Mengenal Makna Ibadah


hikmah yang paling jelas dari penciptaan mereka adalah sesuatu yang tidak diketahui malaikat. Adapun yang dimaksud dari hikmah yang tidak diketahui itu adalah, di antara mereka akan ada para nabi, para rasul, orang-orang jujur, dan para syuhada. Kemudian Allah menjelaskan kepada para malaikat tentang kehormatan Adam di atas kehormatan mereka lantaran ilmu yang dimilikinya.

๐Ÿ“šMateri Kisah Para Nabi

Sebelum kita lanjut, karena penulis mengatakan penciptaan Adam dan keturunannya juga untuk beribadah kepada Allah maka kita wajib mempelajari makna ibadah.

Allah SWT berfirman:

"Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku." (QS. adz-Dzariyat: 56)

Ibnu Abbas membaca ayat tersebut: "Liya'rifuun" (agar mereka mengenal Aku). Pengetahuan merupakan tujuan dari penciptaan manusia. Dan barangkali pendekatan yang terbaik berkenaan dengan tafsir ayat tersebut adalah apa yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Abduh: "Dialog yang terdapat dalam ayat tersebut adalah urusan Allah SWT dengan para malaikat-Nya di mana Dia menggambarkan kepada kita dalam kisah ini dengan ucapan, pertanyaan, dan jawaban. Kita tidak mengetahui hakikat hal tersebut. Tetapi kita mengetahui bahwa dialog tersebut tidak terjadi sebagaimana lazimnya yang dilakukan oleh sesama kita, manusia."

Beliau (Ibnu Katsir) juga
memaparkan tatkala
menafsirkan ayat ini (QS. Adz-
Dzariyat : 56), “Makna ayat
tersebut; sesungguhnya Allah
ta’ala menciptakan makhluk
untuk beribadah kepada-Nya
semata tanpa ada sekutu bagi-
Nya. Barangsiapa yang taat
kepada-Nya akan Allah balas
dengan balasan yang
sempurna. Sedangkan
barangsiapa yang durhaka
kepada-Nya niscaya Allah akan
menyiksanya dengan siksaan
yang sangat keras. Allah pun
mengabarkan bahwa diri-Nya
sama sekali tidak
membutuhkan mereka.
Bahkan mereka itulah yang
senantiasa membutuhkan-Nya
di setiap kondisi. Allah adalah
pencipta dan pemberi rezeki
bagi mereka.”

Beliau (Ibnu Katsir)
mengatakan, “Tafsiran ini
didukung oleh makna firman
Allah ta’ala, “Apakah manusia
itu mengira dia dibiarkan
begitu saja dalam keadaan sia-
sia.” (QS. Al-Qiyamah : 36).
Asy-Syafi’i menjelaskan
tafsiran ‘sia-sia’ yaitu,
“(Apakah mereka Ku-biarkan)
Tanpa diperintah dan tanpa
dilarang?!”…

Berikut ini kami nukilkan
keterangan Syaikh
Abdurrahman bin Hasan
rahimahullah di dalam Fath Al-
Majid (hal. 17 cetakan Dar
Ibnu Hazm). Beliau
memaparkan :
Syaikhul Islam mengatakan,
“Ibadah adalah melakukan
ketaatan kepada Allah yaitu
dengan melaksanakan
perintah Allah yang
disampaikan melalui lisan para
rasul.” Beliau juga
menjelaskan, “Ibadah adalah
istilah yang meliputi segala
sesuatu yang dicintai Allah dan
diridhai-Nya, berupa ucapan
maupun perbuatan, yang
tampak maupun yang
tersembunyi.”

Dengan memperhatikan
keterangan beliau di atas,
dapat disimpulkan bahwa :
Pertama; Ibadah adalah tujuan
hidup kita
Kedua; Hakikat ibadah itu
adalah melaksanakan apa yang
Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan
perendahan diri kepada Allah
Ketiga; Ibadah akan terwujud
dengan cara melaksanakan
perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya dengan ikhlas dan Mutaba'ah kepada RasulNya.
keempat: Ibadah juga meningkatkan derajat seorang hamba.

๐Ÿ–Œ In syaa Allah akan kita lanjutkan bagian yang kelima dari Kisah Nabi Adam.

dari berbagai sumber

Baarakallahu lii walakum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA