengikuti nur yang diturunkan bersamanya.
Oleh karena itu, Allah swt. memberitakan mengenai keadaan mereka, dengan berfirman, qaalal hawaariyyuuna nahnu anshaarullaaHi aamannaa billaahi wasy-Had bi-annaa muslimuun. Rabbanaa aamannaa bimaa anzalta wat taba’nar rasuula faktubnaa ma’asy-syaaHidiin (“Para hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab: “Kamilah penolong ponolong agama Allah. Kami beriman kepada Allah. Dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami dalam golongan orang orang yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah].”)
Menurut pendapat yang benar, al-hawariy adalah penolong. Sebagaimana ditegaskan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa Rasulullah saw. mengajak orang-orang pada peristiwa Ahzab, maka tampillah az-Zubair, lalu ketika beliau menganjurkan mereka lagi, maka tampillah az-Zubair. Kemudian Nabi bersabda: “Setiap Nabi mempunyai penolong (hawariy), sedangkan penolongku adalah az-Zubair.”
Mengenai firman-Nya, faktubnaa ma’asy-syaaHidiin (“Karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah],”) Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu `Abbas ra. ia berkata: “Yaitu ke dalam golongan umat Muhammad.” Dan isnad riwayat ini adalah jayyid.
Selanjutnya Allah swt. memberitahu mengenai sekelompok pemuka Bani Israil yang bermaksud menyerang `Isa as, berbuat jahat dan menyalibnya, ketika mereka telah bersekongkol terhadapnya, kemudian melaporkannya kepada raja yang pada saat itu berkuasa, dan dia adalah seorang-raja yang kafir, bahwasanya ada seorang yang menyesatkan rakyat, melarang mereka mentaati sang raja, merusak rakyat, memutuskan hubungan antara orang tua dengan anaknya, dan lain-lainnya dari yang mereka tuduhkan dan lontarkan seperti tuduhan dusta dan anak haram, sehingga mereka berhasil memancing amarah sang raja. Raja itu pun mengirim pasukan untuk mencari dan menangkap ‘Isa untuk selanjutnya disalib dan disiksa.
Ketika pasukan tersebut mengepung rumahnya, dan mereka mengira telah berhasil menangkapnya, ternyata Allah menyelamatkannya dari kepungan mereka. Allah mengangkatnya dari lubang dinding rumah itu ke langit, dan kemudian Dia menjadikan salah seorang yang berada di dalam rumah itu serupa dengannya. Ketika pasukan itu memasuki rumahnya pada kegelapan malam, mereka meyakini bahwa ia adalah `Isa, lalu mereka menangkap, menyiksa dan menyalibnya serta menaruh duri pada kepalanya. Hal itu merupakan suatu bentuk tipu daya dari Allah terhadap mereka. Karena sesungguhnya, Dia telah menyelamatkan Nabi-Nya dan mengangkatnya dari hadapan mereka, meninggalkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan, namun mereka yakin telah berhasil dalam misi pencariannya itu. Dan Allah menanamkan dalam hati mereka kekerasan dan pembangkangan terhadap kebenaran sebagai konsekuensi bagi mereka, serta menimpakan kehinaan kepada mereka, yang tidak akan pernah lepas dari mereka hingga hari Kiamat kelak.
Oleh karena itu Dia berfirman, wa makaruu wa makarallaaH. wallaaHu khairul maakiriin (“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”)


Tafsir Jalalayn

(Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) dan mereka bermaksud hendak membunuhnya (katanya, "Siapakah yang bersedia menjadi pembela-pembela aku) penolong-penolong aku (kepada Allah.") untuk menegakkan agama-Nya? (Berkata orang-orang Hawari, "Kamilah pembela-pembela Allah) artinya penolong-penolong agama-Nya dan mereka ini ialah teman-teman dekat Isa dan yang mula-mula beriman kepadanya. Jumlah mereka 12 orang, dan 'hawari' itu asalnya dari kata-kata 'hur' yang berarti putih bersih. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka itu adalah orang yang pendek-pendek dan selalu memakai pakaian putih (Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah) wahai Isa (bahwa kami orang-orang Islam).
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA