Hikmah Diutusnya Para Rasul Allah
{وَلَقَدْ
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ رُسُلا إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ
فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا}
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. (Ar-Rum: 47)
Ayat ini diturunkan oleh Allah untuk menghibur hati hamba dan Rasul-Nya Nabi Muhammad, bahwa jika ia didustakan oleh kebanyakan orang dari kalangan kaumnya, sesungguhnya para rasul terdahulu pun mengalami nasib yang sama, padahal mereka telah menyampaikan kepada umatnya masing-masing bukti-bukti yang jelas yang membenarkan kerasulan mereka. Tetapi pada akhirnya Allah menimpakan balasan-Nya kepada orang-orang yang mendustakan para rasul dan orang-orang yang menentang mereka, serta menyelamatkan orang-orang yang beriman kepada mereka.
{وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ}
Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (Ar-Rum:
47)Dia telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat, yakni kepada setiap generasi dan sejumlah manusia. Semua rasul menyeru mereka untuk menyembah Allah dan melarang mereka menyembah selain-Nya:
{أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}
Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Tagut. (An-Nahl: 36)Allah Swt. terus-menerus mengutus rasul-rasul-Nya kepada manusia dengan membawa risalah (tauhid) itu sejak terjadinya kemusyrikan di kalangan Bani Adam, yaitu sejak kaumnya Nabi Nuh, Allah mengutus Nabi Nuh kepada mereka. Nuh a.s. adalah.rasul yang mula-mula diutus oleh Allah kepada penduduk bumi, lalu diakhiri oleh Nabi Muhammad Saw. yang seruannya mencakup semua lapisan manusia dan jin, di belahan timur dan belahan barat bumi. Semua rasul Allah menyerukan hal yang sama, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي
إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ}
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku.” (Al-Anbiya: 25)
{وَاسْأَلْ مَنْ
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ
آلِهَةً يُعْبَدُونَ}
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum
kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah
Yang Maha Pemurah?” (Az-Zukhruf: 45)
Dan dalam ayat berikut ini Allah
Swt. berfirman:
{وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ}
Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta’ala dengan
mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah
disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan inilah
hakekat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah
semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya, dengan penuh rasa
rendah diri dan cinta. (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah)
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan,
baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Dan suatu amal
akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas karena
Allah semata; dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Thoghut ialah : setiap yang diagungkan - selain Allah – dengan disembah, ditaati,
atau dipatuhi ; baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan.
Namun, seorang musyrik dapat
diperkenankan mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{لَوْ
شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ}
Jika Allah menghendaki, niscaya
kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia. (An-Nahl: 35)
Allah Swt. telah melarang mereka berbuat hal
itu melalui lisan rasul-rasul-Nya. Adapun mengenai kehendak Allah yang bersifat
kauni (kenyataan) yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut
secara takdir, maka tidak ada hujah (alasan) bagi mereka dalam hal ini.
Karena Allah telah menciptakan neraka dan para penduduknya dari kalangan setan
dan orang-orang kafir. Dia tidak rela hamba-hamba-Nya berlaku kafir. Dalam
menentukan hal tersebut Allah mempunyai alasan yang kuat dan hikmah yang bijak.
Kemudian
sesungguhnya Allah Swt. telah memberitakan bahwa Dia mengingkari parbuatan
mereka dengan menimpakan siksaan kepada mereka di dunia sesudah para rasul
memberikan peringatan kepada mereka. Untuk itulah Allah Swt. menyebutkan dalam
firman-Nya:
{فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ
الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُكَذِّبِينَ}
Maka
di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula
di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah
kalian di muka bumi danperhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).
(An-Nahl: 36)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Tagut itu.” (An-Nahl: 36)
Akibat yang dialami oleh
orang-orang yang mendustakan perkara yang hak dan menentang rasul-rasul Allah:
{دَمَّرَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا}
Allah telah menimpakan
kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti
itu. (Muhammad: 10)
Allah Swt. telah berfirman pula:
{وَلَقَدْ
كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ}
Dan sesungguhnya orang-orang
yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah
hebatnya kemurkaan-Ku. (Al-Mulk: 18)
{إِنَّ
الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ
جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ}
Sesungguhnya orang-orang yang
telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun
datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab
yang pedih. (Yunus: 96-97)
Sumber: tafsir ibnu katsir dan
kitabut tauhid.
Komentar
Posting Komentar