BAHAYA BERGANTUNG KEPADA SELAIN ALLAH UNTUK MENDAPAT MANFAAT ATAU MENOLAK BAHAYA

Intisari Tauhid [29]

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُكَيْمٍ مَرْفُوعاً: ( مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئاً وُكِلَ إِلَيْهِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ والتِّرْمِذِيُّ
“Siapa saja yang menggantungkan suatu benda (dengan anggapan bahwa benda itu bermanfaat atau dapat melindungi dirinya), niscaya dia akan diserahkan kepada benda tersebut.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzy)

Hadits ini lafazhnya ringkas tetapi faedahnya sangat agung, bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepadanya bahwa siapa saja yang berpaling dengan hatinya, perbuatannya, atau dengan keduanya kepada sesuatu (selain Allah) dengan mengharap mendapat manfaat dan terhindar dari bahaya, Allah akan menyerahkan orang tersebut kepada sesuatu tempat ia bergantung. Siapa saja yang bergantung kepada Allah, Allah akan mencukupinya serta akan memudahkan segala kesulitannya. (Namun), siapa saja yang bergantung kepada selain Allah, Allah akan menyerahkannya kepada selain diri-Nya tersebut dan Allah akan menghinakannya.
Pada hadits di atas, terdapat larangan dan peringatan terhadap bergantung kepada selain Allah untuk mendapatkan manfaat dan menolak bahaya.
Faedah Hadits
1. Larangan terhadap bergantung kepada selain Allah.
2. Kewajiban untuk bergantung hanya kepada Allah dalam segala urusan.
3. Penjelasan tentang bahaya dan akibat jelek kesyirikan.
4. Bahwasanya balasan (yang diperoleh) sesuai dengan amalannya.
5. Bahwa hasil/buah perbuatan akan kembali kepada pelakunya, baik (perbuatan tersebut) baik maupun jelek.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
___
dzulqarnain.net
fb.com/dzulqarnainms
telegram.me/dzulqarnainms
twitter.com/dzulqarnainms
instagram.com/dzulqarnainms

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA