Sikap Keras Al-Imam Asy-Syafi’i Terhadap Ilmu Filsafat


ﺑِﺴْـﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*
*Al-Imam Al-Baihaqi dalam Manaqibnya membawakan sebuah bab* :
ﺑﺎﺏ : ﻣﺎ ﺟﺎﺀ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻣﺠﺎﻧﺒﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻭﺑﻐﻀﻪ ﺇﻳﺎﻫﻢ ﻭﺫﻣﻪ ﻛﻼﻣﻬﻢ ﻭﺇﺯﺭﺍﺋﻪ ﺑﻬﻢ ﻭﺩﻗﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻣﻨﺎﻇﺮﺗﻪ ﺇﻳﺎﻫﻢ
“Bab tentang hal-hal yang diriwayatkan dari Asy-Syafi’i rahimahullah tentang sikap beliau dalam menjauhi ahlul ahwaa’ dan kebencian beliau kepada mereka, celaan beliau terhadap perkataan mereka, perendahan/penghinaan beliau kepada mereka, kerasnya beliau terhadap mereka, dan perdebatan beliau dengan mereka”
*(Manaaqib Asy-Syaafi’i li Al-Baihaqi 1/452)*
Lalu Al-Imam Al-Baihaqi membawakan banyak riwayat yang menunjukan sikap keras Al-Asy-Syafi’i terhadap bid’ah dan pelakunya, diantaranya :
Ar-Robii’ berkata, “Aku melihat Asy-Syafi’i turun dari tangga sementara sebagian orang di majelis sedang berbicara tentang sedikit ilmu filsafat, maka Asy-Syafi’i pun berteriak seraya berkata : “Hendaknya mereka berdekatan dengan kita dengan kebaikan atau hendaknya mereka pergi meninggalkan kita”
*(Manaaqib Asy-Syaafi’i 1/459)*
“Hukumanku bagi para ahli filsafat agar mereka dipukul dengan pelepah kurma lalu di diangkut di atas unta lalu di arak (dikelilingkan) di kampung-kampung dan kabilah-kabilah, lalu diserukan atas mereka : “Inilah balasan orang yang meninggalkan al-Qur’an dan Hadits lalu menuju ilmu filsafat”
*(Manaaqib Asy-Syaafi’i 1/462)*
*Al-Imam Asy-Syaafi’i juga berkata* :
“Tidak ada sesuatu yang lebih aku benci daripada ilmu filsafat dan ahli filsafat”
*(Taariikh Al-Islaam li Adz-Dzahabi 14/332)*
Yang sangat menyedihkan adalah mulai banyak pemuda yang mengaku bermadzhab Syafi’i yang tertarik dengan ilmu filsafat, sehingga akhirnya terjebaklah mereka dalam pemahaman liberal !!!
Sikap keras para ulama terhadap ilmu filsafat memang sangat beralasan, mengingat ilmu filsafat inilah yang menimbulkan banyak malapetaka dan bid’ah dalam aqidah.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah digelari dengan “ ﻧَﺎﺻِﺮُ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔ ” (Penolong sunnah/hadits) tatkala beliau di Baghdad karena saat itu di Baghdad berkembang madzhab Jahmiyah dan Mu’tazilah. Yang tentunya mereka telah menolak hadits-hadits Nabi atau mentakwil hadits-hadits tersebut dengan akal mereka yang telah teracuni dengan ilmu filsafat.
*Diantara tokoh Mu’tazilah di Baghdad tatkala itu adalah Bisyr Al-Mirrisy*.
*Abu Bakar Al-Junaid berkata, “Bisyr Al-Mirrisy berhaji lalu kembali (ke Baghdad)*, lalu ia berkata kepada para sahabatnya :
ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺷَﺎﺑًّﺎ ﻣِﻦْ ﻗُﺮَﻳْﺶٍ ﺑِﻤَﻜَّﺔَ ﻣَﺎ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺬْﻫَﺒِﻨَﺎ ﺇِﻻَّ ﻣِﻨْﻪُ
“Aku melihat seorang pemuda dari Quraisy di Mekah, aku tidak mengkhawatirkan madzhab kita kecuali dari pemuda tersebut”
Maksudnya adalah Al-Imam Asy-Syafi’i”
*(Taariikh Baghdaad 2/65)*
*Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah untuk rajin berbuat kebajikan*
Yang selalu mengaharapkan ampunan & rahmat Rabbnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA