Penjelasan Hadits Bab 18


📚 Syarah Shahih AlBukhari Kitabul Iman

1. Iman kepada Allah dan Rosul-Nya adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, ia terkandung didalam dua kalimat syahadat. Barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah dan para Rosul-nya, namun tidak beriman kepada Muhammad Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, maka ia adalah orang kafir tulen tanpa diragukan sama sekali. Firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan”. (QS. An Nisaa (4) : 150-151).

2. Allah membedakan pahala yang didapat antara orang yang berjihad di jalan-Nya dengan yang tidak sempat berjihad karena adanya uzur. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

3. Pahala bagi haji mabrur adalah jannah, sebagaimana Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda :              “Dari satu umroh ke umroh lainnya adalah kafarah (penghapus dosa) diantara keduanya dan bagi haji mabrur tidak ada balasannya kecuali akan mendapatkan jannah”. (Muttafaq ‘alaih). Makna haji mabrur menurut pendapat yang rojih adalah tidak dicampuri dosa dalam mengerjakannya. Bahkan Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menggolongkan haji sebagai jihad dalam sabdanya ketika menjawab pertanyaan Aisyah Rodhiyallohu 'Anha tentang jihad bagi wanita, beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menjawab :  "      :  “Iya ada bagi wanita jihad yang tidak ada peperangan didalamnya, yaitu haji dan umroh”. (HSR. Ahmad dan Ibnu Majah).

4. Hadits ini menunjukkan bahwa konsekuensi dari Iman adalah perwujudan amalan sholih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA