Intisari Materi Tabligh Akbar *TABLIGH AKBAR* *NEGERIKU adalah SURGAKU

*
29 syawal 1438 H/ 23 juli 2017

Masjid Al Markaz Al Islami
Makassar

*Bersama Fadhilatusy Syaikh PROF. Dr. WASHIYULLAH ABBAS حفظه اللّٰه*

*_(Amalan2 Yang Memasukkan Ke Surga Dalam Berbangsa Dan Bernegara)_*

Surga dan neraka adalah balasan u/ seseorang.

Disurga seseorg akan dibalas dgn sesuatu yg

Tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tdk pernah terbayangkan dlm hati seseorang.

Pembahasan hari ini Negeriku adalah surgaku adalah bagaimana menjadikan negeri ini ibarat surga yg penuh dgn kedamaian, ketenangan, ketentraman dan keamanan.

Yg akan mengacu pada hadits

أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)

النصيحة
Adalah Engkau mengikhlashkan kebaikan u/ org yg ingin diluruskan, serta
إعطاء كل ذي حق حقه
memberikan hak kepada setiap yg memiliki hak. Hak Allah, hak kitabullah, hak rasulNya, hak pemimpin kaum muslimin, dan hak kaum muslimin seluruhnya.

Dan hadits ini adalah hadits yg sgt penting yg merupakan salah satu pokok islam.

Imam syafii رحمه اللّٰه mengatakan bhw Hadits ini adalah 1/3 dari ilmu.

Dan telah ditetapkan bahwasanya siapa saja yg taat kepd Allah, niscaya Allah akan memberikan keberkahan dan kedamaian, sebaliknya siapa yg durhaka niscaya akan menuai kesengsaraan. Allah سبحانه وتعالى berfirman

(وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
[Surat Al-A'raf 96]

Dan Allah سبحانه وتعالى  juga berfirman mengenai ahlul kitab

(وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ ۚ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ)

Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.
[Surat Al-Ma'idah 66]

Dan Allah سبحانه وتعالى  berfirman

(وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَىٰ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ)

Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezhaliman.
[Surat Al-Qashash 59]

Dan ayat serta hadits dlm hal ini sgt byk, menjelaskan bhw Allah maha adil, siapa yg taat maka akan mendaptkn kebaikan sebaliknya siapa yg durhaka akan menuai kesengsaraan.

Dan inilah kaidah dlm agama ini yaitu bahwasanya kebahagiaan hanya akan diraih dgn ketaatan kpd Allah dan RasulNya, sebaliknya kemaksiatan merupakan sumber malapetaka dan bencana.

Sejarah mencatat bhw ummat rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم telah tersebar dipenjuru bumi dan melaksanakan hak Allah dan RasulNya, maka keamanan pun digapai
Shg seseorg berjalan dari syam ke baitullah (makkah) dia tidak takut kecuali hanya kepada Allah سبحانه وتعالى

Islam tidaklah mengangkat pedang kecuali bagi org yg mengangkat pedang, islam tersebar dgn kedamaian

keseluruh penjuru dunia.

Islam adalah agama keselamatan, sesungguhnya yg merusak citra islam adalah musuh2 islam yg menggelari islam itu teroris u/ memalingkan para pemuda dari islam.

Sesungguhnya kita berjalan kepd Allah سبحانه وتعالى
.....?

(وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ)

Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
[Surat Al-Ankabut 64]

*Asy Syaikh kemudian* menjelaskan tentang
Makna la ilaaha illallah yaitu

لا معبود بحق إلا اللّٰه

Tidak ada sesembahan yg haq (yg benar) kecuali Allah سبحانه وتعالى.

Kemudian menyebutkan beberapa ayat ttg keutamaan tauhid dan bahaya syirik.
Allah سبحانه وتعالى  berfirman

(وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ)

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”
[Surat Luqman 13]

Allah سبحانه وتعالى  juga berfirman

(إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.
(An Nisa 48)

Allah سبحانه وتعالى  juga berfirman

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ)

Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zhalim itu.
[Surat Al-Ma'idah 72]

Kewajiban kita adalah taat kepd Allah dan rasulnya dlm aqidah, akhlak, syariat, muamalat, dll. Dengan meneladani rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم sebagaimana dlm hadits

صَلُّوا كَمَا رَأَيتُمُنِي أُصَلِي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 628, 7246 dan Muslim no. 1533)

Beliau صلى اللّٰه عليه وسلم juga bersabda

خذوا عني مناسككم

Ambillah dariku tata cara ibadah (haji) kalian.

Dan Allah سبحانه وتعالى  telah berfirman

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu
[Surat Al-Ma'idah 3]

Ketaatan kepd Allah dan rasulnya merupakan kunci u/ msk surga

Allah سبحانه وتعالى  berfirman

(وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا)

Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.
[Surat Al-Ahzab 36]

Dan nabi صلى اللّٰه عليه وسلم telah bersabda Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.

“Setiap ummatku akan masuk Surga, kecuali yang enggan.” Mereka (para Shahabat) bertanya: “Siapa yang enggan itu?” Jawab beliau: “Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk Surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan.”

Dan kita telah mulai pembahasan kita ini dgn hadits الدين النصيحة

Maka mari kita menjalankan hadits ini u/ meraih keridhoan Allah

Adapun
النصيحة
Nasehat Kp

d Allah adalah beriman kpdnya dan memberikan hak2 Allah سبحانه وتعالى  (mentauhidkan dan tdk berbuat syirik) ...

Nasehat kpd Kitabnya= adalah beriman bhw itu adalah kalamullah yg berisi perintah dan larangan serta kabar2 yg harus diyakini kebenarannya.

(أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا)

Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci?
[Surat Muhammad 24]

Nasehat kepada RasulNya adalah membenarkannya, melaksanakan hak2nya, taat kpdnya, membelanya.

Dan ketika beliau telah wafat, maka kita
Memberikn perhatian u/ mempelajari dan mengamalkan sunnahnya dlm segala aspek kehidupan.

Dan Diantaranya ada yg khusus kpd pr ulama yaitu mempelajari, menyampaikan serta membantah penyimpangan dgn bijak dan hikmah

Nasehat Kpd pemimpin kaum muslimin adalah mengormati, mencintai kebaikan u/ mereka, mengingkari pembangkangan terhadap mereka.
Serta menasehati pemimpin dgn cara yg lembut.

Al imam almawardi dlm bukunya Al Ahkaam As sulthoniyyah

....

Allah memerintahkan u/ menjaga darah dan harta kaum muslimin, karenanya
Memberontak kpd penguasa adalah merupakan keburukan yg besar yg telah diharamkan oleh Allah dan rasulNya.
Ahlussunnah telah sepakat dlm setiap generasi u/ taat kpd pemimpin meskipun mereka itu fajir.

Berbeda dgn ahlul bidah yg menhalalkan pemberontakan kpd pemimpin muslim

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku”
Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?”
Beliau berkata : “Ya”
Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”.
Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?”
Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”
Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”
Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”
Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”
Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin?”
Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu”

« يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُو

نَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ».
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku. Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847)

Kecuali jika yg diperintahkan adalah maksiat, maka kita tidak boleh taat pada perkara maksiat tsb.
لا طاعة في معصية الخالق
Tidak ada ketaatan kpd makhluk dlm bermaksiat kepada Al Kholiq (Allah سبحانه وتعالى )

Tetapi tetap wajib mentaatinya dlm perkara yg makruf.

Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda

مَنْ أَطَاعَنِى فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ يَعْصِنِى فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعِ الأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِى وَمَنْ يَعْصِ الأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِى

“Barangsiapa mentaatiku, maka ia berarti mentaati Allah. Barangsiapa yang tidak mentaatiku berarti ia tidak mentaati Allah. Barangsiapa yang taat pada pemimpin berarti ia mentaatiku. Barangsiapa yang tidak mentaatiku berarti ia tidak mentaatiku.” (HR. Bukhari no. 7137 dan Muslim no. 1835).

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدَّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ   عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ [رَوَاه داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح]

Dari Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahualaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan pendapat. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi)

Karena itulah para imam kita menyebutkan perkara taat kpd pemimpin merupakan bagian dari aqidah.

Imam Ahmad menyebutkan bhw ketundukan kepd kemimpin adalah merupakan kewajiban dan siapa yg berkata dgn selain itu maka dia adalah ahlul bidah.

Padahal beliau dipenjara dan disisksa oleh penguasa dizamannya.

Imam al-Barbahari mengatakan:

وإذا رأيت الرجل يدعو على السلطان فاعلم أنه صاحب هوى وإذا سمعت الرجل يدعو للسلطان بالصلاح فاعلم أنه صاحب سنة إن شاء الله

“Jika Anda melihat ada orang yang mendoakan keburukan untuk pemimpin, ketahuilah bahwa dia adalah pengikut hawa nafsu (aqidahnya menyimpang). Dan jika Anda melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk pemimpin, ketahuilah bahwa dia Ahlus Sunah, insya Allah.” (Syarh as-Sunnah)

Fudhail bin Iyadh rahimahullah mengatakan:

لو كان لي دعوة مستجابة ما جعلتها الا في السلطان

“Andaikan saya memiliki satu doa yang pasti terkabulkan, tidak akan aku ucapkan kecuali untuk mendoakan kebaikan pemimpin.”

Kemudian

ada orang yang bertanya, mengapa harus demikian? Beliau menjawab:

إذا جعلتها في نفسي لم تعدني وإذا جعلتها في السلطان صلح فصلح بصلاحه العباد والبلاد فأمرنا أن ندعو لهم بالصلاح ولم نؤمر أن ندعو عليهم وإن جاروا وظلموا لأن جورهم وظلمهم على أنفسهم وصلاحهم لأنفسهم وللمسلمين

“Jika doa itu hanya untuk diriku, tidak akan kembali kepadaku. Namun jika aku panjatkan untuk kebaikan pemimpin, kemudian dia jadi baik, maka masyarakat dan negara akan menjadi baik. Kita diperintahkan untuk mendoakan kebaikan untuk mereka, dan kita tidak diperintahkan untuk mendoakan keburukan bagi mereka, meskipun mereka zalim. Karena kezaliman mereka akan ditanggung mereka sendiri, sementara kebaikan mereka akan kembali untuk mereka dan kaum muslimin.” (Syarh as-Sunnah)

Para ulama ijmak atas perkara ini.

An-Nawawi berkata :

وَأَمَّا الْخُرُوج عَلَيْهِمْ وَقِتَالهمْ فَحَرَام بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ , وَإِنْ كَانُوا فَسَقَة ظَالِمِينَ

”Adapun keluar dari ketaatan terhadap para pemimpin/penguasa serta memeranginya, maka hukumnya adalah haram menurut kesepakatkaum muslimin. Walaupun pemimpin tersebut adalah dhalim lagi fasiq” [Syarah Shahih Muslim lin-Nawawi 1/229].

Tidak boleh membeberkan aib/ kekeliruan para penguasa dimimbar2, dibuku2,dll karena akan mengantar kepd kekacauan, hilangnya ketaatan dan tidak mendatangkan faidah.Dan ini bukanlah merupakan bagian dari manhaj salaf. Akan tetapi pengingkaran tsb dgn cara yg santun dan tidak dihadapan umum. Sebagaimana yg dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Baaz رحمه اللّٰه

Bahkan menyebutkan penyimpangan tanpa menyebut orgnya, maka inilah yg lebih baik.

Jadi menasihati para pemimpin adalah dengan cara lemah lembut dan di tempat rahasia, sebagaimana yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid tatkala menasihati Utsman bin Affan, bukan dengan cara mencaci-maki mereka di tempat umum atau mimbar.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِيْ سُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِهِ عَلاِنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوْ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِيْ عَلَيْهِ

“Barang siapa ingin menasihati seorang penguasa maka jangan ia tampakkan terang-terangan, akan tetapi hendaknya ia mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri dengannya. Jika dengan itu, ia menerima (nasihat) darinya maka itulah (yang diinginkan, red.) dan jika tidak menerima maka ia (yang menasihati) telah melaksanakan kewajibannya.” (Sahih, HR. Ahmad)

Perhatikanlah, ada jamaah2 yg menamakan dirinya jamaah islamiyah, yg mengajak manusia mengajak demo, bahkan pemberontakan yg mana ini akan mendatangkan keburukan sebagaimana yg telah terjadi di negeri2 kaum muslimin, di mesir, tunisia, suriah, dll. Betapa byk jiwa yg telah terbunuh dan terusir dari negerinya.

jika seorg muslim tinggal dinegeri kafir dan penguasanya membebaskannya u/ melaksanakan agamanya, maka tidak boleh seorg muslim memberontak kepadanya, sebagaimana para sahabat yg diperintahkan hijrah ke habasyah.

Maka sebagai penutup.
Mengikuti perkataan para ruwaibidhoh dlm masalah penguasa harus dihindari, sesungguhnya perkara ini merupakan tugas ulama dan umara', bukanlah hak setiap org u/ berbicara sebagaimana firman Allah سبحانه وتعالى

(وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ

Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).
[Surat An-Nisa' 83]

Adapun
Nasehat kpd seluruh ummat islam.

Adalah memberikan kebaikan kepd setiap muslim, dengan memberikan hak kepd semua org yg memiliki hak, baik dr kaum muslimin atau selainnya (jika mereka memiliki hak yg hrs ditunaikan)

ۚوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى ا

لْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ)

Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.
[Surat Al-Ma'idah 2]

Allah سبحانه وتعالى  juga berfirman

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ

Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.
[Surat Al-Ma'idah 8]

Allah telah memerintahkan kita u/ berlaku adil bahkan terhadap org kafir.

(لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ)

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
[Surat Al-Mumtahanah 8]

(وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ)

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
[Surat Al-Anbiya' 107]

Dan nabi صلى اللّٰه عليه وسلم
Telah bersabda
لا يرحم اللّٰه من لا يرحم الناس.
Tidak akan disayang oleh Allah org yg tdk sayang kpd manusia.

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda

مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ.

“Barangsiapa yang tidak penyayang pasti tidak akan disayang”

*Inilah sedikit faidah yg dpt kami tuliskan, mohon maaf jika banyak kekurangan*

وصلى اللّٰه على نبينا محمد وعلى آله وصحبه والتابعين

Admin
WA. Makassar Bertauhid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA