KHAUF DAN RAJA SEBAGAI MOTIVASI IBADAH


KHAUF DAN RAJA
SEBAGAI MOTIVASI IBADAH

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

1. Rasa Takut dan Harapan

Menempuh jalan yang lurus sebagai ketaatan akan berhasil dengan menerapkan sikap takut dan harapan serta kewajiban-kewajiban dan batasan-batasan yang berkaitan dengannya.
Ada dua alasan pentingnya sikap takut dan harapan dalam melaksanakan ibadah, yaitu :

a. Sikap takut dapat mencegah kemaksiatan
Sebab, jiwa yang selalu mendorong kejahatan cenderung berbuat keburukan dan menebar fitnah.
Kejahatan, keburukan dan fitnah itu hanya dapat diakhiri dengan rasa takut yang besar dan ancaman yang tegas. Karena pada dasarnya, jiwa manusia itu lebih menyenangi kebebasan dan kekerasan.

b. Supaya tidak berbangga dengan ketaatan yang dilakukan
Berbangga atas ketaatan dikhawatirkan akan menghancurkan di belakang, bahkan menyiksanya dengan hinaan, cacat dan kekurangan berupa berbagai keburukan, dosa dsb.

2. Konsep Takut dan Harapan

a. Konsep Takut dan Harapan tergantung pada bisikan yang masuk ke dalam hati, rasa takut adalah getaran yang berdentang dalam kalbu sebagai akibat dari prasangka buruk dan rasa khawatir disertai keyakinan bahwa getaran tersebut dianggap sebagai persoalan besar.

b. Permulaan Rasa Takut ada 4 macam, yaitu :
1) Mengingat banyak dosa yang dilakukan dan berbagai pertengkaran yang terjadi selama hidup.
2) Mengingat dahsyatnya siksa dan tidak akan kuat memikulnya
3) Mengingat kelemahan diri dalam menerima siksa
4) Mengingat kekuasaan Allah yang mutlak, kapan dan dimana saja.
c. Harapan adalah kesenangan hati untuk memahami anugerah Allah dan menerima keluasan rahmat-Nya. Hal ini bukan merupakan bisikan tetapi keinginan untuk menggapainya. Lawannya adalah putus asa.

d. Permulaan harapan terbagai empat, yaitu :
1) Mengingat anugerah yang diberikan Allah tanpa diduga
2) Mengingat pahala dan janji Allah, tanpa memikirkan hak mene-     rima pahala amal yang telah dikerjakan
3) Mengingat nikmat yang pernah diberikan Allah bukan karena hak dan permintaan.
4) Mengingat keluasan rahmat dan kebesaran anugerah Allah. Dia mendahulukan rahmat-Nya daripada murka-Nya.

3. Prosesi Takut dan Harapan

Melewati tahapan ini dengan baik merupakan proses yang sangat sulit, sebab membutuhkan perjalanan panjang dan dampaknya sangat besar. Tahapan ini ada dua jalan yaitu jalan aman dan jalan keputusasaan. Sementara harapan dan takut menjadi jalan tengah yang moderat di antara keduanya.
Jika harapan mengalahkan diri hingga  rasa takut hilang, berarti kita menempuh jalan yang aman, hanya orang-orang yang merugi yang merasakan ketidaknyamanan rencana Allah.
Sebaliknya, jika rasa takut menguasai diri hingga melenyapkan harapan, berarti kita terjerembab ke jalan keputusasaan. Hanya orang kafir yang merasa putus asa dari rahmat Allah.

4. Dasar Pokok Harapan dan Rasa Takut
a. Firman Allah
1) Tentang Harapan :

قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
 إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh Dialah Yang Maha
Pengampun, Maha Penyayang”.
 (QS az-Zumar 53)

2) Tentang Rasa Takut

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
(QS al-Qiyamah 36).

3) Harapan dan Takut

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Kabarkan kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Akulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS al-Hijr 49).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA