ma'na 'ied
Mutiara Ar-Risalah
ma'na
'ied dlm kitab ad_duroorul baariyah adalah berulang-ulang karena 'ied
itu sendiri dilaksanakan berulang-ulang tiap tahun. adapun yang mema'nai
'ied itu kembali, maka sesuai sebabnya
itu shaum maka 'iedul fitri berma'na kembali berbuka, dan 'iedul adha
kembali udhiyah (nusuk, sembelihan) dalam rangka qorroba yuqarribu
qurbaanan yaitu ma'na asalnya mndekatkan diri. qurban yaitu juga
mendekatkan diri dengan nusuk, udhiyah yang disyari'atkan oleh Allah.
(bag 1)
bag 2: setelah berlalu 2 'ied ingat kajian kita. tujuan shaum: taqwa, haji & qurban dinilai ketaqwaannya. yg keliru ma'na 'ied, karna kembali ko jadi kembali lesu dlm beribadah, lihat berjama'ah, ko ga ada lagi, tadarrusnya ko ga ada lagi. harusnya 'ied nya karena intinya taqwa, harusnya ittaqillaha tsummastaqim, bertaqwalah kpd Allah kmudian bristiqamahlah. jadi ibadahnya tingkatin. awas-awas, kalau lesunya tidak sunnah maka tidak bruntung. Al Ahqaf: 13-16 istiqamah=surga, itulah ahsanu ma 'amilu
bag 3:berikut haditsnya dan ayat-ayatnya
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
وَلِكُلِّ عَمِلٍ شِرَّةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ ، فَمَنْ يَكُنْ فَتْرَتُهُ إِلَى السُّنَّةِ ، فَقَدِ اهْتَدَى ، وَمَنْ يَكُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ ، فَقَدْ ضَلَّ
(bag 1)
bag 2: setelah berlalu 2 'ied ingat kajian kita. tujuan shaum: taqwa, haji & qurban dinilai ketaqwaannya. yg keliru ma'na 'ied, karna kembali ko jadi kembali lesu dlm beribadah, lihat berjama'ah, ko ga ada lagi, tadarrusnya ko ga ada lagi. harusnya 'ied nya karena intinya taqwa, harusnya ittaqillaha tsummastaqim, bertaqwalah kpd Allah kmudian bristiqamahlah. jadi ibadahnya tingkatin. awas-awas, kalau lesunya tidak sunnah maka tidak bruntung. Al Ahqaf: 13-16 istiqamah=surga, itulah ahsanu ma 'amilu
bag 3:berikut haditsnya dan ayat-ayatnya
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
وَلِكُلِّ عَمِلٍ شِرَّةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ ، فَمَنْ يَكُنْ فَتْرَتُهُ إِلَى السُّنَّةِ ، فَقَدِ اهْتَدَى ، وَمَنْ يَكُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ ، فَقَدْ ضَلَّ
”Setiap
amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti
ada masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam
sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka dia berada
dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut,
sungguh dia telah menyimpang. (HR. Thobroni dalam Al Mu’jam Al Kabir,
periwayatnya shohih. Lihat Majma’ Az Zawa’id)
ganjaran bagi yang istiqamah:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS Fushilat [41]: 30)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (١٣) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٤)
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.
Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar (ya Allah, kami meminta kepada-Mu surga dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka).
ganjaran bagi yang istiqamah:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS Fushilat [41]: 30)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (١٣) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٤)
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.
Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar (ya Allah, kami meminta kepada-Mu surga dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka).
Komentar
Posting Komentar