AKHLAK YANG BAIK, KARAKTER AHLUSSUNNAH

*#FAEDAH TAUSIYAH UMUM*
--------------------------------------------------
_( Catatan Ta'lim yang disampaikan *Syaikh Prof. Dr. 'Adil bin Muhammad As Subai'iy Hafidzahulloh* di masjid Pesantren As Sunnah Makassar, Sabtu 20 April 2019 )_

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ  

**

Firman Allah Ta’ala ketika mengisahkan perkataan Nabi 'Isa alaihis salam,

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَينَ مَا كُنْتُ

_“Dan Allah menjadikanku diberkahi dimanapun aku berada.”_
[QS. Maryam: 31].

Makna ayat ini :
Seorang yang dijadikan agar bisa bermanfaat dimanapun berada, maka kehadirannya akan memberikan pengajaran, pengarahan, amar ma'ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang kejelekan)
Sebagian hamba Allah Ta'ala yang shaleh jika dilihat oleh orang lain maka kadang akan mengingatkan pada Allah Ta'ala
Karena sebagian orang yang bermaksiat ketika melihat orang sholeh tsb maka dirinya menahan maksiatnya dan kembali takut karena Allah Ta'ala.

Firman Allah :

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (التوبة [٩]: ١٢٢)

_“Tidak sepatutnya orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa kelompok yang memperdalam pengetahuan agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila telah kembali kepada mereka supaya mereka menjaga diri.”_
(QS. At Taubah [9]: 122).

Dalam ayat ini terdapat penjelasan *bahwa siapa yang keluar untuk mempelajari ilmu untuk mengangkat kejahilan pada dirinya dan kejahilan orang lain, serta dengannya dia berdakwah di jalan Allah  maka seperti ini dia seorang mujahid yang teranggap berjihad di jalan Allah Ta'ala*

Dan tidak ada silang (perbedaan) pendapat bahwa jihad paling Afdhal (paling utama) adalah jihad di dalam 'ilmu
Karena hal ini akan membuat terbukanya hati yang terkunci, kebaikan semakin banyak dan berbagai manfaat di belakangnya
Karenanya kita berusaha Menghindarkan diri dari hal yang bisa melemahkan semangat dan mengurangi kesungguhan dalam menuntut majelis ilmu tsb.

Dan hal ini perlu kesyukuran yang benar dalam bentuk Berdakwah di jalan Allah Ta'ala, menghafal ayat lalu menerangkan maknanya kepada manusia maka akan menjadi kebaikan yang sangat besar.

Ketahuilah
Ada salah satu perkara yang sangat berpengaruh negatif pada dakwah itu  dan hal ini sangat membuat sedih para 'ulama, yang mana perkara ini menyebabkan apa yang disampaikan oleh para 'Ulama, para Da'i tidak di terima oleh manusia.
Yang Perkara ini banyak terjadi pada orang yang baru mempelajari manhaj salaf.
Dan ini perkara ini berasal dari was-was  syaiton yang syaiton tidak mampu merusak mereka (para Da'i yang baru belajar Sunnah) dari aqidah , dari berpegang dari sunnah  maka syaiton mampu menjatuhkan mereka dengan menjadikan adanya *akhlak yang buruk* antara sesama mereka.

Mereka (dibuat) seakan-akan tidak pernah memperhatikan dan mendengarkan Firman Allah Ta'ala :

ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ

_“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik_
(QS. Fushilat : 34).

Atau seakan mereka tidak pernah membaca dari ayat...
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

_Sekiranya kamu (Muhammad) bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu._
(QS Ali Imran, 159)

Atau Kadang ayat ini selalu di baca, selalu di dengar, tapi hanya sekedar lewat saja tanpa mereka perhatikan dan menanyakan apa saja hukum yang terkait (fiqh) didalamnya.

Dari sudut hukum yang banyak manusia yang kurang di dalamnya, akhlak itu dibagi 2 :
1. Akhlak yang wajib
2. Akhlak yang disunnhakan

Dan diantara banyak hal yang dakwah itu tidak di terima manusia disebabkan oleh *Sikap keras, berlebihan, berburuk sangka, ghibah, Hasad yang melalui batas dari para da'i*

(Sebgai contoh) Bagi orang lain dirinya (sang da'i) selalu tampak dirinya

berbuat baik (akhlak yang baik), tapi kadang di keluarganya tampak akhlaknya tidak bagus/jelek, seperti jika dirinya memiliki beberapa istri, maka dia akan condong pada istri yang tertentu.
*Dan karena perkara inilah, manusia akan menyelisihi orang ini ketika dirinya berdakwah.*

(Kiasannya) Jika kita melihat ada Rumah sakit yang menggaji dokternya, yang dokter tsb memiliki ijazah palsu (dokter palsu) dan dokter ini telah mengobati manusia dan telah melakukan berbagai operasi.

Apakah orang yang berobat ke rumah sakit tsb akan tenang, kemudian jika Rumah sakit yang rusak(jelek) ini  datang  seorang dokter yang baik (ahli) maka dokter ini akan terpengaruh dari pengaruh dokter rusak (jelek) tadi sehingga dokter yang baik ini pun akan di cap sebagai dokter yang jelek.
Orang mungkin akan meninggalkan rumah sakit ini  karena pengaruh dokter jelek tsb walau ada jg dokter yang baik di dalamnya

(Orang yang jelek akhlaknya itu) terkadang  bagus dalam bermuamalah dengan orang lain tapi bagi keluarganya  sangat buruk akhlaknya dari orang tuanya,  anaknya,  istrinya. Bahkan dalam perkara sedekah, untuk menempatkan sedekah saja dia tidak pandai.
Padahal perhatikan Sabda Rasulullah  Shallallahu  'Alaihi Wassalam :

« دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ » .

_“Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar pahalanya.”_
(HR. Muslim)

Dan ini Untuk infaq yang wajib.

Seorang yang kenal sunnah akan mengikuti  Hadist
Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: 

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

_“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan *bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik”*._ 
[HR. Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain derajatnya hasan shahih

Dalam hadits ini, ketika seorang keluar kepasar dan memberi salam dan dengan wajah tersenyum, maka ini cukup akan membawa kebaikan tapi kadang hal ini justru kadang  *tidak terlihat* pada ikhwa salafiyyun. Bahkan (kerena wajah susah senyum ini) terkadang bagi istri dan anak saja untuk minta keperluannya maka akan penuh dengan kesusahan. Dan ini biasanya terjadi pada orang yang baru mengenal Dakwah dan baru belajar.

Saya ( Syaikh 'Adil As Subai'iy hafidzahulloh) pernah mendengar Syaikh Al Albani Rahimahulloh, beliau berkata :
Para Salafiyyun, mereka kurang dalam akhlak dan beliau (Syaikh Al Albani Rahimahulloh) itu meninggal dalam keadaan sedih karena Beliau dengar berbagai kejadian , ada orang yang di beri harta tapi tidak dia kembalikan, atau masuk pada perniagaan jelek  maka beliau katakan mereka itu perlu akhlak yang mulia.

Dari Abu Darda radiallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ.”

_“Tidak ada sesuatu apapun yang paling berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat nanti daripada akhlak yang mulia. Sesungguhnya Allah sungguh membenci orang yang berkata kotor lagi jahat._
Shahih, diriwayatkan oleh Imam At-Tirmdzi (4/2002) dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albany dalam kitab Shahiih Al Jaami’ no. 5632

Hendaknya diperhatikan dari akhlak ini, dan manusia yang paling berhak mendapatkan perlakuan yang baik  setelah keluarga adalah saudara, murid, guru dan orang yang berada disekitar kita
Firman Allah Ta'ala

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

_Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh_
(QS Al A'raf 199)

Jadilah engkau pemaaf artinya ambil apa yang memudahkan mereka , jangan keras pada mereka, jangan bersikap berlebihan.
Allah Ta’ala berfirman.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

_“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu”_
[QS Ali Imran : 159]

Kadang ada da'i yang berdakwah kepada akhlak mulia tapi penerapan pada dirinya sendiri juga tidak ada (tidak mengamalkan apa yang didakwahkan)

Sebab hal ini sebab sedikitnya pemahaman (Fiqh,ilmu) karena terkadang orang yang awwam tapi miliki akhlak yang baik, itu kadang lebih baik dari da'i yang memiliki akhlak yang rusak di tengah manusia.

Maka pahami ini dengan baik
*bahwa sebagian akhlak adalah sifatnya sunnah, tapi bagi da'i hal ini terkadang akhlak yang Sunnah ini akan menjadi wajib karena dengan meninggalkan sebagian akhlah yang  sunnah ini maka akan mengakibatkan kejelekan yang besar pada orang yang di dakwahi.*

(Perhatikan Akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam)
Beliau telah disakiti di jalan Allah Ta'ala,  diganggu, dituduh dan bahkan pernah di luka saat perang dan mengucurkan darah, tapi Beliau memohon agar mengampuni perbuatan umatnya.
ketika usai dari perang Uhud, yang padanya Beliau terluka di wajah dan dahinya, Sambil mengusap darah dari wajahnya Beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam berdoa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ

_“Ya Allah, ampunilah ( jangan Engkau timpakan siksa yang membinasakan/beri tangguh) kaumku, karena sejatinya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu‘_
(Muttafaqun alaih)

Mampukah kita mencontoh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam, bukan sekedar berucap saja tanpa mengamalkan apa yang ucapannya

Dalam dakwah, masalah akhlak itu perlu ditanamkan yaitu bagi orang yang didakwahi, maka dakwahi dengan perkara akhlaq. Seperti bagaimana  kedermawanan itu, berbuat baik dan bagaimana untuk tidak tergesa-gesa menvonis (menghukumi sesuatu)

Imam Ibnu Mubarak Rahimahullah berkata
Akhlak yang baik adalah sesuatu yang mudah,  hanya dengan Ucapan indah (lembut) dan dengan wajah yang ceria.

Inilah 2 dari akhlak yang mulia
*1. Ucapan baik,* artinya pada sesuatu apapun maka dia berucap dengan lemah lembut, baik, dan meninggalkan perkataan  jelek
Maka seakan-akan karena ucapan baik ini, antar orang yang dulunya memusuhi kamu, maka kelak akan menjadi kawan  yang akan melindungimu.

*2.Wajah yang ceria*
_Jarir bin Abdullah al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku“_
[HR al-Bukhari (no. 5739) dan Muslim (no. 2475)]

Inilah akhlak dari Nabi Shallallahu  'Alaihi Wasallam,  maka kenapa kita tidak mencintai Beliau Shallallahu  'Alaihi Wasallam.
Maka hendaknya kita kontinu dan bersabar di atas apa yang di tuntunkan Rasulullah Shallallahu  'Alaihi Wasallam
Sebab Orang yang paling dekat nanti disisi Allah Ta'ala dan yang tinggi derajatnya adalah orang yang paling baik akhlaknya
Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi no. 1162. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284.)

Shadaqah menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Uyainah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Al Munkadir berkata:

....... أَيْ عاَ ئِشَةُ، إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْ تَرَكَهُ النّاَسُ- أَوْ وضدَعَهُ النّاس- اِتِّقاَءَ فُحْشِهِ
_......Beliau bersabda, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang yang ditinggalkan manusia –atau dihindari manusia –karena takut akan kejahatannya (jelek akhlaknya)”_
(HR. Bukhari 78 dan Muslim 45) kitab Adabul Mufrad)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda :
_Sungguh harta kalian tidak akan lapang mencukupi kalian tapi yang mencukupi kalian adalah akhlak kalian_

=========================
_Wallahu 'alam_

Dari Abu Bakrah , Nabi shallallahu 'alaihi wasallam 
... لِيُبَلِّغ الشَّاهِدُ مِنْكُمْ الْغَائِبَ...

_...(Maka) Hendaklah yg hadir menyampaikan kepada yg tak hadir..._
(HR. Bukhari; 102)

Abdullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA