Apa & siapakah orang beriman

Apa & siapakah orang beriman ?

QS 3:102.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan muslimin (menyerahkan diri kepada Allah).


Orang beriman (mu’minin)

Dari Abu Umamah r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. ditanya seorang laki-laki, “Wahai Rasulullah, apakah
iman itu?” Beliau menjawab, “Bila amal baikmu membuatmu merasa senang, dan perbuatan burukmu
membuatmu merasa bersedih, maka kamu adalah orang yang beriman.” (H.R. Hakim)

Dari ‘Umar r.a., ia berkata, Nabi Saw. bersabda, “Wahai Ibnul Khaththab! Pergilah kamu dan umumkan
kepada orang-orang bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beriman.” (H.R. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam memberi
penawaran kepada para sahabat beliau seraya berkata,”Siapa yang mau mengambil beberapa kalimat
dariku dan mengamalkannya serta mengajari orang yang mengamalkannya?” Abu Hurairah Radhiyallahu
Anhu menjawab,”Saya, wahai Rasulullah!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam memegang
tangan Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dan menyebut lima perkara. Beliau Shallallahu Alaihi wa Salam
bersabda:
Bertakwalah terhadap perkara-perkara haram, niscaya kamu menjadi manusia yang paling ahli ibadah;
ridhalah kepada pembagian Allah untukmu, niscaya kamu menjadi manusia yang paling kaya; berbuat
baiklah kepada tetanggamu, niscaya kamu menjadi orang yang beriman; cintailah orang lain
sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, niscaya kamu menjadi orang yang Islam; dan janganlah
kamu banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati.
( HR. At-Tirmidzi, Az-Zuhd, IX/ 183-184 dan dia berkata,”Ini hadist gharib. Kami hanya mendapatkannya dari Ja’far
bin Sulaiman.” Diriwayatkan juga oleh Ahmad, II/310 dan Ibnu Majah bil Ma’na, Az-Zuhd no. 4217. Al-Albani
mengategorikan hadist ini sebagai hadist hasan. Demikian disebutkannya dalam tahqiq Jam’ul Ushul.)

Puncak iman ada empat, yaitu:
(1) sabar menerima hukum Allah,
(2) ridha menerima taqdir,
(3) ikhlas dalam bertawakkal, dan
(4) berserah diri sepenuhnya kepada Rabb. (H.R. Abu Nu’aim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA