AMAL SHALEH JALAN MENUJU SURGA




وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ

“Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam syurga   yang   mengalir   di bawahnya   sungai-sungai, mereka   kekal
di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan
 mereka dalam syurga itu ialah "salaam".
(QS Ibrahim 23).

Al-kisah

Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami berkata, “Suatu ketika, aku menginap di rumah Rasulullah saw. Aku membantu beliau menyiapkan air wudhu dan kebutuhan lainnya. Beliau berkata kepadaku, “Mintalah sesuatu kepadaku”.
Aku pun berkata, “Aku meminta untuk bisa menemani Anda di surga”.
Tanya sang Baginda, “Adakah yang lain?”
Jawabku, “Hanya itu”.
Beliau pun bersabda, “Perbanyaklah bersujud kepada Allah”. (HR Muslim, Abu Dawud dan an-Nasa’i).
Para ulama salaf menuturkan, barangsiapa yang meninggal setelah melakukan amal shaleh, seperti : shaum ramadhan, melakukan haji dan umrah, kemungkinan besar dia akan masuk surga.

Teladan lain

Rasulullah saw tidak memberikan kekhususan kesempatan tertentu kepada Ali sebagaimana juga kepada Abu Lahab. Akan tetapi Nabi saw mengajak keduanya untuk mengucapkan kalimat syahadat dan Ali pun masuk Islam, sedangkan Abu Lahab tetap pada pendiriannya. Dia melangkahkan kakinya ke jalan neraka.

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang
 bersyukur dan ada pula yang kafir”.
(QS al-Insan 3).

Apakah Amal shaleh, Amal Ibadah, Amaliyah dan Amal Jariyah itu ?

1. Amal shaleh
Yaitu perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi dirinya dan mendatangkan faedah bagi orang lain. Amal shaleh dapat berupa amal jariyah dan juga sikap akhlakul karimah, termasuk juga membantu kesusahan orang lain, menuntut ilmu, menyantuni anak yatim dsb.

2. Amal Ibadah
Yaitu segala perkataan dan perbuatan dalam memperhambakan diri kepada Allah swt dengan taat melaksanakan segala perintah dan anjuran-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan.
Orang beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah swt.

3. Amaliyah
Yaitu perbuatan dan tingkah laku sehari-hari yang berhubungan dengan masalah agama.

4. Amal Jariyah
Yaitu amal kebajikan yang menimbulkan pahala yang mengalir terus menerus sampai hari Kiamat, misalnya : membangun masjid, madrasah, sarana pendidikan, panti asuhan, rumah sakit dsb.

Delapan langkah menuju Husnul Khatimah

1. Tulus terhadap Allah
2. Perbarui niat
3. Berbuat baik dan merasa rendah diri di hadapan Allah
4. Bersegera melakukan kebaikan
5. Mengikuti jejak Rasulullah saw
6. Ingat Akhirat
7. Perbaiki kekurangan diri
8. Berpegang teguh pada agama dan akidah Islam.

1. Tulus terhadap Allah

Yaitu  ketulusan niat dan hanya mengharap ridha Allah swt dalam segala amal perbuatan yang dia lakukan.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya dan sesungguhnya seseorang itu mendapatkan apa yang diniatkannya……………. “. (HR Bukhari Muslim).

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Bagaimana pendapatmu mengenai seorang yang berperang dengan maksud mencari imbalan dan sanjungan, apa yang dia dapatkan?”.
Rasulullah saw menjawab, “Dia tidak mendapatkan apa-apa”.
Laki-laki itu pun mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Setiap  kali bertanya, Rasulullah saw selalu menjawab, “Dia tidak mendapatkan apa-apa”.
Beliau pun bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal seseorang kecuali yang dilakukan dengan tulus kepada-Nya dan mengharapkan ridha-Nya”.   (HR an-Nasa’i).

Potret Kehidupan
Jika seseorang berkata, “Sesungguhnya aku ingin mengunjungi si Fulan karena Allah swt. Namun, aku mendapati orang lain di tempat si Fulan dan aku menghabiskan waktuku bersamanya”. Maka  orang tersebut tidak mendapatkan pahala melakukan ziarah, karena suatu amal yang disertai niat duniawi tidak diterima di sisi Allah swt.

2. Perbarui niat

Allah swt telah menjadikan shalat dalam beberapa waktu. Di antara hikmahnya, agar orang yang melakukan shalat senantiasa mawas diri dari waktu ke waktu dan dapat melihat apa yang telah dilakukan. Apakah dia telah menunaikanya ataukah lalai?.

Rasulullah saw bersabda, “Bagaimana pendapat kalian jika sebuah sungai berada di depan pintu rumah kalian dan kalian mandi di sungai tersebut setiap hari sebanyak lima kali, apakah kotorannya tersisa?”.
Para sahabat menjawab, “Tidak ada lagi kotoran yang tersisa, ya Rasulullah”.
Nabi saw pun bersabda, “Perumpamaan itu seperti halnya mendirikan shalat lima kali. Dengan shalat lima kali, Allah akan menghapus segala kesalahan”. (HR Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Baihaqi).

3. Senantiasa berbuat baik dan merasa rendah diri di hadapan Allah setelah berbuat kesalahan.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“ Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni
dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
 perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(QS Ali Imran 135).

Di dalam Hadits Qudsi disebutkan, “Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan suatu kesalahan, kemudian engkau menemui-Ku seraya tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apapun, maka Aku akan mendatangimu dengan membawa ampunan”. (HR Tirmidzi).
Seseorang yang memohon ampunan  tidak disebut durhaka, meskipun dia berdosa sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari. (HR Baihaqi).
Potret kehidupan
Bagaimana tangan seseorang bisa bersih sementara ia selalu menggunakannya untuk mencatat kezalimannya sendiri, membantu dirinya dalam melakukan perbuatan tercela berupa menjelek-jelekkan sebagian orang atau memperlihatkan aurat atau cacat seseorang di koran dan majalan serta menggunakannya untuk mencatat permasalahan yang keji?
Adapun anggota-anggota tubuh yang lainnya melakukan hal yang sama sebagaimana tangannya.

4. Bersegera melakukan kebaikan

Maknanya yaitu bergegas melakukan kebaikan dan tidak mengakhirkan atau menundanya. Lalu menyembunyikan kebaikan tersebut dan tidak memperlihatkannya serta menganggapnya sebagai amalan yang sedikit.
Abbas bin Abdul Muthalib berkata, “Suatu kebaikan tidak akan terwujud kecuali dengan 3 hal : segera melakukannya, menganggapnya sebagai suatu amalan kecil dan menutupinya”. (Tafsir Al-Qurthubi).

5. Mengikuti jejak Rasulullah saw

Bersungguh-sungguhlah untuk mengikuti petunjuk Nabi saw dan meniru jejak beliau dalam ucapan dan perbuatan. Beliau tidak berdusta, tidak bakhil dan tidak marah kecuali kepada orang yang  melanggar larangan Allah swt.
Kemuliaan dan keutamaan Rasulullah saw tidaklah terhitung, maka dari itu carilah di dalam kisah perjalanan hidup beliau atau Sirah Nabi saw.
Bacalah kisah perjalanan beliau, lalu ikutilah metodanya, niscaya kamu akan memperoleh kemuliaan dari Allah swt.

6. Ingat Akhirat

Orang bijak berkata, “Jika terlewatkan olehku mengingat akhirat dalam sesaat, hatiku menjadi rusak”.
Dengan mengingat akhirat, hati menjadi lembut, jiwa akan condong pada ketaatan dan hati selalu ingat pada pengawasan Allah swt.

7. Perbaiki kekurangan diri

Perbaiki aib diri dengan berpedoman pada kitab Allah swt dan Sunnah Nabi saw serta dengan bertanya kepada ulama Muslim.
Jiwa seseorang seperti anak kecil. Jika kamu membiarkannya, ia akan tumbuh dewasa tanpa melepas keinginannya untuk selalu menyusu. Namun jika kami menyapihnya, ia pun akan berhenti menyusu.

8. Berpegang teguh pada agama dan akidah Islam

Lakukan ini setiap waktu, bahkan di setiap detik. Allah swt mengisahkan wasiat Nabi Ibrahim dan Ya’kub kepada dua anaknya :

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. Ibrahim berkata, “Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu. Maka janganlah kamu mati, kecuali dalam memeluk agama Islam”.  (QS Al-Baqarah 132).


Referensi  : Buku Al-Wa’dul Haq Perjalanan Terakhir Anda yang Pasti Terjadi
Karya DR Umar Abdul Kafi, Penerbit Maghfirah Pustaka, Jakarta 2016.




BERSAMBUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA