Kisah Nabi Adam (3)


 Materi Kisah para Nabi



Tabir penciptaan disingkap di tengah-tengah para malaikat-Nya. Allah SWT berfirman:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesung­guhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menum­pahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau ?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'" (QS. al-Baqarah: 30)

Berkenaan dengan ayat tersebut, para mufasir memberikan komentar yang beragam. Dalam tafsir al-Manar disebutkan: "Sesungguhnya ayat-ayat ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat ditafsirkan zahirnya. Sebab, dilihat dari ketentuan dialog (at-Takhathub) ia mengandung konsultasi dari Allah SWT. Tentu yang demikian itu mustahil bagi-Nya. Di samping itu, ia juga mengan­dung pemberitahuan dari-Nya kepada para malaikat yang kemudian diikuti dengan penentangan dan perdebatan dari mereka. Hal seperti ini tidak layak bagi Allah SWT dan bagi para malaikat-Nya. Saya lebih setuju untuk mengalihkan makna cerita tersebut pada sesuatu yang lain."

Sedangkan dalam tafsir al-Jami' li Ahkamil Qur'an disebutkan: "Sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada para malaikat-Nya, bahwa jika Dia menjadikan ciptaan di muka bumi maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah." Ketika Allah berfirman:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, " (QS. al-Baqarah: 30)

Mereka bertanya: "Apakah ini adalah khalifah yang Engkau ceritakan kepada kami bahwa mereka akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, ataukah khalifah selainnya?" Dalam tafsir Fi Zhilalil Qur'an disebutkan: "Sesungguhnya para malaikat melalui fitrah mereka yang suci yang tidak membayangkan kecuali kebaikan dan kesucian, mereka mengira bahwa tasbih dan mengultuskan Allah adalah puncak dari segala wujud. Puncak ini terwujud dengan adanya mereka, sedangkan pertanyaan mereka hanya menggambarkan keheranan mereka, bukan berasal dari penentangan atau apa pun juga."

Kita melihat bagaimana para mufasir berijtihad untuk menyingkap hakikat, lalu Allah SWT menyingkapkan kedalaman dari Al-Qur'an pada masing-masing dari mereka. Kedalaman Al-Qur'an sangat mengagumkan. Kisah tersebut disampaikan dalam gaya dialogis, suatu gaya yang memiliki pengaruh yang kuat.

Catatan:

Berkata Syaikh Shalih Al-Utsaimin
rahimahullah, “Saya berkata –
semoga Allah memberikan barokah
kepadamu- bahwasanya nasehat itu
bagi Allah dan RasulNya, dan bagi
saudaranya muslim. Bahwasanya
saya sangat berharap kepada
seluruh orang untuk membaca
kitab-kitab mutaqadimin dalam
masalah tafsir, dan selainnya,
karena itu lebih membawa barokah,
lebih bermanfaat, dan lebih dari
kitab-kitab muta’akahirin. Dan
bahwasanya tafsir Sayyid Quthb –
semoga Allah merahmatinya-
didalamnya terdapat kesalahan –
dan saya mengharap Allah akan
mengampuninya- : Misalnya
tafsirnya tentang Istiwa, tafsir surat
(Qul huwallahu ahad), dan juga
pensifatannya terhadap para Nabi
yang seharusnya pensifatan
tersebut tidak dilakukannya”

Berkata Syaikh Shalih Al-Utsaimin
rahimahullah, “Saya sedikit
menelaah kitab-kitab Sayyid Quthb
dan saya tidak mengetahui tentang
orang ini (Sayyid Quthb). Akan
tetapi beberapa ulama telah menulis
tentang koreksian atas tulisan-
tulisan (Sayyid Quthb) dalam Fii
Zhilalil Qur’an, dan beberapa tulisan
lain tentang hal itu, seperti yang
ditulis oleh Syaikh Abdullah Ad-
Duwais rahimahullah dan tulisan
saudara kami, Syaikh Rabi’ Al-
Madkhali, tentang tafsir Sayyid
Quthb dan lain-lainnya. Maka
barangsiapa yang menghendaki
merujunya silahkan”.

Penjelasan Ringkas:

Dari ayat ini Allah hendak memberitahukan tentang penciptaan adam
Namun ada kekhawatiran dari malaikat (inilah gaya bahasa ibnu katsir), malaikat belum mengetahui, maka Allah memberitahukan atas hikmahnya menurut Alqurthubi nantinya ada para Nabi dan RasulNya, Shiddiqiin dan Shalihin. Maka inilah diantara hikmah (syar'i) penciptaan. Serta ada warisan islam yaitu kebenaran yang haq satu satunya yang akan tegak sampai hari kiamat.

Baarakallahu fiikum.
In syaa Allah akan kita lanjutkan.

Aquulu Qaulii Haadzaa Wastaghfirullaha lii walakum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA