Kisah Nabi Adam (27)


📚 Materi Shahih Kisah Para Nabi

📖

* Kehidupan Adam Di Bumi*

Adam tahu ia mengucapkan selamat tinggal pada perdamaian dan ia meninggalkan surga. Di bumi ia akan menghadapi konflik dan perjuangan. Tidak lama setelah salah satu berakhir yang lain dimulai. Dia juga harus bekerja keras untuk mempertahankan dirinya. Dia harus melindungi dirinya dengan pakaian dan senjata dan melindungi istri dan anak-anak dari binatang buas. Di atas semua itu ia harus berjuang melawan roh jahat. Setan, penyebab terusirnya Adam dari surga, terus memperdaya dia dan anak-anaknya dalam upaya untuk membuat mereka dilemparkan ke dalam api neraka.

Pertempuran antara kebaikan dan kejahatan yang terus-menerus, tetapi orang-orang yang mengikuti bimbingan Allah dan tidak takut apa-apa sementara mereka yang tidak mematuhi Allah dan mengikuti Iblis akan dikutuk bersama dengan dia.
Adam menangkap semua ini dan dengan pengetahuan tentang penderitaan ini ia mulai hidupnya di bumi. Satu-satunya hal yang memungkinkan kesedihannya adalah bahwa ia menguasai bumi dan harus membuatnya menyerah kepadanya. Dia adalah orang yang harus mengabadikan, mengolah dan membangun dan mengisi bumi. Dia juga lah yang harus berkembang biak dan membesarkan anak-anak yang akan mengubah dan memperbaiki dunia.

Nabi Adam mengetahui bahwa ia meninggalkan kedamaian ketika keluar dari surga. Di bumi ia harus menghadapi penderitaan dan pergulatan, di mana ia harus menanggung kesulitan agar dapat makan, dan ia harus melindungi dirinya dengan pakaian dan senjata, serta melindungi istrinya dan anak-anaknya dari serangan binatang buas yang hidup di bumi. Sebelum semua itu dan sesudahnya, ia harus meneruskan pertempurannya dengan pangkal kejahatan yang menyebabkannya keluar dari surga, yaitu setan. Di bumi, setan membuat waswas kepadanya dan kepada anak-anaknya sehingga mereka masuk dalam neraka Jahim. Pertempuran antara pasukan kebaikan dan pasukan kejahatan di bumi tidak akan pernah berhenti. Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk Allah SWT, ia tidak akan merasakan ketakutan dan kesedihan, dan barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah SWT dan mengikuti makhluk api, iblis, maka ia akan bersamanya di neraka.

Nabi Adam mengerti semua ini. Ia menyadari bahwa penderitaan akan menyertai kehidupannya di atas bumi. Satu-satunya yang dapat meringankan kesedihannya adalah, bahwa ia menjadi penguasa di bumi, yang karenanya ia harus menundukkannya, memakmurkannya, dan membangunnya serta melahirkan keturunan yang baik di dalamnya, sehingga mereka dapat mengubah kehidupan dan membuatnya lebih baik. Hawa melahirkan dalam satu perut seorang lelaki dan seorang perempuan, dan pada perut berikutnya seorang lelaki dan seorang perempuan, maka dihalalkan perkawinan antara anak lelaki dari perut pertama dengan anak perempuan dari perut kedua. Akhirnya, anak-anak Nabi Adam menjadi besar dan menikah serta memenuhi bumi dengan keturunannya.

Sumber:
📕 Kisah Nabi Adam, Ibnu Katsir

      Kisah Para Nabi, Ustadz Dadan Ahmad Ramdhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA