TAFSIR SURAT ASY-SYARH / AL-INSYIRAH (1)

اَلَمْ نَشْرَحْ لَـكَ صَدْرَكَ

"Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 1)

Allah telah melapangkan dada Nabi Muhammad ﷺ secara maknawi, artinya lapang untuk menerima kedua jenis hukum Allah, hukum syar'i (agama/syariat) dan qadari/taqdir yaitu segala musibah yang dialami sebagai manusia.

Dikarenakan syariat ini bertolakbelakang dengan hawa nafsu. Manusia terkadang merasa berat untuk menjalankan perintah-perintah Allah, berat untuk meninggalkan sesuatu yang Allah haramkan, sebab itu semua bertentangan dengan hawa nafsu. Sedangkan hawa nafsu selalu memerintahkan kejelekan dan tidak lapang dengan perintah dan larangan Allah.

Manusia terkadang merasa berat untuk menegakkan shalat, sebagaimana Allah sebutkan tentang keadaan kaum munafiq:

Allah berfirman:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ  ۚ  وَاِذَا قَامُوْۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰى  ۙ  يُرَآءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا 

"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 142)

Namun ada pula sebagian manusia yang merasa ringan saat menegakkan shalat, bahkan selalu ingin menjalankannya serta menantikan waktunya. Sebagaimana Nabi ﷺ sabdakan:

"Dijadikan penyejuk kedua mataku dalam shalat"

Sebagian manusia menginginkan sesuatu yang haram, seperti zina, minum khamr, dll, dan berat untuk meninggalkannya.

Tapi ada juga sebagian manusia yang lapang dadanya untuk meninggalkan apa yang Allah haramkan.

Perhatikan pada kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam, saat diajak berzina oleh istri al-Aziz. Dalam keadaan pintu sudah ditutup, dan wanita tersebut berpenampilan serta berdandan dengan pakaian sebagus-bagusnya dan bersolek secantik-cantiknya, di tempat yang sepi dan aman serta tidak akan dimasuki oleh seorangpun, Nabi Yusuf 'alaihissalam sendiri kondisinya masih seorang pemuda.

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّـفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ  وَقَالَتْ هَيْتَ لَـكَ ۗ  قَالَ مَعَاذَ اللّٰهِ اِنَّهٗ رَبِّيْۤ اَحْسَنَ مَثْوَايَ ۗ   اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

"Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, Marilah mendekat kepadaku. Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung."
(QS. Yusuf 12: Ayat 23)

وَلَـقَدْ هَمَّتْ بِهٖ ۚ  وَهَمَّ بِهَا لَوْلَاۤ اَنْ  رَّاٰ بُرْهَانَ رَبِّهٖ ۗ  كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّۤوْءَ وَالْـفَحْشَآءَ ۗ   اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ

"Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih."
(QS. Yusuf 12: Ayat 24)

وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ  قَمِيْصَهٗ مِنْ دُبُرٍ وَّاَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا الْبَابِ ۗ  قَالَتْ مَا جَزَآءُ  مَنْ اَرَادَ بِاَهْلِكَ سُوْٓءًا اِلَّاۤ اَنْ يُّسْجَنَ اَوْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

"Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamisnya (Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Dia (perempuan itu) berkata, Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksa yang pedih?"
(QS. Yusuf 12: Ayat 25)

Dan dalam hadits Bukhari Muslim tentang tujuh golongan manusia yang akan Allah beri naungan dengan naungan-Nya di hari tiada naungan selain naungan-Nya. Diantara golongan tersebut ialah: Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik dan berkedudukan, namun laki-laki itu menolak dan mengatakan: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA