Termasuk Bagian Agama adalah Menghindar dari Fitnah-Fitnah


📚 Syarah Shahih AlBukhari Kitabul Iman

📖 Bab 12

**



Penjelasan : Imam Bukhori membawakan judul bab ini dalam kitab Imam, karena agama disini mencakup Islam, Iman dan Ihsan, sebagaimana dalam hadits Jibril 'Alaihis Salaam yang masyhur, bahwa Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam memberitahukan kepada Umar Rodhiyallohu 'Anhu bahwa Jibril 'Alaihis Salaam datang untuk mengajarkan perkara agama kepada kalian.

Disini Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menyebutkan Islam, Iman dan Ihsan dengan agama. Sehingga hadits yang dibawakan berikut ini oleh Imam Bukhori, menunjukkan bahwa untuk menjaga keimanan seseorang maka disyariatkan menghindarkan diri dari fitnah-fitnah yang ada. Bab ini juga masih dapat dikaitkan dengan bab sebelumnya, tentang kecintaan kepada sahabat Rodhiyallohu 'Anhum, yakni ketika mulai terjadi fitnah-fitnah pada penghujung akhir zaman Sahabat, Abu Said Al Khudri Rodhiyallohu 'Anhu yang membawakan hadits ini, lebih memilih menyendiri lari dari hiruk pikuknya fitnah untuk menyelamatkan agamanya. Ini juga menunjukkan kepada kita untuk tidak terjun dalam fitnah-fitnah dunia yang ada, yang lebih dahsyatnya lagi pada zaman ini. Salah seorang ulama salaf pernah berkata : “Saya tidak heran dengan orang yang binasa pada zaman ini, namun yang saya takjub kepadanya adalah orang-orang yang selamat pada hari ini”.

Berkata Imam Bukhori : “Haddatsanaa Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abdur Rohman bin Abdullah bin Abdur Rohman bin Abi Sho’sho’ah dari Bapaknya dari Abu Said Al Khudriy Rodhiyallohu 'Anhu bahwa Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda : “Hampir saja sebaik-baik harta seorang Muslim adalah kambing yang ia gembalakan di puncak gunung dan tempat turunnya hujan (lembah), ia menyelamatkan agamanya dari fitnah-fitnah yang ada”.

💎 Penjelasan Hadits:

1. Hadits ini terdapat anjuran untuk beruzlah (menyendiri) kalau dipandang itu dapat menyelematkan agama seseorang.

2. Yang lebih utama adalah tetap bergaul dengan manusia dan mengadakan perbaikan di tengah-tengah masyarakat dan ini adalah keberuntungan seorang yang ghuroba (orang yang asing), sebagaimana dalam sebuah hadits, Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda :             “Beruntunglah Ghuroba yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah-tengah manusia yang telah merusak sunah-sunahku”. (HR. Tirmidzi (no. 2839) .



3. Pekerjaan halal yang dianggap rendahan masih jauh lebih baik daripada pekerjaan yang dianggap bergengsi, namun didalamnya banyak keharamannya.

4. Hidup sederhana dengan terjaganya agama adalah kehidupan yang baik dan penuh berkah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman mengingatkan hamba-Nya bahwa, kehidupan dunia ini adalah kesenangan yang semu dan sementara :

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid (57) : 20).

5. Kezuhudan para murid terbaik Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, yakni tidak terbesit keinginan di hati mereka untuk mengeruk kekayaan dunia ini.

6. Hadits ini juga sebagai dalil untuk berhijroh dari negeri yang penuh dengan kebatilan kepada negeri yang lebih baik kondisinya.

📲 t.me/mutiaraArrisalah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA